7 Petenis Juara Grand Slam yang Tersandung Kasus Doping, Iga Swiatek Masuk Daftar

I Gede Ardy Estrada

Editor: I Gede Ardy Estrada

Iga Swiatek
Petenis putri nomor 1 dunia Iga Swiatek hanya mampu mencapai babak ketiga Grand Slam Wimbledon 2024. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

SKOR.id – Doping lagi-lagi menjadi topik hangat dalam olahraga tenis menyusul kasus teranyar yang menjerat Iga Swiatek. Pemilik lima gelar Grand Slam ini dinyatakan positif menggunakan zat terlarang.

Hasil tes Swiatek terbukti positif trimetazidine, zat yang ditemukan sebagai kontaminan dalam obat tidur melatonin yang dikonsumsinya. Akibat pelanggaran tersebut, ia dijatuhi skorsing satu bulan. 

Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) memberi hukuman paling ringan terhadap tunggal putri nomor dua dunia itu karena menilai tidak ada kesalahan serta kelalaian signifikan yang dilakukan.

Tentu saja ini segera memicu kontroversi. Terlebih sanksi yang diberikan tergolong sangat ringan dan kasus Swiatek muncul tak lama usai petenis top lainnya, Jannik Sinner, juga dinyatakan positif doping.

Namun, bukan hanya Swiatek dan Sinner petenis elite berstatus juara Grand Slam yang pernah melanggar aturan doping. Beberapa nama besar pun pernah tersandung masalah memalukan tersebut.

1) Iga Swiatek (2024)

Kasus doping terbaru dalam yang menjerat pemilik gelar Grand Slam kembali terjadi setelah Iga Swiatek dijatuhi larangan bertanding satu bulan akibat terbukti positif TMZ atau trimetazidine.

Empat kali juara Grand Slam French Open dan sekali US Open tersebut dinyatakan positif sesaat sebelum Cincinnati Open 2024, Agustus lalu dan diskors sementara dari 12 September-4 Oktober.

Lalu Swiatek banding dan berhasil. Argumen atlet Polandia itu bahwa obat melatoninnya terkontaminasi trimetazidine diterima. Ini memungkinkannya kembali untuk tampil di WTA Finals dan Billi Jean King Cup.

Setelah divonis melakukan ‘kesalahan yang tidak fatal’ oleh ITIA, Iga Swiatek dijatuhi sanksi satu bulan. Dengan demikian, ia akan dapat bermain kembali pada awal musim 2025.   

2) Jannik Sinner (2024)

Pada Agustus 2024 dunia tenis dikejutkan dengan kasus doping yang menimpa Jannik Sinner. Petenis putra nomor 1 dunia dua kali dinyatakan positif menggunakan steroid clostebol yang dilarang, Maret lalu.

Kabar tersebut muncul hanya beberapa hari sebelum Grand Slam US Open. Kasus Sinner baru terungkap belakangan usai sang petenis sukses banding dan akhirnya dinyatakan tidak bersalah oleh ITIA

Juara Grand Slam Australian Open 2024 itu terbebas dari sanksi karena ITIA menilai kandungan clostebol masuk ke tubuh sang petenis tanpa sengaja saat dipijat oleh fisioterpisnya.

Namun Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sudah mengumumkan banding atas putusan ITIA. Ini artinya Jannik Sinner masih berpotensi menghadapi hukuman berat. 

3) Simona Halep (2022)

Simona Halep seperti tersambar petir saat karier tenisnya terancam setelah pada Oktober 2022 dinyatakan positif memakai obat anti-anemia roxadustat dalam Grand Slam US Open tahun itu.

Akibatnya, mantan petenis putri nomor 1 dunia asal Rumania tersebut diskors sementara dari olahraga. Pada akhirnya Halep dijatuhi sanksi berat, larangan bertanding selama empat tahun pada September 2023.  

Juara Grand Slam French Open 2018 dan Wimbledon 2019 ini terus mengeklaim tes dilakukan usai dirinya menerima zat dari eks pelatihnya, Patrick Mouratoglou, dan mengajukan banding ke CAS, Februari 2024.

Perjuangan Simona Halep berbuah hasil. CAS mengurangi masa suspensinya menjadi sembilan bulan. Ia comeback di Miami Open pada Maret lalu, tetapi belum mampu mengembalikan performanya.      

4) Maria Sharapova (2016)

Maria Sharapova mengakui dirinya telah melakukan kesalahan besar sekaligus konyol usai terbukti positif menggunakan meldonium pada Grand Slam Australian Open 2016. 

Sang petenis Rusia lupa mengecek daftar terbaru obat yang dilarang Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Di dalamnya ternyata ada meldonium, obat jantung yang sudah dikonsumsinya selama satu dekade.

Sharapova awalnya dilarang bertanding selama dua tahun pada Juni 2016. Tetapi setelah banding ke CAS, sanksi untuk juara Grand Slam lima kali tersebut direduksi menjadi 15 bulan.

Mantan tunggal putri nomor 1 dunia kemudian kembali meramaikan persaingan pada April 2017. Namun, ia gagal tampil maksimal dan memilih pensiun akhir Februari 2020.

5) Marin Cilic (2013)

Marin Cilic membantah dirinya melakukan pelanggaran setelah dinyatakan positif memakai nikethamide, stimulan yang membantu fungsi pernapasan, dalam Munich Open pada 2013. 

Petenis putra Kroasia tersebut mengeklaim zat terlarang itu terdapat dalam tablet glukosa yang dibawanya ke Prancis dan ITF menerima alasannya bahwa tidak ada kesalahan yang disengaja. 

Namun federasi tetap mengganjarnya larangan bertanding selama sembilan bulan. Cilic, mantan petenis putra nomor tiga dunia, berhasil mengajukan banding untuk mengurangi skorsnya menjadi empat bulan.

Ia kembali mengikuti tur pada Oktober 2013. Kurang satu tahun setelah tersandung skandal doping, Marin Cilic meraih satu-satunya titel Grand Slam dalam kariernya, yakni US Open 2014.

6) Martina Hingis (2007)

Comeback dari pensiunnya pada 2005, karier Martina Hingis tidak berjalan mulus. Musim 2007, pemilik lima trofi Grand Slam sektor tunggal putri ini terbukti positif memakai zat terlarang benzoylecgonine.

Hingis lalu mengajukan banding atas keputusan ITF yang mencabut peringkat dunianya dan memberikan larangan bertanding selama dua tahun dari Oktober 2007, meski akhirnya ditolak.

Mantan petenis putri nomor satu dunia asal Swiss tersebut terus menyatakan dirinya tidak bersalah. Kasus Martina Hingis berubah lagi ketika hasil tes pribadi terhadap sampelnya negatif.

Pun begitu, ia memilih tetap gantung raket hingga pada musim 2013 kembali dari masa pensiun untuk kali kedua. Hingis sukses menyabet total 10 gelar Grand Slam di nomor ganda putri dan ganda campuran.      

7) Petr Korda (1998)   

Petr Korda merupakan juara Grand Slam Australian Open 1998. Selang beberapa bulan setelah merengkuh titel major pertama dan terakhirnya itu, petenis putra asal Ceko terbukti doping.

Korda dinyatakan positif menggunakan steroid nandrolone yang dilarang ketika tampil dalam Grand Slam Wimbledon 1998. Ia pun terlibat pertarungan legal dengan sejumlah otoritas.

Usai keluar-masuk pengadilan selama sembilan bulan yang melibatkan Federasi Tenis Internasional (ITF), Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), Pengadilan Tinggi Inggris, Korda akhirnya diskors selama satu tahun.

Sanksi mantan tunggal putra nomor 2 dunia tersebut aktif pada 1 September 1999. Namun, sebelum masa hukumannya dimulai Petr Korda gantung raket usai gagal dalam kualifikasi Wimbledon di tahun yang sama.     

Source: Tennis 365

RELATED STORIES

Iga Swiatek Akhiri Kebersamaan dengan Sang Pelatih, Siap Buka Lembaran Baru

Iga Swiatek Akhiri Kebersamaan dengan Sang Pelatih, Siap Buka Lembaran Baru

Selama dilatih oleh Tomasz Wiktorowski, karier Iga Swiatek berkembang pesat dan berhasil meraih deretan prestasi berharga.

WADA Siap Turun Tangan, Jannik Sinner Belum Aman dari Ancaman Sanksi Berat

WADA dan NADO berhak mengajukan banding atas keputusan ITIA terkait kasus petenis Jannik Sinner yang dua kali gagal lolos tes anti-doping.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Erick Thohir

Timnas Indonesia

Wakil Pemerintahan Cina Hadir di SUGBK, Erick Thohir Minta Timnas Indonesia Main Serius

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, meminta Timnas Indonesia tampil habis-habisan saat menjamu Cina demi menjaga martabat bangsa.

Teguh Kurniawan | 02 Jun, 16:22

Trofi baru Piala Dunia Antarklub FIFA didesain inovatif dengan sarat makna. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

World

Pembagian Grup Piala Dunia Antarklub 2025, Chelsea Hadapi Tim Pengganti

Berikut ini pembagian grup Piala Dunia Antarklub 2025, Chelsea hadapi Los Angeles FC (LAFC) sebagai tim pengganti.

Pradipta Indra Kumara | 02 Jun, 15:55

Adrian Wibowo, pemain keturunan Indonesia yang membela LA FC. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Los Angeles FC Lolos, Adrian Wibowo Berpeluang Main di Piala Dunia Antarklub 2025

Los Angeles FC (LAFC) lolos ke PIala Dunia Antarklub 2025, Adrian Wibowo masih punya peluang tampil.

Pradipta Indra Kumara | 02 Jun, 14:05

tan joe hok bulu tangkis

Badminton

Legenda Bulu Tangkis Indonesia Tan Joe Hok Tutup Usia, Simak Torehan Emasnya

Indonesia kehilangan salah satu pionir dan legenda bulu tangkis nasional, Tan Joe Hok, pada Senin (2/6/2025).

Teguh Kurniawan | 02 Jun, 13:58

Berlari tidak melibatkan peralatan mewah apa pun. (Hendy AS/Skor.id)

Other Sports

Series Bandung Raya Catatkan Rekor Peserta Terbanyak Road to Milo Activ Indonesia Race

Road to Milo Active Indonesia Race 2025 Bandung Raya Series diikuti 7.000 pelari dan jadi rekor peserta terbanyak, Minggu (1/6/2025).

Taufani Rahmanda | 02 Jun, 12:54

Matheus Cunha dari Wolverhampton Wanderers bergabung ke Manchester United. (Deni Sulaeman/Skor.id).

Liga Inggris

Matheus Cunha Jadi Pemain Brasil Ke-10 yang Membela Manchester United

Matheus Cunha adalah pemain ke-10 dari Brasil yang membela Manchester United.

Pradipta Indra Kumara | 02 Jun, 12:23

Pusat Bulu tangkis Polytron Stadium yang berada di Universitas Diponegoro. (Djarum Foundation)

Badminton

Pusat Bulu Tangkis Polytron Stadium di Universitas Diponegoro Diresmikan

Momen peresmian Polytron Stadium turut dimeriahkan oleh kehadiran legenda-legenda bulutangkis Indonesia

Gangga Basudewa | 02 Jun, 11:44

f1 2025

Formula 1

F1 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen F1 2025 yang terus diperbarui seiring berjalannya musim.

Teguh Kurniawan | 02 Jun, 11:37

timnas cina

Timnas Indonesia

23 Pemain Timnas Cina untuk Hadapi Indonesia

Timnas Cina dijadwalkan tiba di Jakarta, Senin (2/6/2025) malam WIB.

Rais Adnan | 02 Jun, 10:52

FFWS SEA Spring 2025. (Garena)

Esports

12 Tim yang Lolos ke Grand Final FFWS SEA Spring 2025

Indonesia berhasil mengirimkan empat tim yakni RRQ Kazu, Bigetron Esports, EVOS Divine dan ONIC Esports

Gangga Basudewa | 02 Jun, 10:36

Load More Articles