- 50 hari jelang pembukaan Olimpiade Tokyo, Presiden Seiko Hashimoto optimistis atas nasib kejuaraan empat tahunan tersebut.
- Tantangan terbesar panitia Olimpiade saat ini adalah bubble yang aman dan nyaman untuk para atlet dan ofisial.
- Keputusan penonton akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat Jepang.
SKOR.id - Olimpiade Tokyo yang dijadwalkan dibuka pada 23 Juli 2021 tinggal 50 hari dari sekarang.
Namun, gelombang penolakan penyelenggaraan Olimpiade terus berlangsung oleh berbagai pihak mengingat masih tingginya penyebaran Covid-19 dalam negeri Jepang, juga internasional.
Seiko Hashimoto selaku presiden Tokyo 2020 pun angkat bicara mengenai sikap apa yang mereka pilih sebagai penitia penyelenggara Olimpiade.
Dalam wawancara dengan BBC, Seiko Hashimoto menyebutkan bahwa panitia sepenuhnya yakin Olimpiade Tokyo tidak akan batal.
Hanya saja, ada beberapa problem terkait keamanan dan kenyamanan yang belum 100 persen siap mengingat flustuasi Covid-19 yang sulit diprediksi.
"Saya percaya bahwa kemungkinan penyelenggaraan kejuaraan ini adalah 100%," ujar eks atlet dual-sport tersebut.
"Pertanyaan yang kami hadapi saat ini adalah bagaimana cara kami menggelar turnamen secara aman dan nyaman (dari Covid-19)."
"Warga Jepang merasa sangat terancam dan di saat bersamaan juga frustrasi karena kami terus membicarakan tentang Olimpiade. Saya rasa hal itulah yang membuat suara penentangan Olimpiade terus meningkat di Tokyo."
Skema terkini yang sedang dikerjakan oleh panitia Olimpiade 2020 adalah menciptakan bubble atau gelembung yang aman untuk seluruh partisipan.
Gelembung tersebut akan berpusat di Kampung Olimpiade yang menjadi tempat tinggal puluhan ribu atlet dan ofisial selama Tokyo 2020 berlangsung.
"Tantangan terbesar kami nantinya adalah mengontrol dan mengatur alur orang-orang yang terlibat di dalamnya," kata Hashimoto menambahkan.
"Jika ternyata terjadi peningkatan penyebaran (Covid-19) selama Olimpiade atau kondisi krisis maka saya yakin kami harus menggelar Olimpiade tanpa penonton."
"Kami terus mencoba untuk menciptakan sebuah bubble lengkap yang aman dan nyaman untuk semua orang yang datang dari luar negeri atau yang memang sudah ada di Jepang, baik penduduk maupun warga negara Jepang."
"Nantinya, yang akan menentukan siapa saja yang mendapat izin masuk ke wilayah kami adalah pemerintah pusat Jepang."
"Jika nantinya ada negara yang dilarang masuk teritori Jepang karena gagal memenuhi syarat minimum yang ditetapkan negara maka saya pikir semua orang, termasuk IPC dan IOC, juga harus mematuhinya."
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berenang Gaya Bebas (Crawl), Gerakan Paling Banyak Menggerakkan Otot https://t.co/QWm9Mgb0qX— SKOR.id (@skorindonesia) June 2, 2021
Berita Olimpiade Tokyo Lainnya:
Jelang Olimpiade Tokyo, Jepang Mulai Berikan Vaksin untuk Atlet
Cedera ACL, Carolina Marin Resmi Mundur dari Olimpiade Tokyo 2020