- Caffeine Withdrawal dapat memiliki beberapa gejala yang dapat dilihat.
- Kafein adalah zat psikoaktif yang paling umum dikonsumsi di dunia.
- Caffeine Withdrawal adalah diagnosis medis yang diakui dan dapat memengaruhi siapa saja yang mengonsumsi kafein secara teratur.
SKOR.id - Caffeine Withdrawal dapat menyebabkan beberapa gejala, termasuk sakit kepala, kecemasan, mudah marah, dan tingkat energi yang rendah.
Secara bertahap mengurangi asupan, tetap terhidrasi, dan banyak tidur setiap malam mungkin bermanfaat.
Kafein adalah zat psikoaktif yang paling umum dikonsumsi di dunia. Ini berfungsi sebagai stimulan sistem saraf pusat, artinya mempengaruhi aktivitas saraf di otak dan meningkatkan kewaspadaan sekaligus mengurangi kelelahan.
Jika tubuh menjadi ketergantungan terhadap kafein, menghilangkannya dari konsumsi sehari-hari dapat menyebabkan gejala Caffeine Withdrawal yang biasanya dimulai 12-24 jam setelah menghentikan kafein.
Caffeine Withdrawal adalah diagnosis medis yang diakui dan dapat memengaruhi siapa saja yang mengonsumsi kafein secara teratur.
Berikut adalah deretan tanda dan gejala umum Caffeine Withdrawal:
1. Sakit Kepala
Sakit kepala adalah salah satu gejala Caffeine Withdrawal yang paling sering dilaporkan. Kafein menyebabkan pembuluh darah di otak menyempit, yang memperlambat aliran darah.
Diperkirakan bahwa karena konsumsi kafein menyebabkan pembuluh darah menyempit, mengurangi atau menghentikan asupan memungkinkan pembuluh darah terbuka dan meningkatkan aliran darah ke otak.
Sakit kepala akan mereda saat otak beradaptasi dengan peningkatan aliran darah ini.
2. Kelelahan
Banyak orang bergantung pada secangkir kopi setiap hari untuk memberi mereka dorongan energi.
Kafein membantu meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi kelelahan dengan memblokir reseptor adenosin, neurotransmitter yang dapat membuat Anda merasa mengantuk.
Namun, menghilangkan kafein dari diet Anda dapat memiliki efek sebaliknya, menyebabkan kantuk dan kelelahan.
Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2012 di 213 konsumen kafein kebiasaan menunjukkan bahwa tidak mengonsumsi kafein selama 16 jam menyebabkan peningkatan perasaan lelah.
3. Kecemasan
Kafein adalah stimulan yang sering dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.
Pada orang yang sensitif terhadap kafein, hanya satu cangkir kopi dapat menyebabkan mereka merasa gelisah dan cemas.
Meskipun mengonsumsi kafein dapat menyebabkan perasaan cemas, menghentikannya juga dapat menyebabkan efek samping ini.
Kecemasan adalah gejala yang sering dilaporkan pada orang yang menarik diri dari konsumsi kafein secara teratur.
Tubuh dapat menjadi tergantung secara mental dan fisiologis, menyebabkan perasaan cemas.
4. Kesulitan Berkonsentrasi
Salah satu alasan utama orang memilih mengonsumsi kafein dalam bentuk kopi, teh, atau minuman berenergi adalah untuk meningkatkan konsentrasi.
Minuman berkafein biasanya dikonsumsi sebelum tes, acara atletik, atau presentasi untuk meningkatkan fokus.
Kafein meningkatkan kadar adrenalin (juga dikenal sebagai epinefrin), hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal sebagai bagian dari reaksi normal tubuh terhadap stres.
Ini juga meningkatkan aktivitas neurotransmiter rangsang dopamin dan norepinefrin.
Kombinasi reaksi ini meningkatkan detak jantung dan tekanan darah dan merangsang otak, menyebabkan peningkatan kewaspadaan dan peningkatan fokus.
Menghentikan kafein dapat berdampak negatif pada konsentrasi karena tubuh Anda berjuang untuk terbiasa berfungsi tanpanya.
5. Mood Berantakan
Kafein terkenal karena kemampuannya untuk meningkatkan suasana hati alias mood. Kemampuannya untuk memblokir adenosin tidak hanya meningkatkan kewaspadaan tetapi juga telah terbukti meningkatkan suasana hati.
Satu studi kecil yang mengevaluasi efek jangka pendek kopi menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kopi berkafein mengalami peningkatan mood yang lebih baik setelah 30 menit dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kopi tanpa kafein.
Selain itu, banyak penelitian telah mengaitkan konsumsi kafein secara teratur dengan penurunan risiko depresi.
Sebagai contoh, tinjauan besar terhadap 12 penelitian menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kopi dalam jumlah tinggi memiliki risiko depresi 24% lebih rendah daripada mereka yang mengonsumsi kopi dalam jumlah lebih rendah.
Menurut penelitian dari tahun 2008, efek stimulan kafein dapat menyebabkan perasaan sejahtera dan peningkatan energi, yang hilang ketika asupan kafein berakhir.
Karena alasan ini, mood Anda mungkin terganggu jika Anda memutuskan untuk berhenti mengonsumsi kafein.
Baca Juga Artikel Wellness Lainnya:
Beragam Manfaat Kesehatan Terong yang Jarang Diketahui