Hari Kidal Internasional: 11 Petenis Kidal Tersukses di Dunia

Kunta Bayu Waskita

Editor: Kunta Bayu Waskita

Dari kiri: Rafael Nadal, John McEnroe, Jimmy Connors, Goran Ivanisevic, dan Martina Navratilova (Hendy Andika/Skor.id).
Dari kiri: Rafael Nadal, John McEnroe, Jimmy Connors, Goran Ivanisevic, dan Martina Navratilova masuk dalam deretan petenis kidal tersukses (Hendy Andika/Skor.id).

SKOR.id – Hari Kidal Internasional adalah hari internasional yang diperingati setiap tahun pada tanggal 13 Agustus untuk merayakan keunikan dan perbedaan orang-orang kidal.

Hari Kidal Internasional pertama kali diperingati pada tahun 1976 oleh Dean R. Campbell, pendiri Left-handers Club.

Orang yang memiliki kekuatan pada tangan dan kaki kirinya memang tergolong istimewa, karena pada umumnya orang lebih cenderung menggunakan tangan dan kaki kanan untuk menjalankan aktivitas tertentu.

Misalnya ketika menulis, menggambar, menendang, mengangkat sesuatu, hingga mengayun raket.

Ya, banyak petenis kidal yang mengukir prestasi level dunia dalam berbagai turnamen. 

Mereka mampu membuat lawan kebingungan karena tidak terbiasa menghadapi permainan petenis kidal.

Dalam rangka Hari Kidal Internasional yang jatuh pada Selasa (13/8/2024), Skor.id menghadirkan deretan 11 petenis kidal tersukses sepanjang sejarah. Berikut daftarnya:

1. Jimmy Connors

Lahir: 2 September 1952

Negara: Amerika Serikat (AS)

Jimmy Connors menduduki posisi nomor 1 dunia selama 268 minggu secara keseluruhan (meskipun ada jeda). 

Ia adalah masuk daftar anggota “Singles on All Surfaces Club” (petenis yang sukses meraih juara Grand Slam di semua jenis lapangan).

Connors berbagi posisi tersebut dengan Mats Wilander, Andre Agassi, Roger Federer, dan Rafael Nadal.

Ia juga memegang kehormatan dengan memenangkan lebih dari 100 gelar tunggal dalam kariernya dan memenangkan AS Terbuka di tiga permukaan berbeda (rumput, tanah liat, keras).

Connors pensiun pada tahun 1996 dan dimasukkan sebagai anggota International Tennis Hall of Fame pada 1998.

2. John McEnroe

Lahir: 16 Februari 1959

Negara: AS

John McEnroe mungkin merupakan salah satu petenis putra paling mengesankan karena ledakan emosi dan kejenakaannya di lapangan. Namun, ia juga dikenal karena permainan tenisnya yang fenomenal.

Mantan petenis peringkat 1 dunia ini bermain dan memenangkan gelar di nomor tunggal, ganda, dan ganda campuran. 

McEnroe pensiun pada tahun 1992. Ia terpilih menjadi anggota International Tennis Hall of Fame pada tahun 1999. Saat ini ia bekerja sebagai komentator tenis.

3. Goran Ivanisevic

Lahir: 13 September 1971

Negara: Kroasia

Goran Ivanisevic terkenal sebagai satu-satunya petenis putra yang memenangkan gelar tunggal Wimbledon dengan status Wild Card pada edisi 2001.

Ironisnya, dalam aksi terakhirnya di Wimbledon 2004, Ivanisevic kalah pada babak ketiga dari Lleyton Hewitt di Centre Court, tempat ia membuat sejarah tiga tahun sebelumnya. 

Ivanisevic meraih 22 gelar selama kariernya. Peringkat ATP tertingginya adalah Nomor 2.

Menariknya, pada 2007, Roger Federer memiliki kesempatan untuk berlatih dengan Ivanisevic sebagai persiapan untuk gelar Wimbledon kelimanya. 

Federer akan menghadapi Rafael Nadal. Federer mengatakan bahwa berlatih dengan Ivanisevic, seorang pemain kidal, sangat membantunya.

4. Martina Navratilova

(Lahir: 18 Oktober 1956)

Negara: Cekoslowakia dan AS

Tidak mungkin tidak memasukkan nama Martina Navratilova dalam daftar ini. Ia digambarkan sebagai salah satu petenis yang menetapkan standar, tidak hanya untuk tenis putri tetapi juga tenis putra. Ia memang hebat.

Selama kariernya, Navratilova memenangkan 18 gelar Grand Slam tunggal putri, 31 Grand Slam ganda putri, dan 10 gelar Grand Slam ganda campuran.

Navratilova masuk dalam daftar yang sangat pendek bersama Margaret Court dan Doris Hart, yang mendapat penghargaan karena melengkapi Grand Slam Box Set (Grand Slam Karier di tunggal, ganda, dan ganda campuran).

Navratilova dimasukkan sebagai anggota International Tennis Hall of Fame pada tahun 2000.

5. Monica Seles

Lahir: 2 Desember 1973

Negara: Yugoslavia dan AS

Monica Seles adalah yang termuda kedua dalam daftar ini, di bawah Goran Ivanisevic.

Tetapi jangan biarkan usianya menyesatkan Anda tentang jejak yang ditinggalkannya di dunia tenis.

Seles memenangkan 9 Grand Slam dengan sentuhan menarik. Dari 9 gelar tersebut, delapan di antaranya dimenangkan sebagai warga negara Yugoslavia, sementara satu gelar dimenangkan sebagai warga negara AS.

Ia juga mencetak rekor dengan memenangkan Prancis Terbuka 1990 pada usia 16 tahun. Seles dilantik ke dalam International Tennis Hall of Fame pada 2009.

6. Rod Laver

Lahir: 9 Agustus 1938)

Negara: Australia

Jika namanya terdengar familiar, memang seharusnya begitu. Rod Laver adalah petenis kidal terkenal yang menjadi asal muasal nama Rod Laver Arena di Melbourne Park, Australia.

Melbourne Park tentu saja dikenal sebagai lapangan tempat digelarnya turnamen Grand Slam Australia Terbuka. 

Laver terkenal karena memenangkan Grand Slam Wimbledon empat kali (1961, 1962, 1968, dan 1969).

Ia kembali ke Australia Terbuka pada 2009 untuk memberikan Norman Brookes Challenge Cup kepada Rafael Nadal, setelah memenangkan gelar tunggal.

Rod Laver pensiun pada 1979 dan masuk sebagai anggota International Tennis Hall of Fame pada 1981.

7. Marcelo Rios

Lahir: 26 Des. 1975

Negara: Cile

Marcelo Rios merupakan satu-satunya petenis asal Amerika Latin yang masuk dalam daftar ini. 

Meski secara pribadi agak terganggu dengan indikasi penyakit psikis Asperger’s Syndrome, Rios tetap mampu bermain tenis dengan sangat baik. 

Rios memenangkan 18 gelar tunggal dan 1 gelar ganda selama kariernya. Peringkat tertingginya adalah nomor 1 dunia yang diraih pada 1998. Ia pensiun pada tahun 2004.

8. Thomas Muster

Lahir: 2 Oktober 1967

Negara: Austria

Thomas Muster disebut sebagai "Raja Tanah Liat" selama puncak kariernya di tahun 1990-an. Ia memenangkan 44 gelar tunggal. Peringkat tertingginya adalah No. 1.

Meskipun sudah menyatakan pensiun pada 1999, Muster sempat kembali ke tenis profesional pada Juni 2010, di usianya ke-42. 

Pada November 2010, ia menduduki peringkat ke-980 ATP. Ia baru benar-benar pensiun pada 2011.

9. Mark Woodforde

Lahir: 23 September 1965

Negara: Australia

Woodforde memiliki karier yang panjang sebagai bagian dari petenis ganda putra yang dijuluki The Woodies bersama rekannya, Todd Woodbridge. 

The Woodies sukses memenangkan 61 gelar turnamen ganda (Woodforde memenangkan 67 secara keseluruhan).

Mereka adalah satu-satunya ganda putra yang memenangkan gelar ganda Grand Slam selama enam tahun berturut-turut dalam Era Terbuka (Open Era).

Puncak kariernya yang lain adalah memenangkan medali emas Olimpiade 1996 di Atlanta.

Woodforde pensiun pada tahun 2000 dan dilantik ke dalam International Tennis Hall of Fame pada tahun 2010.

10. Petr Korda

Lahir: 23 Jan. 1968

Negara: Cekoslowakia dan Republik Ceko

Petr Korda memenangkan 10 gelar tunggal dan 10 gelar ganda selama kariernya. Peringkat tertingginya adalah No. 2 di tunggal. Tahun paling berkesan baginya adalah 1998.

Pada awal tahun, ia meraih satu-satunya gelar tunggal Grand Slam, mengalahkan Marcelo Rios di Australia Terbuka.

Namun, di Wimbledon tahun itu, terungkap bahwa ia dinyatakan positif menggunakan zat terlarang nandrolone, anabolic steroid.

Insiden itu tidak hanya mengubah kehidupan tenis Korda, tetapi juga mengubah dunia tenis.

Tidak hanya karena aksinya sendiri, tetapi juga karena keputusan ITF (Federasi Tenis Internasional) yang mengikutinya. Itu menjadi kontroversi besar.

Korda mencoba untuk kembali beraksi tetapi tidak berhasil. Ia pensiun pada tahun 2000.

11. Rafael Nadal

Lahir: 3 Juni 1986

Negara: Spanyol

Nama petenis kidal yang satu ini tidak boleh dilewatkan. Rafael Nadal merupakan salah satu petenis terhebat sepanjang masa. 

Rafa berada pada jalur yang tepat setelah memenangkan Grand Slam Karier saat meraih juara dalam turnamen AS Terbuka 2010. 

Kemenangan terakhir Nadal adalah pada ajang Prancis Terbuka 2022, di lapangan tanah liat kegemarannya, Roland Garros. 

Total ia mengoleksi 14 gelar di Prancis Terbuka dan menjadi rekor yang sangat sulit dipecahkan oleh petenis mana pun.

Rafa juga berhak mendapatkan gelar Golden Slam setelah memenangkan medali emas tunggal putra Olimpiade 2008 di Beijing, Cina.

Source: Bleacher Report

RELATED STORIES

Rafael Nadal Akui Sempat Diramalkan Takkan Sukses di Dunia Tenis

Rafael Nadal Akui Sempat Diramalkan Takkan Sukses di Dunia Tenis

Para dokter menyebut bahwa Rafael Nadal memiliki permainan yang menguras fisik sehingga kariernya tidak akan bertahan lama.

Martina Navratilova Didiagnosis Kanker Tenggorokan dan Payudara: 14 Tanda yang Perlu Anda Ketahui

Martina Navratilova Didiagnosis Kanker Tenggorokan dan Payudara: 14 Tanda yang Perlu Anda Ketahui

Martina Navratilova telah didiagnosis menderita kanker tenggorokan dan payudara. Jara tunggal Grand Slam 18 kali itu, yang divonis kanker payudara pada 2010, akan memulai pengobatan di New York bulan ini.

John McEnroe Bermain Gitar dengan Senar Tenis

Legendaris tenis John McEnroe bernyanyi dan bermain gitar di The Johnny Smyth Band. Dia belajar bermain gitar dari Eddie Van Halen dan Eric Clapton.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

jakarta e-prix 2025

Automotive

Jakarta E-Prix 2025 Kembali Digelar, Pemprov DKI Siap Beri Dukungan Penuh

Sempat tertunda, gelaran ketiga Jakarta E-Prix akan hadir kembali di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol, pada 21 Juni 2025.

Teguh Kurniawan | 24 Apr, 20:17

Proliga 2025

Other Sports

Update Proliga 2025 Sektor Putri: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Rangkaian laga sektor putri Proliga 2025 bakal bergulir pada 3 Januari–10 Mei dengan melibatkan tujuh tim di babak reguler.

Doddy Wiratama | 24 Apr, 18:07

Proliga 2025

Other Sports

Update Proliga 2025 Sektor Putra: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Kompetisi sektor Proliga 2025 hanya akan diikuti oleh lima tim voli dan akan berlangsung pada 3 Januari–11 Mei mendatang.

Doddy Wiratama | 24 Apr, 17:35

al ghazali balap

Other Sports

Diperkuat Drifter Senior, Tim Balap Milik Al Ghazali Punya Ambisi Besar

Al Ghazali, bersama tim miliknya, Seven Speed Motorsport, akan kembali meramaikan kancah balap sepanjang 2025.

Teguh Kurniawan | 24 Apr, 16:48

Kompetisi sepak bola kasta keempat di Indonesia, Liga 4. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Update Daftar Tim yang Lolos Babak 32 Besar Putaran Nasional Liga 4 2024-2025

Daftar tim akan diperbaharui seiring berjalannya babak 64 besar putaran nasional Liga 4 2024-2025.

Taufani Rahmanda | 24 Apr, 16:10

Turnamen Mobile Legends, MPL Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Esports

Jadwal Pekan Kelima MPL ID Season 15, Dilema Anavel

Pekan kelima MPL ID Season 15 akan berlangsung 25 hingga 27 April 2025.

Gangga Basudewa | 24 Apr, 15:28

piala sudirman 2025 - indonesia

Badminton

Berangkat ke Cina, Tim Indonesia Ingin Segera Matangkan Persiapan Piala Sudirman 2025

Tim bulu tangkis Indonesia sudah terbang menuju Xiamen, Cina, Kamis (24/4/2025), untuk bertarung di Piala Sudirman 2025.

Teguh Kurniawan | 24 Apr, 15:20

Liga 4 Nasional atau Liga 4 putaran nasional. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Putaran Nasional Liga 4 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut jadwal, hasil, dan klasemen putaran nasional Liga 4 2024-2025.

Rais Adnan | 24 Apr, 15:06

Futsal Nation Cup, titel untuk Piala Futsal Indonesia atau turnamen pendamping kompetisi utama. (Yusuf/Skor.id)

Futsal

Rekap Hasil Futsal Nation Cup 2025: Cosmo JNE Menang Penalti, Black Steel Kalah Telak

Tiga pertandingan perempat final pada Kamis (24/4/2025); Unggul FC vs Cosmo JNE, BTS vs Sadakata, Black Steel vs Pangsuma FC.

Taufani Rahmanda | 24 Apr, 14:34

Roster Bigetron Esports berambut merah di pekan keempat MPL ID Season 15. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Alasan di Balik Rambut Merah Skuad Bigetron Esports

Bigetron Esports kompak mengecat rambut mereka di pekan keempat MPL ID Season 15.

Gangga Basudewa | 24 Apr, 14:16

Load More Articles