SKOR.id – Menjelang dibukanya Olimpiade Paris 2024 pada Jumat (26/7/2024) besok, tidak ada salahnya jika Anda melihat kembali film-film bertema olahraga, utamanya dokumenter olahraga-olahraga favorit.&nbsp;Menjelang akhir tahun 2022 lalu, Netflix merilis film dokumenter produksi mereka yang berjudul The Redeem Team.Judul film ini diambil dari julukan tim bola basket pria Amerika Serikat (AS) yang turun di Olimpiade Beijing 2008, Redeem Team&nbsp;(Tim Penebus/Penyelamat). Mereka saat itu mengusung misi khusus, yakni merebut kembali medali emas untuk memulihkan reputasi negara mereka.Produser eksekutif film The Redeem Team&nbsp;ini diisi oleh dua anggota skuad Olimpiade Beijing 2008 yang pernah merasakan kekalahan di Athena 2004, LeBron James dan Dwyane Wade.&nbsp;Alhasil, film dokumenter ini mampu menampilkan cuplikan yang belum pernah dilihat sebelumnya dari arsip Olimpiade serta materi di balik layar baru dari NBA Entertainment.&nbsp;Ada juga wawancara dengan mereka yang menjadi bagian dari kisah bola basket ikonik ini, termasuk James, Wade dan pelatih kepala Mike Krzyzewski. &nbsp;Yang pasti, The Redeem Team merupakan film dokumenter yang menawarkan potret orisinal dan menarik dari pembangunan tim yang menandai dimulainya era baru tim bola basket pria AS di Olimpiade.Diproduksi oleh Olympic Channel bersama dengan Kennedy/Marshall Company dan Mandalay Sports Media, bekerja sama dengan 59th dan Prairie Entertainment, UNINTERRUPTED, NBA Entertainment dan USA Basketball, film ini disutradarai oleh Jon Weinbach.The Redeem Team juga menjadi film dokumenter kolaborasi pertama antara Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Netflix.Ringkasan CeritaSeperti diketahui, sejak Olimpiade Barcelona 1992, AS memilih menurunkan pebasket profesional untuk tim bola basket pria mereka yang diambil dari kompetisi basket paling bergengsi di dunia, NBA, untuk bersaing di pesta olahraga multicabang terbesar itu.Tidak heran jika kesuksesan Dream Team&nbsp;merebut emas di Barcelona 1992 mampu dilanjutkan di Atlanta 1996 dan Sydney 2000.&nbsp;Namun, AS tersandung di Olimpiade Athena 2004. Saat itu, tim bola basket AS yang diperkuat para pemain muda yang baru bersinar di NBA seperti Wade, James, dan Carmelo Anthony, harus puas dengan medali perunggu usai di semifinal takluk dari Argentina yang lalu merebut emas.&nbsp;Setahun setelah pengalaman pahit di Athenaa 2004, Mike Krzyzewski, alias Coach K, mengambil alih tim dan Direktur Bola Basket AS Jerry Colangelo menekankan komitmen jangka panjang dari para pemain yang ingin berkompetisi di Olimpiade Beijing 2008.Kesuksesan tidak datang dengan segera karena skuad kuat Tim Penebus yang di antaranya diisi James, Wade, Chris Paul, Chris Bosh, Dwight Howard, dan Anthony, ternyata hanya meraih perunggu di Kejuaraan Dunia FIBA ​​2006.Baru pada FIBA ​​Americas Championship 2007 di Las Vegas – yang merupakan kualifikasi untuk Olimpiade Beijing 2008 – megabintang NBA Kobe Bryant melakukan debutnya di Tim AS.Superstar LA Lakers tersebut kala itu dilaporkan mengatakan kepada rekan satu tim barunya, “Saya bosan melihat kalian kalah.”Seperti diprediksi, AS memenangi turnamen di Vegas dengan mudah, dan tidak ada pengulangan penarikan diri sebelum Olimpiade itu sendiri.Dengan Krzryzewski sebagai pemimpin, dan Bryant mengomando di lapangan dengan memberi contoh sebagai kapten, Tim Penebus tidak dapat dihentikan di Beijing 2008 meskipun juara bertahan Spanyol menekan mereka dengan keras dalam laga perebutan medali emas yang memikat.Wade bisa dibilang pemain terbaik AS di Olimpiade Beijing 2008. Meski memulai setiap pertandingan dari bangku cadangan, 27 poin yang dicetaknya di laga final (saat menumbangkan Spanyol, 118-107) sangat penting.Wade juga menjadi pencetak poin terbanyak tim basket pria AS dengan mengemas rata-rata 16 poin per laga. Di sisi lain, bagi Tim Penebus misi mereka telah tercapai.Anda kini masih bisa menyaksikan sepak terjang Kobe Bryant dan kawan-kawan di Beijing 2008 di <a href="https://www.netflix.com/id/title/81452996 ">Netflix</a>.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/TLQt77te_Uc?si=ZyOlJEgYi6YS9DwX" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;

The Redeem Team menceritakan suka-duka tim bola basket pria Amerika Serikat mengembalikan reputasi mereka di Olimpiade Beijing 2008. 

Culture

The Redeem Team, Kisah Kebangkitan Tim Bola Basket AS di Olimpiade Beijing 2008

SKOR.id – Pada pukul 10.00 pagi waktu setempat tanggal 11 Juli 2021, segerombolan penggemar sepak bola sudah berkumpul di luar Stadion Wembley London, Inggris, untuk mengantisipasi pertandingan final Euro 2020 antara Inggris dan Italia yang akan dimulai malam itu.&nbsp;Apa yang terjadi selama 10 jam lebih berikutnya akan membuat hari itu berkesan, dan bukan hanya kekalahan Inggris dalam adu penalti yang memilukan.&nbsp;Dalam The Final: Attack on Wembley, yang kini bisa disaksikan lagi di <a href="https://www.netflix.com/id/title/81665042 ">Netflix</a>, sutradara Rob Miller dan Kwabena Oppong mengisahkan bagaimana hiruk pikuk penggemar atas final besar pertama Inggris sejak 1966 (Piala Dunia).&nbsp;Ditambah dengan frustrasi akibat lockdown karena Covid-19 yang terpendam mengakibatkan ribuan pendukung yang tidak memiliki tiket menyerbu Wembley di upaya untuk mendapatkan akses ke pertandingan.&nbsp;Seiring berjalannya waktu, perayaan berubah menjadi kekacauan yang berubah menjadi kekerasan, dengan para hadirin yang berada di bawah pengaruh obat-obatan dan alkohol menjadi semakin tidak terkendali dan tidak menentu.&nbsp;“Tingkat perilaku kriminal dan anti-sosial yang mengejutkan dan belum pernah terjadi sebelumnya terlihat jelas sejak awal, sehingga membuat semua lembaga lengah dan menyebabkan penempatan polisi terlambat,” kata sebuah laporan tentang insiden tersebut yang diterbitkan pada akhir tahun itu.Apa yang Terjadi di Wembley?Film dokumenter ini menampilkan kesaksian langsung dari berbagai orang yang berada di Wembley hari itu, termasuk seorang penggemar yang berhasil memaksa masuk ke dalam stadion, staf keamanan, dan penonton tak bersalah yang terjebak dalam keributan tersebut.&nbsp;Seorang suporter Italia yang membawa putrinya yang masih kecil ke pertandingan tersebut menceritakan bagaimana mereka dianiaya secara verbal, dilempari botol dan kaleng, dan takut akan kekerasan fisik ketika mereka mencoba untuk menavigasi kerumunan penonton yang berkumpul di halaman Wembley.&nbsp;Mereka yang mencoba menyelinap ke dalam stadion membuntuti pemegang tiket melewati penghalang, melewati pintu putar, dan menerobos penjaga keamanan dan polisi. Secara keseluruhan, sekitar 2.000 orang memaksa masuk ke Wembley—400 di antaranya diusir oleh staf—sementara 19 petugas polisi terluka, dan 86 orang ditangkap di seluruh London karena gangguan terkait pertandingan tersebut.&nbsp;Meskipun tidak ada yang terluka parah, laporan pada bulan Desember 2021 menyatakan bahwa pada hari itu “ada serangkaian ‘nyaris celaka’ yang dapat menyebabkan cedera parah atau bahkan kematian.”&nbsp;Film dokumenter ini menekankan peran lockdown akibat Covid-19 terhadap jiwa penggemar muda. “Saya tidak malu dengan apa yang telah saya lakukan,” kata salah satu suporter Inggris yang berhasil masuk ke dalam stadion.&nbsp;“Pada tahun 2020, kita semua dikurung di rumah, tidak bisa pergi ke mana pun, hanya bisa keluar untuk sedikit berolahraga. Dan sepanjang kita melakukan hal itu, para pemimpin negara kita ada di sini, berpesta.&nbsp;“Bagaimana saya bisa merasa telah melakukan kesalahan? Menyaksikan Inggris memenangi trofi pertama mereka sejak 1966, saya tidak akan melewatkan hal itu untuk siapa pun.”Film The Final: Attack on Wembley ini juga menyelidiki dampak kekalahan Inggris, mengungkap pelecehan rasis yang ditujukan kepada tiga pemain kulit berwarna Inggris, Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka, yang gagal menyelesaikan tugas sebagai algojo dalam adu penalti.&nbsp;“Saya bisa menerima kritik atas penampilan saya sepanjang hari,” kata Rashford dalam pernyataan yang dibagikan di media sosial sehari setelah pertandingan. “Tetapi saya tidak akan pernah meminta maaf atas siapa saya dan dari mana saya berasal.”Dokumenter The Final: Attack on Wembley&nbsp;diakhiri dengan pratinjau turnamen Euro 2024, saat Inggris kembali menjadi salah satu favorit juara. Sayangnya, The Three Lions&nbsp;kembali kandas di final usai kalah 1-2 dari Spanyol pada final di Berlin, Jerman, Minggu pekan lalu.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/pKyrGE_AU9Y?si=20PFKsKdObz3ejS9" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

The Final: Attack on Wembley mengisahkan bagaimana hiruk pikuk penggemar atas final besar pertama Inggris sejak 1966.

Kisah Nyata Mengerikan di Balik Film Dokumenter The Final: Attack on Wembley

SKOR.id – Kung Fu Dunk, juga dikenal dengan judul sebelumnya Slam Dunk, adalah sebuah film komedi aksi berbahasa Cina tahun 2008. Film ini diarahkan sutradara asal Cina Taipei Kevin Chu dan dibuat di Cina Taipei dan Cina daratan.&nbsp;Film ini sebelumnya berjudul Slam Dunk namun kemudian diubah untuk menghindari kebingungan dengan serial manga dan anime Slam Dunk.&nbsp;Dikisahkan Fang Shi-jie (diperankan oleh Jay Chou) ditinggalkan oleh kedua orangtuanya saat masih kecil dan ditinggalkan bersama master sekolah kung fu setempat.&nbsp;Saat tumbuh dewasa, Shi-jie dengan giat berlatih seni bela diri dan mengembangkan kemampuan untuk memprediksi gerakan lawannya sebelum hal itu terjadi.&nbsp;Seorang lelaki tua bernama Zhen Wangli (Eric Tsang) membawa Shi-jie ke turnamen bola basket tingkat universitas, First University (rekaan). Wangli meminta Shi-jie membantu mereka mengalahkan sekolah saingan yang begitu brutal sehingga mereka dilarang masuk Amerika Serikat (AS).Namun sayang, ternyata hal itu dilakukan Wangli untuk keuntungan semata. Wangli memanfaatkan ketertarikan media terhadap Shi-jie untuk menghasilkan uang melalui wawancara dan artikel berita.Setelah bergabung dengan tim bola basket, Shi-jie mengetahui bahwa Li-ji/Lily (Charlene Choi) yang sudah lama ia kagumi adalah saudara perempuan Ting Wei (Bolin Chen), pemimpin tim bola basket.&nbsp;Shi-jie sangat ingin menarik perhatiannya. Oleh karena itu, ia berusaha bersaing dengan Xiao Lan (Baron Chen), yang merupakan idola Li-li. Persaingan antara Shi-jie dan Xiao Lan menimbulkan suasana tidak stabil di dalam tim.&nbsp;Setelah Ting Wei menasihati Shi Jie, tim bola basket menjadi lebih kompak. Sementara itu, dia membantu Shi Jie menggabungkan dasar keterampilan kung fu ke dalam teknik bola basket, yang pada gilirannya membawa keterampilannya ke dalam permainan penuh dan membantu tim memenangi banyak putaran turnamen antaruniversitas.Dalam satu final turnamen, pesaing utama yang dihadapi Shi-jie dan First Universty adalah tim Fireball University yang dipimpin oleh Li Tian. Li dulunya berada di tim bola basket First University bersama Ting Wei dan Xiao Lan, namun menjadi sombong dan terpikat ke kubu pesaing mereka.&nbsp;Setelah melalui pertandingan sulit dan penuh intrik, Shi-jie akhirnya berperan menentukan kemenangan timnya lewat operannya ke Ting Wei dan dikonversi menjadi poin. Tentu saja kemampuan Shi-jie ini tidak lepas dari keahlian kung fu-nya.&nbsp;Setelah pertandingan, Shi-jie mengetahui bahwa ayahnya adalah orang terkaya di Asia. Dia kemudian mengunjungi ayahnya, dan menemukan bahwa dia ditinggalkan demi keselamatannya selama masa sulit keuangan dalam kehidupan ayahnya.&nbsp;Bagaimana cerita selanjutnya? Anda bisa menyaksikan Kung Fu Dunk&nbsp;ini di saluran televisi <a href="https://www.netflix.com/id-en/title/70176701">Netflix</a> yang saat ini tengah memutarkannya kembali.Jelas terinspirasi oleh kesuksesan Shaolin Soccer karya Stephen Chow, Kung Fu Dunk yang dibintangi Jay Chou adalah perpaduan olahraga/seni bela diri yang apik yang penuh dengan aksi yang disempurnakan dengan CGI.&nbsp;Namun jika ketika film Stephen Chow secara teratur membenturkan mereka ke gawang, Kung Fu Dunk kurang dapat diandalkan, bola sering kali menggelinding di sekitar tepi gawang tetapi gagal masuk.&nbsp;Adegan bola basket yang “murni” bekerja dengan cukup baik karena dikoreografikan secara ahli dan sangat energik. Adegan-adegan tersebut menjadi sorotan utama film ini; demikian pula, kung fu-nya cukup mengesankan saat itu terjadi.&nbsp;Namun, tidak seperti Shaolin Soccer, yang secara efektif menggabungkan aksi olahraganya dengan pertarungan fantasi buku komik yang gila, Kung Fu Dunk gagal membuat kedua elemen tersebut menyatu, hasilnya adalah sebuah film yang beralih secara canggung dari satu genre ke genre lainnya.<div class="raw-html-embed"></div>

Kung Fu Dunk memang sudah lama dirilis. Namun tidak ada salahnya menontonnya kembali. 

Unsur Basket Dikemas Apik dalam Film Kung Fu Dunk

SKOR.id – “Anything I have in me, I put it all in that rim” (Apa pun yang saya miliki, akan saya masukkan ke dalam lingkaran itu). Demikian salah satu kalimat awal dalam film serial dokumenter berjudul The PROcess.Freestyle Digital Media selaku pembuat telah mengungkapkan trailer resmi untuk serial dokumenter olahraga sekaligus film fitur pertama yang dibuat oleh mantan pelatih bola basket perguruan tinggi Brian “B” Marable.&nbsp;“The PROcess adalah semacam paparan tentang apa yang dialami para atlet dan keluarga mereka untuk mencoba dan mencapai level tertinggi dalam bola basket dan menawarkan gambaran mendalam tentang perjalanan mereka,” kata Marable.&nbsp;“Meskipun kemungkinannya sangat besar, tujuan dari setiap atlet adalah meraih bintang dan tidak pernah menyerah pada impian mereka. Namun, impian tidak selalu menjadi kenyataan.”&nbsp;Berikut trailer&nbsp;film The PROcess&nbsp;yang sudah bisa disaksikan di platform YouTube.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/fq2pVy-As2E?si=HQARUTx4M5gVXA1b" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>Tidak kurang 10 juta atlet bermain bola basket setiap tahun. Dari 10 juta itu, hanya 900.000 yang bermain basket sekolah menengah.&nbsp;Dari 900.000 itu, hanya 5.000 yang akan bermain basket kampus. Dari 5.000 itu, hanya 96 pemain bola basket perguruan tinggi yang akan direkrut setiap tahunnya.&nbsp;Film dokumenter The PROcess ini ingin fokus pada para atlet dan keluarga mereka, dalam perjalanan mereka untuk mencapai level tersebut. Film dokumenter ini melihat perjalanan dari sekadar bermain bola basket hingga menjadi pebasket profesional.The PROcess merupakan film dokumenter yang ditulis dan disutradarai oleh pembuat film pendatang baru Brian "B" Marable, seorang pelatih dan pengusaha bola basket yang melakukan debut penyutradaraan fitur dengan proyek ini.&nbsp;Film ini diproduksi oleh Carter Graves dan Taj Marable. Pelatih yang ditampilkan dalam film tersebut antara lain Kevin Higgs dan Wayne Bass.&nbsp;Pemain bola basket sekolah menengah termasuk Sean McKenney, Amari Miller, Tashaan Lewis, dan India Newman. Pebasket kampusnya adalah Tyrin Miller dan pemain pronya adalah Tory Thomas, Devon Austin, dan Jason Barrera.&nbsp;Freestyle Digital Media akan meluncurkan film dokumenter The PROcess dalam bentuk direct-to-VOD mulai tanggal 23 Juli 2024 pada musim panas ini.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/fq6eKXk6oko?si=BihREaXZLi7JLSMB" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

The PROcess menjadi semacam paparan tentang apa yang dialami para atlet dan keluarganya untuk mencapai level tertinggi dalam bola basket. 

The PROcess, Film soal Langkah Berliku untuk Menjadi Pebasket Profesional  

SKOR.id – Uncle Drew adalah film komedi olahraga Amerika tahun 2018 yang disutradarai oleh Charles Stone III dan skenario ditulis oleh Jay Longino.&nbsp;Film ini dibintangi oleh Kyrie Irving, salah satu pebasket top NBA yang kini bermain untuk Dallas Mavericks, sebagai karakter utama bersama dengan mantan pemain NBA Shaquille O'Neal, Chris Webber, Reggie Miller, dan Nate Robinson, serta mantan pemain basket liga WNBA Lisa Leslie.&nbsp;Lil Rel Howery, Erica Ash, J. B. Smoove, Mike Epps, Tiffany Haddish, Nick Kroll, dan forward&nbsp;Denver Nuggets, Aaron Gordon juga ikut tampil dalam Uncle Drew.Film ini dirilis di Amerika Serikat oleh Lionsgate pada tanggal 29 Juni 2018, dan mendapat tinjauan beragam dari para kritikus, yang memuji penampilan para pemerannya, tetapi menyebut arahan dan skenarionya terlalu “formula”.&nbsp;Uncle Drew&nbsp;saat ini tengah diputar kembali di stasiun televisi berbayar, Netflix. Dengan harga paket mulai dari Rp54 ribu, pemirsa di Indonesia sudah bisa menyaksikan film berdurasi 1 jam 43 menit, yang bisa ditonton mulai usia remaja 13 tahun ke atas itu.&nbsp;Setelah menghabiskan tabungan hidupnya untuk mengikuti tim di turnamen bola basket jalanan (streetball) Rucker Classic di Harlem, Dax (diperankan Lil Rel Howery) mengalami serangkaian kemunduran yang tidak menguntungkan, termasuk kehilangan timnya dari rival lamanya Mookie Bass (Nick Kroll).&nbsp;Putus asa untuk memenangi turnamen dan hadiah uang tunai, Dax menemukan pria, mitos, legenda Paman Drew (Irving) dan meyakinkan dia untuk kembali ke lapangan sekali lagi.&nbsp;Kedua pria tersebut memulai perjalanan untuk mengumpulkan tim bola basket lama Drew (Shaquille O'Neal, Chris Webber, Reggie Miller, Nate Robinson, dan Lisa Leslie) dan membuktikan bahwa sekelompok orang berusia lanjut masih bisa memenangi pertandingan besar.Tiga hal di film ini yang patut menjadi perhatian. Pertama, &nbsp;ada Shaquille O’Neal, yang terlihat seperti Wolverine karena didandani berjanggut seperti orang tua. Demikian pula dengan para mantan bintang NBA dan WNBA lainnya yang terlihat sedang bersenang-senang.Lalu ada Tiffany Haddish, yang terlihat akan menjadi kameo. Dia salah satu talenta komedi terpanas yang muncul sejak mencuri perhatian di Girls Trip (2017). Jadi perannya sebagai Jess, kekasih Dax yang materialistis, mungkin membuatnya layak untuk ditonton.&nbsp;Terakhir, ada Lil Rel Howery. Komedian stand-up yang berbasis di Chicago ini tampil lucu di TV, khususnya di The Carmichael Show. Uncle Drew menjadi salah satu ujian bagi kapasitasnya sebagai komedian top.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/2sfE68E3BRU?si=buic3UZh4unpu5rc" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Uncle Drew mengisahkan manajer tim yang sudah bangkrut dan mencoba bangkit lewat mantan pebasket top.  

Uncle Drew, Film Komedi Bola Basket Muncul Lagi di Netflix

SKOR.id – Isle of Man (IOM) TT sering kali diakui sebagai balapan paling berbahaya di dunia, dan jika dilihat dari jumlahnya, memang demikian. Namun tidak semua orang tahu bahwa ini juga merupakan balapan terlama sepanjang masa.&nbsp;Digelar perdana pada 1907, IOM TT merupakan salah satu balapan paling terkenal dan mematikan bagi pengendara sepeda motor di seluruh dunia.&nbsp;Berlangsung di sebuah negara kepulauan kecil di Laut Irlandia, perlombaan ini menelusuri warisannya kembali ke awal tahun 1900-an ketika balap jalanan dilarang di Inggris, dan para pembalap mencari perlindungan di Pulau Man.&nbsp;Satu putaran lintasan terdiri dari 37,7 mil (60,6 km) melintasi jalan-jalan raya di pulau itu dengan kecepatan sepeda motor hingga 200 mph (320-an km/jam). Sejak tahun 1903, terdapat lebih dari 150 kematian selama perlombaan atau saat sesi latihan, termasuk lima kematian pada tahun 2022.Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut dan mengingat betapa pentingnya peristiwa itu, banyak yang berpikir mengapa balapan motor yang sangat menantang dan berbahaya ini tidak didokumentasikan dengan lebih baik dalam bentuk serial dokumenter, film dokumenter, atau film layar lebar?&nbsp;Produser tidak perlu membuat drama untuk membuat orang tertarik, seperti yang terkadang terjadi pada beberapa serial dokumenter balap terbaru. Bahkan, terkadang produser mungkin ingin mengubah suasana karena drama tersebut bisa sangat berat dan tidak seperti yang biasa dilakukan oleh sebagian besar penggemar balap.&nbsp;Apa pun pendekatan terbaiknya, keputusan itu sebagian ada di tangan Brad Pitt, Channing Tatum, dan Jason Keller, yang merupakan beberapa nama di balik serial dokumenter berjudul The Greatest Race On Earth, yang bercerita tentang IOM TT.Box to Box Films, perusahaan yang memproduksi Drive to Survive – serial dokumenter tentang balap mobil Formula 1 – dari Netflix, juga menjadi salah satu pihak yang terlibat dalam produksi serial tersebut.&nbsp;Free Association, Plan B Entertainment, Jason Keller, Entertainment 360, Box to Box Films, dan Mediawan akan berpartner untuk serial dokumenter berjudul The Greatest Race on Earth, serta paket film fitur tentang balapan tersebut, untuk akhir tahun ini.&nbsp;Mediawan akan menjadi studio dokumentasi dan menangani penjualan internasional melalui cabang distribusinya, Mediawan Rights, dengan partisipasi Entourage Ventures. &nbsp;“Kami menantang siapa pun untuk menemukan orang-orang yang lebih menakjubkan, atau dunia yang lebih hidup daripada The Isle of Man TT. Kami selalu tertarik pada karakter yang berusaha sekuat tenaga, dan balapan ini adalah Shangri-La mereka,” kata Tatum didampingi Reid Carolin dan Peter Kiernan dari Free Association.&nbsp;“Kami merasa sangat terhormat menjadi bagian dari tim impian kreatif yang menceritakan kisah acara legendaris ini, dan tidak sabar untuk akhirnya membagikan olahraga mistis yang kami sukai ini kepada penonton di seluruh dunia.”“Kami merasa terhormat mendapat kesempatan untuk berbagi kisah tentang orang-orang luar biasa yang terlibat dan memperkenalkan The Isle of Man TT dengan cara yang membawa penonton langsung ke dalam aksinya. Kami sangat berterima kasih kepada Mediawan dan seluruh mitra kami atas kepercayaan dan dukungan mereka,” kata Plan B dalam sebuah pernyataan.Produksi The Greatest Race on Earth sudah dimulai sejak akhir Mei lalu dan mengikuti perlombaan Isle of Man pada bulan Juni. Skenario untuk film ini sedang dalam pengembangan.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/5OHXWOCk61g?si=yz4B3RdbFEL_7l0V" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;

Film tentang balapan motor paling berbahaya di dunia, Isle of Man TT, rencananya akan dibuat dalam bentuk seri dokumenter dan film layar lebar.

Brad Pitt dan Channing Tatum Siapkan Film Balap Motor Isle of Man TT

SKOR.id – Meskipun pemain tenis profesional kelahiran Swiss itu sudah pensiun pada tahun 2022 lalu, Roger Federer kembali menjadi sorotan publik. Kali ini untuk film dokumenter barunya Federer: Twelve Final Days.&nbsp;Film produksi Inggris dengan sutradara Asif Kapadia dan Joe Sabia menceritakan 12 hari kegiatan Federer usai pengumuman perpisahannya hingga pertandingan profesional terakhirnya pada 23 September 2022.&nbsp;Film berdurasi 88 menit ini mendapat lampu hijau dari Amazon Prime Video pada Februari 2024. Trailer teaser dirilis pada 14 Mei 2024 sedangkan trailer resmi dirilis pada 3 Juni 2024.&nbsp;Federer: Twelve Final Days ditayangkan perdana di Festival Tribeca dan dirilis di Amazon Prime Video pada 20 Juni 2024. Pengguna baru dapat menontonnya secara gratis dengan uji coba 30 hari.SinopsisPada 14 September 2022, setelah 24 tahun berkarier di tenis profesional, Roger Federer merekam video pengumuman pensiunnya. Keesokan harinya, pengumuman tersebut diumumkan ke publik.&nbsp;Federer tiba di London untuk turnamen terakhirnya, Laver Cup. Ia akan bermain untuk Tim Eropa bersama Novak Djokovic, Andy Murray, dan Rafael Nadal, di bawah kapten Bjorn Borg.&nbsp;Pada tanggal 23 September, Federer memainkan pertandingan terakhirnya, ganda berpasangan dengan Nadal, rival terbesarnya, melawan Frances Tiafoe dan Jack Sock.&nbsp;Mendapat match point&nbsp;di tiebreak penentuan, Federer melakukan kesalahan sendiri, menyamakan skor. Tiafoe dan Sock akhirnya memenangi tiebreak, dan karier Federer resmi berakhir.&nbsp;Sambil menangis, Federer memeluk rekan satu timnya di tengah tepuk tangan meriah dari penonton. Nadal diliputi oleh emosi, mengetahui bahwa ia tidak akan pernah bisa bermain melawan rival terbesarnya lagi.&nbsp;Federer lalu memberikan pidato perpisahan yang emosional sambil berterima kasih kepada istrinya, Mirka, dan seluruh keluarganya. Dalam wawancara terakhirnya, dia menyatakan bahwa dia senang mengetahui bahwa dia membuat “pengaruh yang sangat besar” pada tenis.Prime Video menggambarkan Federer: Twelve Final Days&nbsp;sebagai “video rumahan yang tidak pernah dimaksudkan untuk ditonton publik.”Federer dipandang sebagai dirinya yang paling rentan dan jujur ​​saat mengucapkan selamat tinggal kepada permainan tenis dan para penggemarnya yang telah membentuk hidupnya selama lebih dari dua dekade.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/p9Xn8Olq5-0?si=bSdjiOIlmGjFbj_e" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>Sepanjang kariernya, Federer meraih 20 gelar Grand Slam&nbsp;– 6 Australian Open, 1 French Open, 8 Wilmbledon (rekor terbanyak), dan 5 US Open (rekor terbanyak bersama di Open Era) – 6 ATP Tour Finals, dan dua medali Olimpiade, belum lagi hadiah uang jutaan dolar.Federer menduduki peringkat nomor 1 dunia di tunggal oleh Asosiasi Tenis Profesional (ATP) selama 310 minggu, termasuk rekor 237 minggu berturut-turut. Dia finis sebagai peringkat 1 akhir tahun sebanyak lima kali. &nbsp;Potret di balik layar hari-hari terakhir karier profesionalnya menampilkan keluarga dan tiga rival utamanya, yakni Nadal, Novak Djokovic, dan Andy Murray.&nbsp;Cara MenontonAnda bisa memulai Prime Video dengan uji coba gratis 30 hari. Setelah itu, Anda hanya perlu membayar 8,99 dolar Amerika (AS) atau sekira Rp150 ribu per bulan. Anda akan bisa mengakses perpustakaan film dan acara Amazon, termasuk konten asli.&nbsp;Anda juga bisa mendapatkan keanggotaan Amazon Prime untuk streaming dan berbelanja Amazon seharga 14,99 dolar AS per bulan setelah uji coba gratis selama 30 hari.&nbsp;Mereka yang berstatus pelajar bisa menerima uji coba gratis selama enam bulan ketika mendaftar ke Prime Student, dan hanya perlu membayar 7,49 dolar AS per bulan setelahnya.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/HWXMmlQTD9I?si=bX2F-a-gU7QiFpen" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Film dokumenter Federer: Twelve Final Days bisa disaksikan di Prime Video mulai 20 Juni 2024.

Federer: Twelve Final Days, Film Dokumenter Hari-hari Terakhir Legenda Tenis Dunia  

SKOR.id – Dalam subgenre film olahraga, ada banyak sekali film bisbol yang dibuat selama beberapa dekade, utamanya oleh sineas Hollywood. Hal itu bisa dimaklumi karena bisbol adalah olahraga favorit di Amerika Serikat.&nbsp;Mereka yang tidak menyukai bisbol mungkin mengeluh bahwa permainan berjalan sangat lambat dan sebagian besar terdiri dari para pemain yang berdiri di sana-sini, tidak melakukan apa pun.&nbsp;Sebagai sutradara dan pembuat film, Carson Lund memahami bagaimana kritik semacam itu sama sekali tidak tepat sasaran. Di situasi yang tampaknya tidak terjadi apa-apa, bagi mereka yang terpikat dengan olahraga, justru di situlah rahasia keindahannya.Eephus mengisahkan tentang pertandingan terakhir yang dimainkan oleh dua tim rekreasi-liga khusus orang tua yang luar biasa, sebelum lapangan bola kesayangan mereka dirobohkan.&nbsp;Hasilnya adalah film hangout yang sederhana namun menyentuh yang bergema lama setelah lemparan terakhir.Eephus tayang perdana di Directors’ Fortnight, yang juga merupakan landasan peluncuran film lain yang diawasi oleh kolektif artistik Los Angeles Omnes Films, Christmas Eve In Miller’s Point.Directors’ Fortnight merupakan festival film yang independen dan diadakan bersamaan dengan Festival Film Cannes, menampilkan program film pendek dan film layar lebar serta dokumenter di seluruh dunia. Tahun ini, Directors’ Fortnight digelar 15-25 Mei 2024 lalu.Film Eephus, yang menampilkan pemain dan kru yang semuanya laki-laki, tidak memiliki nama besar. Meskipun, penonton mungkin akan terhibur mengetahui bila pembuat dokumenter legendaris Frederick Wiseman memberikan cameo vokal singkat sebagai wartawan radio.Pun begitu, penggemar bisbol mungkin tertarik pada film ini karena Lund menghindari klise drama olahraga. Ia lebih mengarahkan pada hal pemenang dan pecundang tidak terlalu penting dibandingkan dengan waktu berharga yang bisa dihabiskan untuk bermain bersama teman-teman lama.<div class="raw-html-embed"><blockquote class="instagram-media" data-instgrm-captioned="" data-instgrm-permalink="https://www.instagram.com/p/C7JLWU6NXGx/?utm_source=ig_embed&amp;utm_campaign=loading" data-instgrm-version="14" style=" background:#FFF; border:0; border-radius:3px; box-shadow:0 0 1px 0 rgba(0,0,0,0.5),0 1px 10px 0 rgba(0,0,0,0.15); margin: 1px; max-width:540px; min-width:326px; padding:0; width:99.375%; width:-webkit-calc(100% - 2px); width:calc(100% - 2px);"><div style="padding:16px;"> <a href="https://www.instagram.com/p/C7JLWU6NXGx/?utm_source=ig_embed&amp;utm_campaign=loading" style=" background:#FFFFFF; line-height:0; padding:0 0; text-align:center; text-decoration:none; width:100%;" target="_blank"> <div style=" display: flex; flex-direction: row; align-items: center;"> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 40px; margin-right: 14px; width: 40px;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 100px;"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 60px;"></div></div></div><div style="padding: 19% 0;"></div> <div style="display:block; height:50px; margin:0 auto 12px; width:50px;"><svg width="50px" height="50px" viewBox="0 0 60 60" version="1.1" xmlns="https://www.w3.org/2000/svg" xmlns:xlink="https://www.w3.org/1999/xlink"><g stroke="none" stroke-width="1" fill="none" fill-rule="evenodd"><g transform="translate(-511.000000, -20.000000)" fill="#000000"><g><path d="M556.869,30.41 C554.814,30.41 553.148,32.076 553.148,34.131 C553.148,36.186 554.814,37.852 556.869,37.852 C558.924,37.852 560.59,36.186 560.59,34.131 C560.59,32.076 558.924,30.41 556.869,30.41 M541,60.657 C535.114,60.657 530.342,55.887 530.342,50 C530.342,44.114 535.114,39.342 541,39.342 C546.887,39.342 551.658,44.114 551.658,50 C551.658,55.887 546.887,60.657 541,60.657 M541,33.886 C532.1,33.886 524.886,41.1 524.886,50 C524.886,58.899 532.1,66.113 541,66.113 C549.9,66.113 557.115,58.899 557.115,50 C557.115,41.1 549.9,33.886 541,33.886 M565.378,62.101 C565.244,65.022 564.756,66.606 564.346,67.663 C563.803,69.06 563.154,70.057 562.106,71.106 C561.058,72.155 560.06,72.803 558.662,73.347 C557.607,73.757 556.021,74.244 553.102,74.378 C549.944,74.521 548.997,74.552 541,74.552 C533.003,74.552 532.056,74.521 528.898,74.378 C525.979,74.244 524.393,73.757 523.338,73.347 C521.94,72.803 520.942,72.155 519.894,71.106 C518.846,70.057 518.197,69.06 517.654,67.663 C517.244,66.606 516.755,65.022 516.623,62.101 C516.479,58.943 516.448,57.996 516.448,50 C516.448,42.003 516.479,41.056 516.623,37.899 C516.755,34.978 517.244,33.391 517.654,32.338 C518.197,30.938 518.846,29.942 519.894,28.894 C520.942,27.846 521.94,27.196 523.338,26.654 C524.393,26.244 525.979,25.756 528.898,25.623 C532.057,25.479 533.004,25.448 541,25.448 C548.997,25.448 549.943,25.479 553.102,25.623 C556.021,25.756 557.607,26.244 558.662,26.654 C560.06,27.196 561.058,27.846 562.106,28.894 C563.154,29.942 563.803,30.938 564.346,32.338 C564.756,33.391 565.244,34.978 565.378,37.899 C565.522,41.056 565.552,42.003 565.552,50 C565.552,57.996 565.522,58.943 565.378,62.101 M570.82,37.631 C570.674,34.438 570.167,32.258 569.425,30.349 C568.659,28.377 567.633,26.702 565.965,25.035 C564.297,23.368 562.623,22.342 560.652,21.575 C558.743,20.834 556.562,20.326 553.369,20.18 C550.169,20.033 549.148,20 541,20 C532.853,20 531.831,20.033 528.631,20.18 C525.438,20.326 523.257,20.834 521.349,21.575 C519.376,22.342 517.703,23.368 516.035,25.035 C514.368,26.702 513.342,28.377 512.574,30.349 C511.834,32.258 511.326,34.438 511.181,37.631 C511.035,40.831 511,41.851 511,50 C511,58.147 511.035,59.17 511.181,62.369 C511.326,65.562 511.834,67.743 512.574,69.651 C513.342,71.625 514.368,73.296 516.035,74.965 C517.703,76.634 519.376,77.658 521.349,78.425 C523.257,79.167 525.438,79.673 528.631,79.82 C531.831,79.965 532.853,80.001 541,80.001 C549.148,80.001 550.169,79.965 553.369,79.82 C556.562,79.673 558.743,79.167 560.652,78.425 C562.623,77.658 564.297,76.634 565.965,74.965 C567.633,73.296 568.659,71.625 569.425,69.651 C570.167,67.743 570.674,65.562 570.82,62.369 C570.966,59.17 571,58.147 571,50 C571,41.851 570.966,40.831 570.82,37.631"></path></g></g></g></svg></div><div style="padding-top: 8px;"> <div style=" color:#3897f0; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:550; line-height:18px;">Lihat postingan ini di Instagram</div></div><div style="padding: 12.5% 0;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: row; margin-bottom: 14px; align-items: center;"><div> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(0px) translateY(7px);"></div> <div style="background-color: #F4F4F4; height: 12.5px; transform: rotate(-45deg) translateX(3px) translateY(1px); width: 12.5px; flex-grow: 0; margin-right: 14px; margin-left: 2px;"></div> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(9px) translateY(-18px);"></div></div><div style="margin-left: 8px;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 20px; width: 20px;"></div> <div style=" width: 0; height: 0; border-top: 2px solid transparent; border-left: 6px solid #f4f4f4; border-bottom: 2px solid transparent; transform: translateX(16px) translateY(-4px) rotate(30deg)"></div></div><div style="margin-left: auto;"> <div style=" width: 0px; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-right: 8px solid transparent; transform: translateY(16px);"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; flex-grow: 0; height: 12px; width: 16px; transform: translateY(-4px);"></div> <div style=" width: 0; height: 0; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-left: 8px solid transparent; transform: translateY(-4px) translateX(8px);"></div></div></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center; margin-bottom: 24px;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 224px;"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 144px;"></div></div></a><p style=" color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; line-height:17px; margin-bottom:0; margin-top:8px; overflow:hidden; padding:8px 0 7px; text-align:center; text-overflow:ellipsis; white-space:nowrap;"><a href="https://www.instagram.com/p/C7JLWU6NXGx/?utm_source=ig_embed&amp;utm_campaign=loading" style=" color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:normal; line-height:17px; text-decoration:none;" target="_blank">Sebuah kiriman dibagikan oleh IndieWire (@indiewire)</a></div></blockquote> <script async="" src="//www.instagram.com/embed.js"></script></div>Mengambil latar belakang suasana pertengahan tahun 1990-an, film ini mengisahkan pertandingan bisbol yang dimainkan oleh tim lokal Adler's Paint, yang dipimpin oleh pelempar (pitcher) super kompetitif Ed (diperankan Keith William Richards), dan rivalnya Riverdogs, yang dilatih oleh pelempar bola yang bersuara lembut, Graham (Stephen Radochia).&nbsp;Karena keputusan bisnisnya, Graham berniat merobohkan lapangan tempat bermain mereka untuk bangunan baru. Para pemain di kedua tim tidak terlalu senang dengan Graham, yang terlihat hanya ingin semua orang bersenang-senang sekali lagi untuk yang terakhir sebelum mereka harus melanjutkan hidup.Eephus adalah gambaran kasih sayang para pria paruh baya yang meskipun jauh dari kejayaan atletik masa muda mereka (jika pernah memilikinya), masih berjalan dengan susah payah menuju lapangan bisbol untuk mengayunkan tongkat pemukul dan menjalankan base.&nbsp;Film bergenre komedi-drama-sport&nbsp;ini tidak banyak menampilkan adegan-adegan menarik di lapangan, dengan orang-orang pinggiran kota ini merokok dan minum bir sambil mengeluh tentang nyali mereka yang besar dan pekerjaan sehari-hari yang tidak memuaskan.&nbsp;Inti dari permainan ini adalah untuk bersama-sama dan bertukar hinaan, dengan skenarionya berpindah dari satu karakter ke karakter lain, jarang membiarkan siapa pun menjadi fokus utama terlalu lama.&nbsp;Meski begitu, ada kesan yang jelas tentang para pemain ini. Baseman pertama Adler's Paint, Bobby (Brendan Burt), merasa sedikit tidak aman hingga berusaha membuat pemain lain menyukainya. Sementara, Rich (Ray Hryb) yang tinggal di Riverdogs memandang seluruh kehidupan, termasuk bisbol, sebagai pertarungan.&nbsp;Eephus melakukan pekerjaan luar biasa dengan menyindir penolakan para pemain biasa-biasa saja ini untuk melepaskan impian atletik mereka, sekaligus memahami mengapa pria tertentu harus tetap berpegang teguh pada permainan masa muda mereka.&nbsp;Pertunjukannya dijalani dan dilalui secara seragam, mewujudkan orang-orang biasa-biasa saja yang menganggap serius permainan ini, bahkan jika tidak ada orang lain dalam hidup mereka yang melakukannya. Yang menarik, hampir tidak ada penggemar yang hadir di tribune, termasuk keluarga mereka.Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui kapan Eephus akan dirilis untuk umum. Seperti dikutip imdb.com, setelah muncul di Directors’ Fortnight pada 19 Mei 2024 lalu, Eephus&nbsp;akan muncul pada 12 Juni 2024 di Sydney Film Festival.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/O4QpZBGJE48?si=tsBs6hNKkcUmK1--" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Kisah Eephus sangat berbeda dari film-film bisbol lainnya. 

Eephus, Film Bisbol dengan Cerita yang Belum Pernah Ada

SKOR.id – Netflix bakal kembali merlisi film dokumenter bertema olahraga, khususnya sepak bola. Kali ini, stasiun televisi streaming&nbsp;berlangganan asal Amerika Serikat itu mengeksplorasi karier salah satu legenda sepak bola terhebat sepanjang masa.&nbsp;Rafa Marquez, pemain Meksiko yang terkenal dengan keandalan dan komitmennya di lapangan, kariernya bakal dieksplorasi melalui kamera melalui kesaksian dari rekan kerja, teman, dan keluarganya.Mengambil judul Rafa Marquez: El Capitan, film ini merupakan salah satu upaya terbaru Netflix dalam mengeksplorasi kehidupan dan warisan para atlet inovatif.&nbsp;Mantan bek tengah bernama lengkap Rafael Marquez Alvarez itu telah dan selama beberapa generasi identik dengan keunggulan dan kejayaan dalam sepak bola Meksiko.&nbsp;Kini, bersama dengan anggota keluarga dan rekan tempurnya di dalam dan di luar lapangan, El Capitan berbagi kehidupan dan rahasianya dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya.&nbsp;“Film dokumenter ini meliput masa kecilnya di kampung halamannya Zamora, Michoacan, rasa sakitnya meninggalkan rumah untuk pertama kalinya demi mencari mimpinya, dan kejayaan yang diraihnya saat bermain di FC Barcelona,” demikian ungkap sinopsis resmi film ini.Memperkuat Barcelona antara 2003 sampai 2010, Marquez berhasil merebut total delapan trofi, termasuk dua Liga Champions (2005-2006 dan 2009-2010) dan empat La Liga (2004-2005, 2005-2006, 2008-2009, dan 2009-2010).&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Nt77K5TrJ_4?si=rbiTECs2VPYUvYX6" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>“Film ini juga mengeksplorasi kematian ayah Marquez, mentor dan anutannya, perjuangan untuk membersihkan namanya di pengadilan, dan tendangan penalti yang menentukan melawan Belanda di Piala Dunia 2014,” kata sinopsis itu lagi.&nbsp;“Intinya, Rafa Marquez: El Capitan merekonstruksi kehidupan untuk pertama kalinya dari ikon besar sepak bola Meksiko ini.”Dalam trailer film Rafa Marquez: El Capitan yang dirilis pada pertengahan Mei lalu itu tampak beberapa legenda sepak bola yang terlibat dalam pembuatannya, termasuk wawancara dengan mantan rekan Marquez di Barcelona, Carles Puyol dan Xavi Hernandez, dan banyak lagi.&nbsp;Tidak hanya di Barcelona, nama pria yang sejak 14 Juli 2022 menjadi pelatih di Barca Atletic itu juga sudah masuk daftar legenda dalam sepak bola Meksiko.&nbsp;Antara Februari 1997 sampai Juli 2018, ia tercatat 148 kali membela Timnas Meksiko di berbagai ajang—termasuk enam Copa America (1999, 2001, 2004, 2007, 2015, 2016) dan lima Piala Dunia (2002, 2006, 2010, 2014)—dengan 17 gol dan enam assist.Rafa Marquez: El Capitan disutradarai oleh Carlos Armella, sedangkan skenario digarap oleh Leon Krauze. Film ini mulai bisa disaksikan secara streaming di Netflix pada Kamis (6/6/2024) nanti.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/tkSSYYJkXxc?si=vIwwPcXQnN5BFHJ2" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Rafa Marquez: El Capitan merekonstruksi kehidupan untuk pertama kalinya dari ikon besar sepak bola Meksiko.

Rafa Marquez: El Capitan, Dokumenter Perjalanan Karier Legenda Timnas Meksiko

SKOR.id – Penggemar Manchester United dapat segera menghidupkan kembali kemenangan treble bersejarah klub kesayangan mereka dalam serial dokumenter baru yang dibintangi oleh orang-orang seperti David Beckham, Gary Neville, dan Sir Alex Ferguson.&nbsp;Akan diluncurkan tahun ini di Prime Video Amazon, film berjudul 99 itu disebut sebagai “serial dokumenter definitif” yang mengeksplorasi hari-hari terakhir kampanye The Red Devils&nbsp;pada musim 1998-1999.Sesuai sinopsis resminya, serial tiga bagian ini merupakan gambaran untuk salah satu pencapaian terbesar di dunia sepak bola dan kisah sekelompok pemain yang direkrut, dilatih, dan dibentuk oleh Sir Alex sebagai pelatih untuk menciptakan sejarah.&nbsp;Serial 99&nbsp;ini akan mengeksplorasi kemenangan Man United di Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions selama 10 hari penting di tahun 1999 dengan kisah-kisah tak terhitung yang mengungkap konflik di ruang ganti, perjuangan pribadi, dan momen ajaib di balik musim legendaris yang berpuncak pada kemenangan comeback paling luar biasa dalam sepak bola pada musim lain.Kendati mendominasi kompetisi domestik di era 1990-an, Sir Alex Ferguson belum mampu membawa Man United berjaya di kasta tertinggi sepak bola Eropa hingga 1999.&nbsp;Hebatnya, kejayaan itu terjadi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika klub memenangkan tiga trofi dalam 10 hari untuk mencapai treble pertama dalam sejarah sepak bola Inggris.Sekarang, 25 tahun kemudian, pembuat film Sampson Collins mengeksplorasi kegembiraan, tekad yang tak tertandingi, dan lika-liku nasib yang menakjubkan yang mengarah pada pencapaian luar biasa dengan akses ke tim dan wahyu serta rekaman baru dari dalam ruang ganti.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/lvH1fmS-TWw?si=icKMvQydVSHPuTNp" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>Seri 99 akan menampilkan wawancara eksklusif dari tokoh-tokoh kunci dalam kisah Man United dengan Beckham, Neville, Paul Scholes, Peter Schmeichel, Teddy Sheringham, Andy Cole, dan Ole Gunnar Solskjaer masing-masing mengingat setiap perspektif dan momen penting dengan detail yang jelas. Mereka juga akan mendengarkan staf pelatih termasuk Sir Alex dan Steve McClaren.Serial ini dibuat menggunakan rekaman arsip yang belum pernah dilihat sebelumnya, dengan video candid di balik layar dari klub dan penggemar, untuk membawa pemirsa kembali ke momen luar biasa dalam olahraga, mengangkat tirai musim yang menentukan era tersebut.Kapan 99 Dirilis?Serial 99 akan diluncurkan di Prime Video Amazon pada hari Jumat, 17 Mei 2024, menjelang peringatan 25 tahun kemenangan treble Man United. Ketiga episode akan tersedia untuk streaming sejak peluncuran.Bagaimana Menonton 99 Secara Gratis?&nbsp;Serial 99 akan tersedia untuk streaming <a href="https://www.amazon.co.uk/amazonprime?&amp;linkCode=sl2&amp;tag=mirrortv-21&amp;linkId=16d88b352d0a5487034a44125476ed7e&amp;language=en_GB&amp;ref_=as_li_ss_tl">di sini dengan keanggotaan Amazon Prime</a>, yang biasanya berharga 8,99 poundsterling per bulan atau 95 pounds per tahun – atau 5,99 pounds untuk Prime Video – tetapi dapat diikuti secara gratis dengan uji coba gratis 30 hari.&nbsp;Ini termasuk serangkaian film dokumenter olahraga lainnya seperti Sir Alex Ferguson: Never Give In, Rooney, dan All or Nothing, ditambah acara blockbuster seperti Fallout dan Clarkson’s Farm, yang semuanya dapat dinikmati tanpa membayar sepeser pun selama 30 hari.Anggota Amazon Prime juga menerima sejumlah manfaat lain seperti pengiriman hari berikutnya, Amazon Music Prime, Deliveroo Plus, dan pengiriman gratis untuk pesanan HelloFresh selama setahun.&nbsp;Alternatifnya, Disney+ menawarkan serangkaian acara baru, termasuk serial Star Wars&nbsp;mendatang, The Acolyte, dan film The Beatles yang baru dan direstorasi, Let It Be.Penggemar TV bisa mendapatkan setara dengan dua bulan gratis dengan berlangganan tahunan paket standar atau premium Disney, sementara mereka yang lebih memilih membayar bulanan dapat bergabung dengan paket 'dengan Iklan' yang ramah anggaran seharga 4,99 pounds.<div class="raw-html-embed"></div>&nbsp;

Seri dokumenter 99 ini akan mulai ditayangkan pada 17 Mei 2024 di Prime Video Amazon.

Latest Articles - Film Bertema Olahraga