- Kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan efek samping mulai dari libido dan suasana hati yang rendah hingga hilangnya otot.
- Seorang ahli urologi mengatakan lebih banyak pria harus dites sehingga dokter mereka dapat melihat bagaimana kadar hormon mereka berubah dari waktu ke waktu.
- Ada beberapa bukti bahwa kadar testosteron yang lebih tinggi dapat mencegah penyakit seperti kanker prostat, bukan meningkatkan risikonya.
SKOR.id - Testosteron adalah hormon penting untuk kesehatan pria dan seorang ahli urologi (urologis) terkemuka merekomendasikan agar lebih banyak pria untuk mengecek kadarnya lebih awal dalam kehidupan mereka.
Testosteron rendah dapat menyebabkan hilangnya energi, otot, dan libido. Dan, dapat juga berkontribusi pada munculnya penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas, menurut penelitian.
Tetapi mendiagnosis testosteron rendah bisa menjadi sedikit rumit, karena kadar testosteron alami dapat bervariasi.
Jika Anda belum mengetahui dasar Anda, dan Anda mulai mengalami gejala-gejala ini, Anda mungkin tidak dapat mempercayai hasil tes testosteron, kata Dr. Ananias C. Diokno, mantan kepala petugas medis dan ketua urologi di Rumah Sakit Beaumont., Royal Oak.
"Jika Anda bertanya pada pria berapa kadar testosteron mereka, mereka hanya akan garuk-garuk kepala. Mereka tidak tahu itu dan dokter tidak mengujinya. Anda harus tahu berapa level Anda pada saat Anda mencapai usia 30 hingga 35 tahun," Diokno kepada Insider.
Testosteron 'Normal' dan Bukan Barometer Sempurna
Pengujian testosteron rendah sederhana, hanya dengan melakukan tes darah.
Pada pria sehat, kadar testosteron dapat berkisar antara 260 nanogram per desiliter (ng/dL) dan lebih dari 900 ng/dL, tergantung pada usia.
Testosteron rendah biasanya akan didefinisikan sebagai kurang dari 250-300 ng/dL, menurut Cleveland Clinic.
Namun, karena kadar testosteron alami dapat sangat bervariasi, Diokno mengatakan banyak pria dapat salah didiagnosis karena kekurangan hormon.
Misalnya, seseorang dengan kadar testosteron 400 atau 500 ng/dL tidak akan didiagnosis dengan testosteron rendah karena lebih tinggi dari standar yang ditentukan, tetapi jika kadar awalnya 700 atau lebih tinggi, penurunannya signifikan dan mungkin perlu perawatan.
"Banyak praktisi menutup pikirannya. Seseorang mungkin mengalami gejala, tetapi menurut pedoman, tidak memiliki gejala testosteron rendah. Ini yang membuat frustrasi di antara pria dan di antara dokter yang tidak dapat membantu mereka," kata Diokno.
Salah satu solusinya adalah tes hormon yang lebih rutin sehingga para pria bisa menentukan seperti apa garis dasar yang sehat bagi mereka, mirip dengan penanda kesehatan lainnya seperti kolesterol, tekanan darah, dan gula darah, menurut Diokno.
Energi Rendah, Libido Rendah, dan Hilangnya Otot
Seiring waktu, kadar testosteron pria berkurang sebagai efek samping umum dari penuaan.
Namun, pria yang berusia lebih muda juga dapat memiliki testosteron rendah, menyebabkan mereka mengalami gejala yang mirip dengan pria yang jauh lebih tua.
Gejala tanda testosteron rendah dapat berupa mental, fisik, dan emosional, termasuk:
- Gairah seks menurun
- Kabut otak: kondisi di mana seseorang merasa sulit untuk berkonsentrasi dan tidak bisa fokus ketika memikirkan suatu hal
- Depresi dan perubahan suasana hati
- Kelelahan
- Kesulitan membangun atau mempertahankan otot
“Semakin rendah testosteron, semakin banyak gejalanya,” kata Diokno.
Terapi Testosteron Tidak Berisiko
Bagi pria yang mengalami penurunan kadar hormon secara tiba-tiba, terapi testosteron bisa membantu memulihkan kualitas hidup, energi, dan libido mereka, kata Diokno.
Sebelumnya, terapi testosteron telah diatur dengan hati-hati, sebagian karena testosteron tinggi telah dikaitkan dengan risiko kanker prostat yang lebih tinggi dalam beberapa penelitian.
Diokno mengatakan yang sebaliknya mungkin benar, dari beberapa penelitian observasional, dan kadar testosteron yang sehat dapat melindungi kesehatan prostat.
Hilangnya otot terkait testosteron rendah juga bisa menyebabkan problem lainnya, termasuk penurunan metabolisme yang dapat menyebabkan penambahan berat badan dan masalah kesehatan terkait.
Bukti yang ada menunjukkan bahwa terapi testosteron, dilakukan dengan benar dan dengan pengawasan medis, adalah cara yang paling aman dan efektif untuk meningkatkan kadar hormon, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat siapa yang dapat mendapatkan manfaat, kata Diokno.
"Ini (seperti) Kotak Pandora, menurut saya masih banyak pertanyaan yang belum terjawab," kata sang urologis.***
Berita Entertainment Bugar Lainnya:
Ilmuwan 'Memecahkan' Misteri Mengapa Wanita Selalu Merasa Kedinginan daripada Pria
Pria Berpikir Mereka Tak Terkalahkan dalam Hal Kanker: 13 Tanda yang Perlu Diketahui
Daddy Blues: Kita Perlu Berbicara tentang Depresi Pascakelahiran pada Pria