- Bermula dari akhir tahun 2020, virus corona terus bermutasi dan melahirkan varian baru.
- Para ahli dalam dunia medis terus mengamati perkembangan Covid-19.
- Merujuk pada beberapa artikel medis, Skor.id suguhkan informasi varian Covid-19 yang telah tersebar di penjuru dunia.
SKOR.id - Sejauh ini, para ahli dari berbagai institusi kesehatan di seluruh dunia, termasuk World Health Organization (WHO), menemukan terdapatnya mutasi pada virus SARS-CoV-2.
Secara alamiah, virus dan bakteri apapun termasuk coronavirus (SARS-CoV-2), berubah dan bermutasi seiring waktu agar dapat terus berkembang.
Perubahan ini akan berdampak pada penyebaran virus dan tingkat bahaya penyakit.
Dikhawatirkan, mutasi virus corona nantinya mempengaruhi efektivitas vaksin Covid-19 yang saat ini tersedia.
Seorang ilmuwan University College London, Dr. Lucy van Dorp menyampaikan bahwa mutasi yang terjadi di beberapa tempat melahirkan dampak berbeda pada virus.
“Mutasi dapat meningkatkan frekuensi penyebaran dan karakter virus yang berbeda sesuai latar belakang epidemologinya,” papar Dr. van Dorp pada BBC.
Dilansir dari New York Times, berikut ini adalah varian mutasi Covid-19 yang telah ditemukan oleh para Ilmuwan:
- Varian Alfa
Coronavirus varian ini muncul di Inggris pada September 2020 yang kemudian dinamai dengan Variant of Concern 202012/12. Pada 1 Juni 2021, WHO menamai varian virus ini dengan B.1.1.7. Alpha.
Tingkat infeksi dan penyebaran varian Alfa ini dinilai 30-50% lebih cepat dari varian lain. Sebuah studi yang dilakukan di Inggris menyatakan bahwa virus corona dalam varian ini 55% lebih berbahaya. Namun vaksin masih dapat memberikan perlawanan pada varian Alfa.
- Varian Beta
Varian ini merupakan garis turunan dari virus corona jenis B.1.351, yang kemudian dinamai oleh WHO dengan sebutan Beta yang kini telah tersebar di 68 negara.
Varian Beta ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Desember 2020. Gejala infeksi ini diketahui lebih kebal terhadap beberapa jenis pengobatan. Meski demikian, para ilmuwan terus melakukan pengembangan dan inovasi vaksin.
- Varian Gamma
Varian Gamma terbentuk dari mutasi virus B.1.1.28. Varian ini pertama kali dilaporkan muncul di Manaus, salah satu daerah besar Brazil. Covid varian Gamma seketika menyebar luas di Amerika Selatan.
Sampai saat ini diketahui bahwa varian Gamma menyebar di 37 negara. Efektivitas vaksin Covid-19 pada varian ini juga masih terus diuji oleh para ahli medis.
- Varian Delta
Turunan dari virus B.1.617 ini membawa dua jenis mutasi yang unggul yaitu E484Q dan L452R. Varian yang kemudian dinamai Delta ini diketahui menyebar lebih cepat dibanding varian lain.
Virus corona varian Delta pertama kali ditemukan pada Oktober 2020. Hingga saat ini, varian Delta dominan tersebar di Inggris serta India.
Sampai sekarang belum diketahui penyebab cepatnya persebaran varian ini. Namun syukurnya peneliti telah menyatakan bahwa efektivitas vaksin (Astrazeneca & Pfizer) terhadap varian Delta mencapai 60-79% dengan pemberian 2 dosis penuh.
- Varian Lambda
Virus corona varian Lambda (disebut juga C.37) pertama kali terlacak kasusnya di Peru pada Desember 2020. Saat ini varian Lambda telah menyebar ke Eropa terutama Inggris.
WHO mengumumkan bahwa varian ini masih dalam tahap penelitian untuk mengetahui tingkat penularan dan bahaya infeksinya. Namun berdasarkan informasi terkini, varian Lambda tidak jauh berbeda dengan virus corona jenis pertama.
Itulah rangkuman varian virus corona yang telah diketahui dan masih akan terus berkembang.
Apapun jenis varian dan gejalanya, langkah terbaik untuk mencegah penularan Covid-19 adalah dengan menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari, menjaga diri dan lingkungan. (Adhitya Mahatravatama).
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia
View this post on Instagram
Berita Covid-19 Lainnya:
Covid-19 Tak Terkendali, Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo Masuk Karantina Grup II
Ganda Campuran Thailand Ambil Sisi Positif Pandemi Covid-19 Jelang Olimpiade Tokyo