SKOR.id – Todd Marinovich merupakan sosok atlet yang pantang menyerah untuk memperbaiki diri setelah mengalami keterpurukan akibat kesalahannya sendiri.
Mantan quarterback Los Angeles Raiders pada kompetisi NFL 1991-1992 ini kerap membuat beberapa gerakan artistik saat masih menjadi pemain.
Sayangnya, Marinovich tidak pernah menjadi salah satu pemimpin passing touchdown NFL sepanjang masa, karena ia diskors berkali-kali akibat mengonsumsi narkoba.
Ia akhirnya menetap dan mulai menggunakan bakat lain demi kebaikan hidupnya. Marinovich memutuskan mengekspresikan emosinya melalui seni, terutama melukis.
Marinovich menggunakan pengetahuannya tentang olahraga untuk menggambar beberapa karya seni lukisnya yang ternyata setara dengan seniman profesional.
Koleksinya sangat mengesankan, dan pria 54 tahun ini terus menunjukkan kemampuan artistiknya hingga saat ini.
Anda bisa melihat berbagai karya seni Marinovich di website resminya, marinovichart.com.
Los Angeles Times beberapa waktu lalu pernah mewawancarai Todd Marinovich ketika menjalani kehidupan barunya sebagai seniman.
Dikutip dari media tersebut, Marinovich tumbuh jadi sosok terkenal, putra kesayangan wilayah Orange County yang dijuluki “Robo Quarterback” di sekolah menengah.
Ia kemudian fokus pada keterampilannya sebagai atlet American Football mengikuti rezim pelatihan intensif yang didorong oleh ayahnya, Marv, sejak bayi.
Marinovich memenangkan Rose Bowl untuk USC. Dia memulai profesinya sebagai pemain Las Vegas Raiders ketika menetap di Los Angeles.
Tapi dia juga mengungkap di depan umum bahwa dirinya juga mulai menjadi pencandu narkoba tingkat lanjut.
Hingga singkat cerita ia kehilangan kariernya, dan hampir nyawanya, dalam kabut ganja, kokain, dan heroin.
Gambaran terakhir yang dimiliki banyak orang adalah dia berdiri di hadapan hakim setelah penangkapannya.
Namun kehidupan Todd Marinovich kini telah berubah sekali lagi. “Aku berevolusi,” katanya kepada Los Angeles Times, sembari mengumbar senyum di wajahnya.
Pada 2009, Marinovich mulai mencari nafkah dari karya seninya, lukisan dan pahatannya telah ditampilkan di galeri.
Bayaran terbesar yang pernah diterimanya sebagai seniman adalah proyek mural senilai 20.000 dolar AS (29.230 dolar AS atau Rp475 jutaan untuk kurs saat ini) yang ditugaskan oleh dewan kota Garden Grove, California.
Kanvasnya berupa dinding eksterior lebar di luar Gem Theater yang bersejarah, tepat di jantung pinggiran kota yang hilang dalam bayang-bayang Disneyland di dekatnya.
“Ada kesamaannya,” kata Steve Jones, anggota dewan kota yang menghubungi Marinovich untuk menanyakan apakah sang mantan quarterback dapat melakukan pekerjaan tersebut.
“Dia berusaha mengatasi stigma, dia mengubah dirinya menjadi seorang seniman.”
“Kami juga mencoba mengatasi stigma, gambaran kota datar di Orange County yang terlupakan. Beberapa orang menyebut kami ‘Hutan Sampah’,” Jones menuturkan.
Marinovich tentu antusias menerima pekerjaan itu. “Saya dan kota ini mempunyai reputasi tertentu, itu benar, tapi saya ingin lebih dari itu, saya ingin ini tentang seni,” ujar Marinovich.
“Bagian ini terasa sangat pas. Pertama kali saya mendengarnya, saya tahu saya adalah orang yang tepat untuk pekerjaan itu. Ini salah satu hal terbesar yang pernah saya lakukan.”
Marinovich membuat karya seni dari segala hal. Kadang bekerja berjam-jam pagi, siang, dan larut malam, di bawah sorotan lampu.
Mural tersebut bergaris, belang-belang, dan dimaksudkan untuk membangkitkan masa lalu pedesaan kota tersebut, diresmikan untuk festival "Re: Imagine Garden Grove" saat itu.
Marinovich memiliki pesona yang rendah hati. Tidak ada kesan apa pun tentang dia, tidak dengan masa lalunya.
Ia kemudian berbicara tentang bagaimana harus mengalahkan rasa takut dan keraguan sebelum memulai membuat mural.
Bagaimana dia bersandar pada fakta bahwa dirinya telah melakukan cukup banyak pekerjaan grafiti sebelumnya.
“Sebagian besar tanpa apa yang Anda sebut ‘kredensial yang tepat’,” katanya.
Marinovich juga merenung tentang dampak buruk obat-obatan serta gegar otak yang pernah ia alami saat bermain di American Football.
Akibatnya ada sebagian besar masa lalu yang tidak dapat dia ingat. Nama-nama, bahkan teman dekat sekalipun, bisa luput dari perhatiannya di saat-saat yang tidak tepat.
Marinovich juga mengaku pernah kehilangan dompetnya tiga kali dalam dua minggu. Itu tipikal dan menakutkan.“Jika saya berhasil mencapai usia 70-an, saya akan terkejut,” katanya.
Yang membuatnya bertahan dari keterpurukan adalah keluarga. “Saya butuh keluarga tercinta karena saya sangat impulsif dan terkadang tidak membuat keputusan terbaik.”
“Tanpa mereka, siapa tahu, semua pertaruhan dibatalkan,” suaranya terdengar pelan.
Marinovich memiliki seorang istri, Alix, yang ia temui di pengadilan narkoba. Mereka memiliki dua anak: seorang gadis berusia 13 tahun, Coski, dan anak laki-laki berusia 15 tahun, Baron.
Marinovich menegaskan tidak akan pernah mengizinkan Baron menjadi atlet American Football karena risiko gegar otak seperti yang pernah dialaminya.