SKOR.id – Awalnya, pengobatan untuk kelebihan berat badan mencakup perubahan pola makan dan peningkatan latihan fisik secara teratur.
Selain strategi tersebut, bila derajat obesitas tinggi, umumnya penderita dianjurkan mengonsumsi obat-obatan.
Namun bila indeks massa tubuh (BMI) adalah 35 hingga 39,9 dan masalah kesehatan terkait dengan berat badan, operasi bariatrik dapat diindikasikan untuk menurunkan berat badan.
Hingga saat ini, operasi bariatrik dianggap satu-satunya pengobatan yang efektif melawan obesitas.
Tindakan operasi itu mampu memengaruhi kadar ghrelin, hormon yang dilepaskan dan merangsang nafsu makan saat perut kosong dari makanan.
Namun, prosedur eksperimental non-bedah yang baru ini membuka harapan dalam pengobatan obesitas.
Cara itu diyakini dapat membantu menurunkan berat badan dengan “membakar” jaringan perut.
Yang menurut hasil pertama uji klinis menunjukkan penurunan berat badan hampir 8%.
Prosedur Baru Menurunkan Berat Badan
Uji klinis baru-baru ini yang dipimpin Christopher McGowan, MD, ahli gastroenterologi dan direktur medis True You Weight Loss, mengungkapkan hasil awal dari prosedur anti-obesitas non-bedah eksperimental baru.
Ini adalah prosedur yang dikenal sebagai teknik yang telah digunakan untuk menghilangkan fragmen jaringan prakanker atau abnormal lainnya dari saluran pencernaan.
Penelitian baru ini mengungkapkan cara kerjanya untuk “membakar” jaringan perut yang penuh dengan lendir.
Untuk melakukan uji coba, sampel yang sangat kecil diambil, hanya 10 wanita gemuk.
Wanita pertama diberi cairan yang melindungi jaringan lambung untuk diminum dan kemudian dimasukkan endoskopi untuk mencapai bagian atas lambung, juga dikenal sebagai fundus lambung.
Melalui endoskopi, lapisan dalam fundus yang lembab, tempat lendir diproduksi dan melimpah, dibakar.
Bagi para ahli, fundus memainkan peran penting dalam menghasilkan sensasi lapar.
Oleh karena itu, dengan prosedur ini diharapkan dapat menghilangkan sejumlah besar sel yang memproduksi ghrelin, suatu hormon yang disintesis terutama oleh lambung yang mengatur nafsu makan.
Dengan berkurangnya produksi hormon ghrelin, ada harapan untuk secara efektif mengurangi rasa lapar namun tetap menjaga berat badan secara sehat.
Efek dari Prosedur Baru untuk Menurunkan Berat Badan
Seperti yang telah dijelaskan, uji coba itu hanya mengambil sampel kecil perempuan, sehingga perlu juga melibatkan laki-laki dalam penelitian tersebut.
Oleh karena itu, hasil yang diperoleh cukup menggembirakan, namun untuk saat ini harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati.
Dari rata-rata sampel 10 perempuan, para ahli menemukan kesimpulan sebagai berikut:
- 7,7% dari berat awalnya berkurang
- Penurunan kadar ghrelin puasa sebesar 40%
- Rasa lapar yang dilaporkan sendiri oleh para peserta berkurang sepertiganya
- Kemampuan lambung untuk makan dan minum berkurang 42%
Dengan temuan ini, McGowan, peneliti studi tersebut, menyampaikan rasa optimismenya.
"Prosedur rawat jalan dan non-bedah yang relatif singkat ini dapat memfasilitasi penurunan berat badan dan secara signifikan mengurangi rasa lapar," kata McGowan.
"Selain itu, peneliti menyatakan prosedur ini dapat jadi pilihan tambahan bagi pasien yang tidak ingin atau tidak memenuhi syarat untuk menerima obat anti-obesitas seperti Wegovy dan Ozempic, atau operasi bariatrik.”
Kesimpulannya, meskipun efek ablasi mukosa endoskopik perlu dipelajari lebih dalam, teknik ini dapat memberikan pengobatan yang andal untuk penurunan hormon ghrelin yang berkelanjutan.
Dan bahkan dapat digunakan sebagai prosedur tunggal yang tidak terlalu menyusahkan dibanding perawatan lainnya.