- Survei terbaru menyebut 70 persen warga Jepang ingin Olimpiade Tokyo dibatalkan atau kembali ditunda.
- Alasan dibalik pilihan tersebut adalah periode gelombang keempat infeksi Covid-19.
- Vaksinasi yang kurang maksimal juga menjadi alasan di balik respon negatif tersebut.
SKOR.id - Lebih dari 70 persen warga Jepang ingin Olimpiade Tokyo dibatalkan atau ditunda kembali.
Angka tersebut merupakan hasil dari survei yang dilakukan Kyodo News sejak 10 April 2021. Hasil jajak pendapat dirilis hari Senin (12/4/2021), 102 hari sebelum dimulainya Olimpiade.
Jika sesuai dengan jadwal, Olimpiade Tokyo akan dibuka pada 23 Juli 2021 dan ditutup pada 8 Agustus 2021.
Survei tersebut menunjukkan 39,2 persen responden ingin Olimpiade dibatalkan, sementara 32,8 persen mengharapkan event kembali ditunda.
Hanya 24,5 persen responden yang menginginkan acara olahraga terbesar di dunia ini berjalan sesuai jadwal.
Alasan besar di balik respon negatif ini adalah masih merebaknya wabah Covid-19 dan vaksinasi yang belum maksimal.
Tokyo pada hari Senin lalu memulai periode darurat semu selama sebulan untuk menekan gelombang keempat infeksi Covid-19 yang didorong oleh strain mutasi baru.
Lebih dari 92,6 persen responden merasa cemas tentang kambuhnya infeksi, berdasarkan jajak pendapat yang sama.
Padahal, pemerintah Jepang sudah memulai melakukan vaksinasi untuk warga berusia 65 ke atas dimulai di sekitar 120 lokasi di seluruh negeri pada hari yang sama.
Dosis yang diimpor masih terbatas dan menurut pemberitaan Kyodo News, kuantitas vaksinasi yang sudah dilakukan tampak sulit menghentikan gelombang infeksi terbaru.
Survei tersebut juga menampilkan bahwa sekitar 60 persen orang tidak puas dengan progres Pemerintah Jepang dalam vaksinasi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Memulai 5 Rutinitas Sehat Jelang Bulan Ramadan, Agar Berat Badan Tak Mengembang! https://t.co/1B3HvH8Z32— SKOR Indonesia (@skorindonesia) March 31, 2021
Baca juga:
11 Tiket Sementara Bulu Tangkis Indonesia ke Olimpiade Tokyo
Jepang Sangat Berbahaya, Ahli Kesehatan Ragukan Keamanan Olimpiade Tokyo