SKOR.id - Harapan Megawati Hangestri dan Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks untuk mengukir sejarah di Liga Voli Korea Selatan, V-League, sirna sudah.
Meski tampil habis-habisan di laga penentuan, Selasa (8/4/2025), pevoli asal Indonesia itu gagal membawa Red Sparks mengalahkan tuan rumah Incheon Heungkuk Life Pink Spiders.
Pertandingan di Samsan World Gymansium, Incheon, itu berjalan sengit selama lima set. Red Sparks sempat tertinggal lebih dulu 0-2, sebelum bangkit dan menyamakan kedudukan.
Namun, pada set pamungkas, mereka harus mengakui keunggulan Pink Spiders. Duel akhirnya tuntas dengan skor 3-2 (26-24, 26-24, 24-26, 23-25, 15-13).
Hasil ini terasa menyesakkan, terutama jika melihat perjuangan Megawati Hangestri dan kawan-kawan sepanjang pertandingan. Mereka selalu memimpin, tapi pada akhirnya kecolongan.
Terutama pada dua set pertama, Red Sparks sejatinya mampu mencatatkan set point lebih dulu. Namun, mereka tak kunjung kill the game sehingga lawan bangkit dan merebut kemenangan.
Dua set berikutnya, tim asuhan Ko Hee-jin belajar dari kesalahan dan bisa menuntaskan permainan. Namun, tetap dengan bumbu-bumbu ketegangan.
Pada set penentu, kedua tim saling kejar poin. Namun, Pink Spiders jauh lebih efektif dalam menyerang maupun bertahan, membuat sang tamu frustrasi.
Spike keras Tutku Burcu Yuzgenc menjadi penanda berakhirnya mimpi Megawati Hangestri dan kawan-kawan.
Mega tidak tampil buruk, bahkan bisa dibilang tulang punggung Red Sparks. Dia menyumbang 37 poin, terbanyak di antara pemain manapun di lapangan.
Tapi, itu ternyata tak cukup. Secara tim, Red Sparks gagal membentuk organisasi yang solid dan sering melakukan kesalahan.
Beberapa pemain tak menemukan performa terbaik sehingga serangan maupun pertahanan juga tak maksimal.
Dengan demikian, penantian 13 tahun Red Sparks untuk kembali menjadi juara V-League masih berlanjut.
Rekor 100 persen juara jika masuk final V-League milik mereka pun kandas. Sebelumnya, Red Sparks selalu sukses di partai puncak, yakni edisi 2005, 2009-2010, dan 2011-2012.
Megawati Hangestri juga urung menorehkan tinta emas sebagai pemain Indonesia pertama yang juara di Liga Voli Korea Selatan.
Sebaliknya, Pink Spiders bersuka cita. Kutukan tiga musim terakhir, di mana mereka selalu tumbang di final, terpatahkan.
Pink Spiders makin mengukuhkan diri sebagai pengoleksi gelar terbanyak dalam sejarah V-League kategori putri, yakni lima.
Cerita tak kalah manis juga dialami sang kapten Kim Yeon-koung. Dia kini bisa pensiun dengan tenang setelah mempersembahkan gelar pada musim terakhirnya bersama Pink Spiders.
Total, legenda voli Korea Selatan itu telah mengoleksi empat titel juara V-League.