SKOR.id – Seniman asal Cile, Jeoan Joao, memanfaatkan kenangan nostalgianya untuk memasukkan sepak bola ke dalam karya seninya.
Sepak bola dikenal sebagai permainan global, dicintai, dan dihargai hampir di seluruh penjuru dunia.
Liga sepak bola Eropa bisa dibilang merupakan puncak karier pemain dari olahraga ini, dan pengaruhnya terasa jauh melampaui batas geografis benua tersebut.
Hal itu terbukti pada Jeoan Joao, seorang seniman asal Cile yang menemukan inspirasi dari masa kecilnya, dan para pemain legendaris yang ada di dalamnya.
Karyanya mendapat apresiasi luas, terutama setelah pameran pertamanya yang berpusat pada era keemasan sepak bola indah atau Joga Bonito khas Brasil.
Dalam gaya lukisannya yang unik, Anda tidak akan menemukan lukisan Kylian Mbappe atau Erling Haaland. Tidak ada pula Mo Salah maupun Karim Benzema.
Bahkan Anda akan kesulitan menemukan lukisan Lionel Messi. Itu karena Joao memanfaatkan era keemasan sepak bola awal tahun 1990-an pada seluruh karyanyA.
Sepak bola masa itu merupakan era yang menentukan pada masa remajanya, dan era yang tentunya meninggalkan jejaknya.
Para pemain bintang era itu macam Zinedine Zidane, Edgar Davids, hingga Ronaldinho memainkan peran sentral dalam karya ciptanya.
Dan tentu saja ada El Fenomeno, Ronaldo Luis Nazario De Lima. Mantan penyerang Real Madrid ini sangat mencerminkan generasi sepak bola era tersebut.
Dan sebagai hasilnya, Ronaldo tampil menonjol di seluruh karya Joao, permainannya tertanam dalam benak sang seniman.
Karya Joao benar-benar seperti mengambil gambar dari ingatan Anda sendiri. Sedikit kabur dalam ingatan, namun penuh warna dan nostalgia.
Dari pemain hingga produk, momen ajaib hingga momen kegilaan, semuanya ada untuk dikagumi.
“Saya mulai melukis ketika berusia sekitar 15-16 tahun, namun minat saya terhadap seni lukis mulai berkembang beberapa tahun kemudian. Pada 2019 saya melukis tiap hari,” ujar Joao.
“Sepak bola selalu bersamaku. Saya ingat ketika berumur sekitar tiga atau empat tahun, saya bermain dengan ayah saya,” ia menambahkan.
“Ketika saya melihat kembali kehidupan saya, saya tidak dapat memikirkannya tanpa memikirkan tentang sepak bola,” ucapnya.
Joao mengaku sudah lama memutuskan untuk menggabungkan minatnya terhadap sepak bola dan seni.
“Saya kira itu dimulai sejak dini. Ketika saya belajar seni dan memikirkan proyek, sepak bola selalu ada dalam pikiran saya.”
“Semua kenangan saya, secara intrinsik terkait dengan permainan sehingga menjadi sumber inspirasi instan.”
“Seiring kemajuan studi saya dan saya melanjutkan ke universitas, saya ingin menggabungkan minat saya lebih jauh lagi,” ujar Joao.
Mengenai minatnya terhadap seni, ia mengaku fokusnya hanya pada lukisan. “Saya tidak mengerjakan bentuk seni lainnya,” Joao menuturkan.
“Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, karya saya biasanya terinspirasi oleh kenangan pribadi saya, biasanya dari masa kecil saya.”
“Hal-hal yang membentuk siapa saya sebagai pribadi dan yang telah memengaruhi karakter saya selama bertahun-tahun.”
“Saya mencoba merefleksikan diri melalui karya seni saya sebanyak yang saya bisa,” kata Joao.
Kenangan pertamanya tentang sepak bola datang dari lapangan yang letaknya sangat dekat dengan tempat ia dibesarkan.
“Dari situlah saya mulai bermain dengan ayah saya pada awalnya, dan kemudian dengan teman-teman.”
"Saat tumbuh dewasa, saya ingat banyak menonton Cristiano Ronaldo di musim pertamanya di Manchester United."
"Hal-hal yang dia lakukan dengan kakinya, dribbling-nya, semua itu, dia sungguh menakjubkan untuk ditonton.“
“Salah satu kenangan favorit saya adalah di final Liga Champions Manchester United melawan Barcelona. Itu pertemuan Lionel Messi vs Cristiano Ronaldo untuk pertama kalinya.”
Joao mengaku menyukai tim AC Milan sejak musim 2004-2005, tim yang kalah di final Liga Champions dari Liverpool.
“Milan saat itu penuh dengan bintang, dan itu jelas merupakan salah satu favorit saya sepanjang masa.”
“Cafu, Dida, Paolo Maldini, Gennaro Gattuso, Kaka, saya menyukai mereka semua. Mereka memiliki banyak karakter. Mereka agresif, tapi dengan keberanian yang sangat seimbang,” katanya.
Ketika diminta memilih tiga pemain terbaik sepanjang masa versi dia, Joao mengaku sulit menyebutkannya.
“Begitu banyak pemain hebat selama bertahun-tahun. Namun bagi saya, Ronaldo Nazario pastilah nomor satu. Lalu Zinedine Zidane, dan terakhir Ronaldinho.”
“Hampir mustahil untuk tidak menyebut Lionel Messi, tapi merekalah yang memiliki tempat spesial di hati saya.”