SKOR.id – Novak Djokovic siap berjuang memecahkan rekor Grand Slam di Australian Open 2025. Jika mampu, ia bakal menjadi petenis dengan raihan trofi terbanyak turnamen mayor.
Namun, itu bukan perkara mudah. Pasalnya Djokovic harus bersaing dengan rival-rival muda hebat seperti Jannik Sinner dan Carlos Alcaraz, yang tampil luar biasa sepanjang 2024.
Mereka menjegal upaya Novak Djokovic menambah titel Grand Slam-ny musim lalu. Sinner menyingkirkan petenis 37 tahun itu di semifinal Australian Open dan Alcaraz mengalahkannya dalam final Wimbledon.
Kedua pemain tersebut sukses berjaya pada Grand Slam 2024. Sinner menjuarai Australian Open dan US Open, sedangkan Alcaraz jadi kampiun Wimbledon serta Roland Garros.
Musim 2024 menandai kali pertama Djokovic gagal meraih satu pun gelar Grand Slam sejak 2017. Meski demikian, ia berhasil mewujudkan mimpi meraih medali emas Olimpiade untuk Serbia di Paris, Prancis.
Selain para rival muda yang terus berprogres, Nole, sapaan akrab Novak Djokovic, juga bakal menghadapi sejumlah tantangan sepanjang 2025.
Jadwal padat, kebugaran, dan motivasi adalah beberapa di antaranya. Guna mengantisipasi yang pertama, Djokovic akan fokus mengikuti turnamen mayor atau Grand Slam dan event Masters 1000.
Tentu saja, target pertamanya adalah Grand Slam pembuka musim, Australian Open 2025, di Melbourne, pada 12-26 Januari. Nole bahkan merekrut Andy Murray sebagai pelatih.
Djokovic meminta Murray, yang adalah salah satu mantan rival beratnya, untuk membantu menghadapi Australian Open. Kombinasi ini telah membuat penggemar tenis antusias.
Satu tantangan besar lain bagi Novak Djokovic yakni menemukan motivasi lagi. Hal ini yang diungkapkan oleh pelatih tenis top Patrick Mouratoglou.
“Menguasai kembali Grand Slam adalah tantangan besar baginya sekarang karena tenis secara sensasional didominasi oleh Sinner dan Alcaraz. Merekrut Andy (sebagai pelatih) mungkin akan membantu Novak,” kata Mouratoglou dikutip dari Tennis Majors.
“Mereka selalu memiliki hubungan yang baik, sama-sama lahir pada tahun 1987 dan seusia, mereka telah saling berhadapan berkali-kali untuk waktu yang lama.”
“Saya meyakini yang dibutuhkan Novak hanyalah motivasi. Setelah merasa akhir Rafa (Nadal) sudah dekat, di awal 2024, dia tidak dapat menemukan motivasi lagi. Novak tidak kehilangan levelnya dalam dua bulan.”
“Motivasinya turun karena dia telah memenangkan pertarungan melawan Roger (Federer) dan Rafa, yang kini sudah pensiun. Dia meraih emas Olimpiade sebab itu satu-satunya yang belum diraih, jadi ada motivasi besar di sana.”
“Jadi dia membutuhkan motivasi seperti itu, pemicu emosional yang membuatnya ingin memenangkan segalanya, seperti yang telah dia lakukan sepanjang kariernya.”