SKOR.id - PSSI akhirnya secara resmi mengumumkan Simon Tahamata sebagai kepala pemandu bakat (head of scouting) sepak bola nasional. Hal itu diumumkan melalui situs resmi PSSI, Kamis (22/5/2025) petang WIB.
Penunjukkan legenda Ajax Amsterdam dan Timnas Belanda itu dinilai PSSI sebagai langkah strategis yang merupakan bagian dari komitmen PSSI dalam memperkuat pondasi pengembangan pemain nasional menuju Piala Dunia 2026 dan seterusnya.
Dalam perannya sebagai Kepala Pemandu Bakat, Simon Tahamata akan bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan merekrut talenta potensial baik dari dalam negeri maupun diaspora Indonesia di luar negeri, khususnya di Belanda. Dia akan bekerja sama erat dengan pelatih Patrick Kluivert, Gerald Vanenburg, Nova Arianto dan lain-lainnya untuk memastikan keberlanjutan, kualitas serta perkembangan Timnas dan sepak bola Indonesia.
“Kami sangat antusias menyambut Simon Tahamata dalam keluarga besar PSSI. Pengalaman dan keahliannya dalam pengembangan pemain muda akan menjadi aset berharga dalam perjalanan kami menuju panggung dunia,” kata Erick Thohir, Ketua Umum PSSI.
Pelatih yang memiliki darah Maluku ini pun merasa senang bisa mendapatkan kepercayaan dari PSSI.
"Pertama, terima kasih atas semua pesan yang baik yang saya terima. Saya menantikan bekerja bersama coach Patrick Kluivert dan staf teknis lainnya di Indonesia,” ucap Simon Tahamata.
Simon Tahamata pernah membela Timnas Belanda pada tahun 1979 hingga 1986. Dia melakukan debutnya untuk Belanda pada 22 Mei 1979 di Bern, Swiss, dalam pertandingan ulang tahun FIFA ke-75 melawan Argentina. Dari 22 penampilan bersama Belanda, dia mampu mencetak dua gol.
Sebagai pemain sayap atau winger, Simon Tahamata memulai karier sepak bolanya di klub TSV Theole pada 1967-1971. Kemudian bergabung dengan tim junior Ajax, Belanda hingga 1975.
Pada musim 1975-1976, Simon masuk ke tim utama Ajax dan bermain hingga 1980. Debutnya bersama klub saat Ajax-FC menang 7-0 dari Utrecht pada 24 Oktober 1976. Ia tercatat memainkan total 149 pertandingan dengan mencetak 17 gol dan 33 assist.
Bersama klub Ajax, bisa dikatakan sebagai puncak kariernya karena tiga kali juara Liga Belanda, yakni pada 1976-1977, 1978-1979 dan 1979-1980. Ia juga menyumbangkan satu kali Piala KNVB pada 1978-1979 dan berhasil mencapai semifinal turnamen Piala Eropa I pada 1979–1980.
Pada 14 Juli 1980 Simon Tahamata bergabung dengan Standard Liege. Dengan tim ini ia memenangkan dua kali Liga Belgia (1981-1982, 1982-1983) dan 1 kali Piala Belgia (1981). Kemudian mencapai final Piala Eropa II pada 1981-1982. Ia juga mencetak 40 gol dalam 129 pertandingan di salah satu periode tersukses dalam sejarah klub. Saat di Belgia, Simon Tahamata pernah meraih Man of the Season (Belgian First Division) dan Belgian Fair Play Award.
Pada 1984, Simon Tahamata kembali ke Belanda dan bermain untuk Feyenoord. Tiga tahun berikutnya, ia kembali berlaga di kompetisi Belgia, bermain untuk Beerschot dan Germinal Ekeren. Bersama Germinal, ia berhasil mencapai final Piala Belgia 1994–1995. Lalu pensiun sebagai pemain sepak bola pada 1996.
Seusai pensiun sebagai pemain, Simon Tahamata meneruskan karier menjadi pelatih akademi atau usia muda di Ajax Amsterdam, Standar Liege, Beerschot, dan Al Ahli.
Sejak September 2015, selain bertugas di Ajax, Simon Tahamata juga memiliki akademi sepak bola, Simon Tahamata Soccer Academy.
Selain itu, Simon Tahamata ada momen spesial bersama Ajax. Pada Minggu (3/3/2025), klub asal Amsterdam tersebut memberikan penghormatan khusus kepada Simon Tahamata di Johan Cruyff Stadium jelang laga melawan Utrecht.
Simon Tahamata dipersilakan untuk memasuki lapangan dan menyapa para pendukung Ajax. Tahamata tampak sangat emosional.
Apalagi dia mendapati sebuah spanduk besar di salah satu tribune Johan Cruyff Stadium yang bertuliskan, "Oom Simon, Terima Kasih."
Simon Tahamata dijadwalkan tiba di Indonesia pada akhir Mei mendatang.