- Abdul Aziz memiliki tradisi ngabuburit yang ia lakukan saat masih kecil dulu.
- Bagi Aziz, masa Ramadan identik dengan bermain sepak bola sambil menunggu azan maghrib.
- Selain bermain sepak bola, Aziz juga biasa ngabuburit sambil bersepeda bersama teman-teman.
SKOR.id - Gelandang Persib Bandung, Abdul Aziz, menceritakan masa-masa Ramadan ketika dirinya masih kecil dulu.
Masa kecil memang masa yang sangat menyenangkan, apalagi, ketika tiba bulan suci Ramadan.
Beragam cara dilakukan untuk menyambut serta mengisi Ramadan. Di Jawa Barat, istilah ngabuburit tidak asing lagi.
Dalam bahasa Sunda, "burit" sama dengan maghrib, kemudian ditambah awalan "nga" untuk menunjukkan kegiatan menyambut atau menjelang. Jadi jika disatukan menjadi ngabuburit.
Berita Persib Lainnya: Kisah Supriyono: Didikan Primavera, Dilupakan Persib, dan Kegelisahannya
Maka dari itu, orang Sunda mengistilahkan untuk menunggu berbuka puasa dengan istilah ngabuburit.
Gelandang Persib, Abdul Aziz, juga memiliki kenangan indah saat menjalankan puasa di masa kecil.
Ia bersama teman-temannya, kerap mengisi ngabuburit dengan bermain sepak bola di lapangan yang tak jauh dari rumahnya di kawasan Bale Endah, Kabupaten Bandung.
"Yang namanya ngabuburit saat bulan puasa sudah menjadi tradisi saya saat kecil. Saya bersama teman-teman suka mengisi dengan main bola," kata Aziz mengisahkan kepada Skor.id, Rabu (13/5/2020).
"Kalau ingat itu rasanya ingin seperti dulu lagi, saat itu suasana di lapangan sangat terasa nuansa ngabuburit. Kami bukan hanya main saja, tapi bertanding dengan kelompok lain yang sedang ngabuburit juga," ucap Aziz.
Namun, kata Aziz, tak selamanya ngabuburit harus dilakukan dengan bermain bola.
Selain bermain bola, bersepeda juga menjadi kegiatan ngabuburit favorit baginya selagi menunggu bedug mahgrib.
"Ngabuburit seperti ini juga cukup mengasyikan, biasanya dari rumah saya bersama teman-teman pergi ke sebuah lapangan karena di sana yang ramai," tutur gelandang tengah Maung Bandung itu.
"Kadang ada pesulap sambil jual obat, apalagi makanan yang segar-segar untuk dibawa pulang sangat banyak. Rasanya sangat berkesan kalau mengingat-ingat puasa masa kecil dulu," kata Aziz lagi.
Dari anak-anak hingga dewasa sudah biasa melakukan ngabuburit, di setiap bulan puasa ada saja kegiatan yang dilakukan. Bisa dalam bentuk permainan atau pun sekadar jalan-jalan ke kota.
Ngabuburit sambil bermain bisa ke arah olahraga, seperti sepak bola, bola voli, tenis meja, dan bulu tangkis.
Berita Persib Lainnya: Dokter Persib Siapkan Protokol Kesehatan Jika Liga 1 2020 Dilanjutkan
Selain itu, ngabuburit di zaman dulu identik dengan jalan-jalan ke pusat kota secara berama-ramai bersama teman sepermainan, atau menyusuri rel kereta api dari satu stasiun ke stasiun lain.
Di sela-sela itu, melindaskan paku di atas rel saat kereta api melintas juga bisa dilakukan. Kalau nasib sedang mujur, maka paku yang terlindas akan menjadi sebuah pisau mainan.
Tetapi, kalau nahas paku bisa terbang dan mental ketika dilindas roda besi kereta api.