SKOR.id – Untuk mengamankan Olimpiade Paris 2024, Juli-Agustus mendatang, sekitar 20 ribu personel militer siap dikerahkan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Staf Tentara Prancis Jenderal Pierre Schill.
Pada konferensi pers di Metz, ia mengonfirmasi bahwa hampir sebanyak 20 ribu anggota pasukan militer Prancis akan dimobilisasi guna memastikan keamanan selama penyelenggaraan Olimpiade 2024 di Paris.
“Olimpiade akan menjadi momen yang sangat penting bagi negara ini. Tentara akan mengerahkan hampir 20.000 pasukan,” ujar Jenderal Pierre Schill, Selasa (16/1/2024).
Salah satu misi mereka yakni menjaga obor Olimpiade. Itu dijadwalkan bertolak dari Olympia, Yunani pada 16 April 2024 dan tiba di Marseille pada 8 Mei untuk memulai perjalanan melintasi wilayah Prancis.
Schill juga menjelaskan bahwa selama Paris 2024 berlangsung, sebagian militer bakal dikerahkan untuk melindungi Olimpioade dalam arti luas.
“Mendampingi pasukan keamanan lokal, untuk mengontrol area-area strategis atau untuk sejumlah misi dan operasi tertentu,” Schill menuturkan.
Yang pasti, tentara Prancis akan ditugaskan untuk menjaga keamanan pada upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 yang rencananya diadakan untuk kali pertama di luar stadion, tepatnya di Sungai Seine.
Militer Prancis nantinya bakal mendirikan kamp untuk menampung ribuan anggotanya selama Olimpiade di Reuilly, sebuah lapangan terbuka di sebelah Tenggara Paris.
Skala keamanan besar seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya di Prancis untuk Olimpiade, yang akan bergulir dari 26 Juli hingga 11 Agustus, dan Paralimpiade setelahnya.
Selain pasukan militer, puluhan ribu personel polisi dan perusahaan keamanan swasta juga diperkirakan dimobilisasi demi mengamankan Paris 2024.
Jika pihak panitia penyelenggara Paris 2024 tidak dapat merekrut keamanan swasta dalam jumlah yang dibutuhkan, maka tentara dapat menambah lebih banyak pasukannya.
Manuver untuk merespons potensi situasi krisis selama Olimpiade musim panas nanti juga adalah bagian dari persiapan tentara, tak hanya di darat saja.
Di udara, militer Prancis berencana menggunakan drone pengintai Reaper, pesawat pendeteksi AWACS, pesawat pembom tempur, dan helikopter yang membawa penembak jitu serta peralatan anti-drone.