SKOR.id - Kabar cukup mengejutkan datang dari Haas jelang kompetisi F1 2024. Tim asal Amerika Serikat itu memutuskan berpisah dengan Guenther Steiner.
Guenther Steiner adalah team principal Haas sejak debut di F1 pada musim 2016. Ia bahkan sudah terlibat dalam proses pendirian tim yang dimulai dua tahun sebelumnya.
Sosok Guenther Steiner sendiri sudah begitu melekat dengan Haas dan jadi daya tarik tersendiri usai mencuri perhatian dalam series Netflix "Formula 1: Drive to Survive".
Keputusan Haas berpisah dengan Steiner sendiri diumumkan secara resmi pada Rabu (10/1/2024) atau kurang dari dua bulan sebelum F1 2024 dimulai awal Maret nanti.
Meski terkesan mendadak, langkah Haas untuk berpisah dengan sang team principal rupanya sudah dipikirkan dengan matang.
Bahkan, Haas sudah menunjuk Ayao Komatsu sebagai team principal pengganti Guenther Steiner dan langsung aktif bekerja untuk persiapan menatap F1 2024.
Ayao Komatsu sendiri bukan sosok asing dalam kubu Haas karena sebelumnya sudah lama memegang peran sebagai Director of Engineering.
Sementara itu, Gene Haas sebagai pendiri Haas menyebut alasan pemberhentian Guenther Steiner didasari oleh performa tim dalam beberapa musim terakhir.
Setelah sempat menggebrak dan finis kelima dalam klasemen konstruktor F1 2018, Haas tak pernah bisa menutup musim dengan posisi lebih baik dari peringkat delapan.
Bahkan, Haas harus puas finis ke-10 atau posisi paling buncit dalam klasemen konstruktor F1 2023 lantaran hanya mampu mendulang 12 poin dari 22 seri.
“Selama delapan musim dan lebih dari 160 balapan, kami tidak pernah naik podium. Beberapa tahun terakhir, kami berada di peringkat 10 atau sembilan,” katanya.
“Saya tidak duduk di sini untuk mengatakan bahwa ini salah Guenther. Namun, ini sepertinya jadi waktu yang tepat untuk membuat perubahan dan mencoba arah baru.”
Gene Haas menegaskan bahwa tidak ada sentimen pribadi di balik keputusan menghentikan Guenther Steiner.
Ia hanya merasa jengah melihat Haas selalu berada di posisi buncit dan yakin timnya punya potensi untuk menggapai peringkat yang lebih tinggi.
“Kami harus lebih baik. Akan lebih mudah untuk menjaga maupun menarik sponsor jika kami menjadi tim papan tengah ketimbang di posisi terakhir. Itu perspektif saya,” katanya.
“Dalam waktu yang sama, jika kami bisa melaju lebih cepat maka kami akan mendapat lebih banyak uang FOM yang akan membuat hidup lebih mudah.”
“Keputusan ini benar-benar demi kemenangan. Kami punya tim, mesin, dan pembalap yang hebat,” Gene Haas menegaskan.
“Tak ada alasan jelas kenapa kami berada di peringkat 10. Saya tak paham bagaimana kami bisa seperti itu dengan seluruh peralatan dan orang yang dimiliki.”