SKOR.id – Kejuaraan Dunia MotoGP 2024 sebelumnya diperkirakan bakal sangat membahagiakan bagi Ducati pada umumnya dan khususnya juara dunia dua musim terakhir Francesco “Pecco” Bagnaia.
Pembalap tim pabrikan Ducati Lenovo itu mengawali musim dengan kemenangan di Qatar. Namun, tujuan Bagnaia untuk mengukuhkan status sebagai pemimpin sejak awal musim, kemudian berubah total.
Hasil negatif pertama tahun ini muncul di Portimao, Portugal. Setelah hanya finis P4 di sprint, Bagnaia mengalami kecelakaan seusai bersenggolan dengan rider pemakai Ducati Desmosedici GP lainnya, Marc Marquez (Gresini Racing). Alhasil, Bagnaia hanya mengoleksi 6 poin dari putaran kedua tersebut.
Putaran ketiga di Circuit of the Americas (COTA), Austin, Texas, sepertinya bakal menjadi harapan. Namun, Bagnaia akhirnya meninggalkan MotoGP Amerika hanya dengan 13 poin (dua dari P8 di sprint pada hari Sabtu dan 11 dari Grand Prix setelah finis P5).
Bagnaia bahkan bukan kandidat untuk podium di COTA dan penampilannya bersama Desmosedici tidak seperti tahun lalu.
Seusai balapan, Pecco mengaku tidak nyaman dengan setang Ducati Desmosedici GP24. Getaran pada ban sepertinya menjadi titik awal dari semua problemnya sehingga ia tidak bisa berkendara sesuai keinginan.
“Sejak lap keenam dan seterusnya, saya harus mulai mengemudi secara defensif. Ada banyak getaran dan itu menyulitkan saya untuk merangsek ke depan. Kini, kami harus bekerja lebih keras lagi,” ucap pembalap asal Italia itu seperti dikutip Sky Sports.
Bagnaia memikul sebagian tanggung jawab dan menegaskan perlunya perbaikan. Di sisi lain, Ducati menunjukkan buruknya kinerja pilot yang memimpin ekspedisi armada asal Borgo Panigale, Italia, itu.
Luigi Dall’Igna selaku General Manager Ducati Corse berbicara tentang “awal yang baik di sepertiga pertama balapan” tetapi lantas mengalami kemunduran pada balapan yang sesungguhnya oleh sang juara dunia yang selama ini dikenal piawai menangani Grand Prix.
“Kecepatannya menjadi kurang efektif dan dia membela diri untuk memastikan tempat kelima (di COTA) yang tidak memuaskannya. Raihan (poin) yang sangat sedikit, tanpa podium, akhir pekan yang sangat disayangkan,” ucapnya.
Dall’Igna pun sudah berbicara tentang “tantangan berikutnya” yang akan dihadapi Bagnaia di Sirkuit Jerez, Spanyol, akhir pekan (26-28/4/2024) nanti. Namun, Dall’Igna tidak akan lupa jatuhnya sang rider yang akhirnya hanya pulang dengan 13 poin dari 37 kemungkinan maksimal dari Amerika.
Alhasil, menjelang MotoGP Spanyol di Jerez, Pecco tertinggal di urutan kelima klasemen umum pembalap, tertinggal 30 poin dari pemimpin klasemen Jorge Martin (Prima Pramac Racing), setelah kehilangan podium untuk kedua kalinya berturut-turut.
Tetapi, Bagnaia memiliki pembelaan sendiri soal situasi yang dihadapinya saat ini. Menurutnya, situasi ini mirip dengan awal musimnya pada 2022 lalu.
“Ketika pada awalnya agak sulit bagi saya kendati saat itu saya hanya ingin membawa pulang beberapa poin,” ucap Bagnaia seraya yakin bahwa kerja keras akan membuatnya kembali ke posisi yang seharusnya.
Bagnaia pun mengirimkan pesan ambisius yang penuh harapan: “Ketika tiba waktunya untuk menyerang dan menjadi yang terdepan, kami akan melakukannya.”
Sejak era MotoGP dimulai (2002), Honda dan Yamaha menjadi penguasa di Jerez dengan masing-masing mengantongi 10 dan 8 kemenangan. Tetapi, di tiga musim terakhir, Ducati tidak terbendung di Jerez dan dua edisi terakhir direbut atas nama Francesco Bagnaia.