SKOR.id – Imane Khelif berambisi mencetak sejarah sebagai petinju wanita Aljazair pertama yang meraih medali emas Olimpiade. Peluang mewujudkan itu sangat terbuka di Paris 2024.
Khelif akan bertanding di babak semifinal kelas welter 66 kg putri cabang olahraga tinju menghadapi wakil Thailand, Janjaem Suwannapheng, di Stade Roland Garros, Selasa (6/8/2024) malam waktu setempat.
Partisipasi Khelif jadi sorotan menyusul pertarungan di babak 16 besar melawan Angela Carini. Unggulan kelima itu dinyatakan menang usai sang rival dari Italia mundur saat ronde pertama baru berjalan 46 detik.
Dalam laga yang berlangsung Kamis (1/8/2024) pekan lalu, Carini menyerah karena tak sanggup menerima pukulan Khelif. Ia mengklaim tidak pernah dihantam sekeras itu selama ini.
Dari situ, banyak yang menuding Imane Khelif seorang transgender. Tuduhan didasari didiskualifikasinya petinju 25 tahun tersebut dari kejuaraan dunia di New Delhi, India tahun lalu.
Asosiasi Tinju Internasional (IBA) mencoret Khelif dan petinju Taiwan Lin Yu-ting karena gagal dalam tes kelayakan. Tetapi mereka tak secara spesifik menjelaskan alasan diskualifikasi.
Hal tersebut sontak memantik kontroversi di seluruh dunia. Banyak yang menilai semestinya Khelif tidak diizinkan turun di kategori putri Olimpiade 2024.
Tetapi tuduhan Khelif terbantahkan karena ia terlahir sebagai perempuan. Ini pun telah dibuktikan Komite Olimpiade Internasional (IOC). Mereka menegaskan bahwa sang petinju bukan transgender.
IOC juga tidak mengakui hasil tes IBA. Mereka beralasan itu tidak dilakukan melalui prosedur yang tepat karena Khelif sudah bersaing dalam kategori putri selama bertahun-tahun, termasuk di Olimpiade 2020.
Kini, banyak pula yang memberi dukungan, bahwa Imane Khelif berhak bertanding di tinju kategori putri Olimpiade. Carini pun telah meminta maaf karena pernyataanya sudah memicu kontroversi.
“Semua kontroversi ini membuat saya sedih. Tak ada niat untuk menyudutkan pihak lain. Saya minta maaf kepadanya (Khelif) dan semua orang,” ujar Carini kepada La Gazzetta dello Sport.
“Saya marah (kepada diri sendiri) karena Olimpiade saya berakhir. Saya tidak ada masalah dengan Khelif, dan sebaliknya, jika saya bertemu lagi dengannya, saya ingin memeluknya.”
Setelah kontroversi gender yang menyesatkan selama satu pekan terakhir, Imane Khelif mengaku justru makin terpacu untuk bisa meraih medali emas Olimpiade.
Kemenangan angka mutlak atas petinju Hungaria Luca Anna Hamori dalam laga perempat final kelas 66 kg putri, Sabtu (3/8/2024) lalu, memastikan setidaknya medali perunggu sudah digenggam Khelif.
Ia dijadwalkan bertemu Suwannapheng di semifinal. Khelif tidak pernah sedekat ini dengan medali emas Olimpiade. Pada edisi 2020 di Tokyo, langkahnya terhenti di perempat final kelas ringan (60 kg).
“Tidak ada jalan mudah di Olimpiade, saya akan berusaha untuk siap menghadapi pertarungan berikutnya. Saya sangat bangga dengan diri sendiri dan negara saya,” Khelif menuturkan, dikutip dari Reuters.
“Saya bertarung untuk negara saya dan olahraga yang sangat saya cintai, dan saya berharap bisa menjadi juara Olimpiade setelah meraih medali pertama dalam tinju putri bagi Aljazair, demi generasi selanjutnya.”
Dukungan terhadap Imane Khelif pun diberikan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune. Ia mendoakan yang terbaik untuk sang petinju, yang telah membuat seantero negeri bangga.
“Anda sudah membuat Aljazair, perempuan Aljazair, dan tinju Aljazair dihormati. Kami akan selalu berada di belakang Anda, apa pun hasilnya. Semoga beruntung di dua laga berikutnya,” tulis Tebboune lewat X.