- Dokter merekomendasikan pengurangan asupan garam untuk orang dengan kesehatan kardiovaskular yang buruk.
- Sebuah uji klinis acak baru-baru ini dilakukan untuk menganalisis pengurangan natrium dan kaitan dengan gagal jantung.
- Mengurangi konsumsi garam direkomendasikan karena dapat "meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara umum".
SKOR.id - Ada orang yang menderita patologi tertentu yang mempengaruhi kesehatan fisik mereka dan, untuk mencegah risiko, dokter merekomendasikan pedoman nutrisi yang berbeda untuk diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Misalnya banyak dari orang-orang itu disarankan untuk tidak menambahkan garam ataupun tidak menyalahgunakannya dalam makanan, karena kandungan natriumnya yang tinggi.
Ini adalah kasus orang dengan masalah jantung.
Banyak dokter telah merekomendasikan pengurangan asupan garam untuk orang dengan kesehatan kardiovaskular yang buruk. Namun, masih belum ada penelitian untuk membuktikan risiko tersebut.
Sebuah uji klinis acak baru-baru dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengurangan natrium dan hubungannya dengan risiko gagal jantung.
Ini meripakan percobaan terbesar hingga saat ini, dan yang pertama memberikan beberapa bukti ilmiah.
Kurangi garam baik untuk kembung, kelelahan dan batuk
Penelitian yang telah dipublikasikan pada jurnal ilmiah The Lancet ini telah mengkonfirmasi bahwa pasien gagal jantung yang mengurangi asupan garam, memperbaiki gejala seperti pembengkakan, kelelahan dan batuk, serta kualitas hidup yang lebih baik, secara umum.
Sayangnya, pengurangan garam tidak menyebabkan pasien gagal jantung ini menjadi lebih sedikit kunjungan ruang gawat darurat, rawat inap, atau kematian.
"Kami tidak dapat membuat rekomendasi umum untuk semua pasien gagal jantung, dan juga mengatakan bahwa membatasi asupan natrium akan mengurangi kemungkinan kematian atau dirawat di rumah sakit," kata Justin Ezekowitz, seorang profesor di Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Alberta. dan co-direktur Pusat VIGOR Kanada.
Namun, penulis penelitian ini juga memastikan adalah mungkin untuk merekomendasikan pengurangan konsumsi garam, karena dapat "meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara umum".
Meningkatkan Kualitas Hidup
Untuk melakukan penelitian ini, para peneliti memantau total 806 pasien di 26 pusat medis berbeda yang berlokasi di Kanada, Amerika Serikat (AS), Kolombia, Cile, Meksiko, dan Selandia Baru.
Semua orang menderita gagal jantung, suatu kondisi di mana jantung menjadi lemah dan tidak mampu memompa darah secara efektif.
Para ahli membagi kelompok pasien, dengan setengah menerima perawatan biasa, setengah lainnya menerima saran nutrisi tentang cara mengurangi asupan garam makanan mereka.
Dengan demikian, kelompok paruh kedua ini menerima saran menu yang dirancang oleh ahli gizi, yang mengusulkan untuk menggunakan makanan dari daerah mereka sendiri, tidak menambahkan garam ke makanan dan menghindari bahan dengan kandungan garam tinggi.
Sekadar informasi, sebelum penelitian, hampir semua pasien mengonsumsi rata-rata 2.217 mg sodium per hari, yang berarti hanya di bawah satu sendok teh.
Setelah menjalankan penelitian selama satu tahun, kelompok perawatan biasa mengonsumsi rata-rata 2.072 mg natrium per harinya, sementara mereka yang menerima bimbingan nutrisi mengonsumsi 1.658 mg per hari, pengurangan yang setara kurang dari seperempat sendok teh.
Setelah menganalisis data, para peneliti menemukan bahwa pengurangan natrium berhasil meningkatkan kualitas hidup pasien gagal jantung.
Untuk alasan ini, para peneliti memastikan bahwa rekomendasi ini efektif pada pasien jenis ini, sehingga perubahan dalam diet yang melibatkan pengurangan natrium akan selalu menguntungkan.***
Berita Bugar Lainnya:
Waspadalah, Disfungsi Ereksi Bisa Menjadi Sinyal Awal dari Penyakit Kardiovaskular
Bahaya Mengonsumsi Air Kelapa Secara Berlebihan, dari Alergi hingga Gagal Jantung