Mengapa Rider Ducati GP24 Tak Khawatir dengan Pembalap GP23

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Pembalap tim pabrikan Ducati Francesco Bagnaia (kiri) saat bersaing sengit dengan pemakai Ducati Desmosedici GP23 Marc Marquez di sebuah tikungan. (M. Yusuf/Skor.id).
Pembalap tim pabrikan Ducati Francesco Bagnaia (kiri) saat bersaing sengit dengan pemakai Ducati Desmosedici GP23 Marc Marquez di sebuah tikungan. (M. Yusuf/Skor.id).

SKOR.id – Kejuaraan Dunia MotoGP 2024 akan memasuki putaran ke-16, Grand Prix Jepang, yang bakal digelar akhir pekan ini (4-6/10/2024) di Sirkuit Motegi. 

Menjelang lima balapan terakhir (termasuk Jepang), para pemakai Ducati Desmosedici GP24 masih mendominasi. Pembalap tim satelit Jorge Martin (Prima Pramac Racing) masih memimpin klasemen diikuti dua rider skuad pabrikan Ducati Lenovo, juara dunia Francesco “Pecco” Bagnaia dan Enea Bastianini. 

Sementara, tantangan dari para rider Ducati Desmosedici GP23 – motor spesifikasi musim 2023 – hingga saat ini baru datang dari Marc Marquez. Terlepas dari insiden di Sirkuit Internasional Mandalika, GP Indonesia, akhir pekan lalu, ia terlihat makin menyatu di atas Ducati GP23. 

Pembalap Tim Gresini Racing itu mampu finis podium secara beruntun di Spanyol, Prancis (P2), dan Catalunya (P3). Marquez lantas kembali naik podium di Jerman (P2). Puncaknya, sebelum Mandalika, Marquez menang beruntun di Aragon dan San Marino serta P3 di Emilia Romagna. 

Bagnaia pernah menegaskan bila motor terbaru Ducati musim ini, GP24, bukanlah peningkatan besar-besaran daripada versi tahun lalu (GP23). Faktanya, sejauh ini hanya Marquez (di posisi keempat klasemen) yang mampu melawan.

Para pengguna Ducati GP23 lainnya, duet Tim Pertamina Enduro VR46 Racing, Marco Bezzecchi dan Fabio Di Giannantoni, serta rekan setim yang juga adik Marquez, Alex, masing-masing berada di peringkat ke9, 10, dan 11 klasemen.

Jadi, mengapa pertarungan antara Ducati GP24 dan GP23 belum semakin dekat, hingga menjelang lima balapan terakhir? Apa saja faktor yang membuat itu terjadi? 

Skor.id akan coba mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).

Banyak bukti yang menjelaskan bahwa Ducati yang berusia satu tahun tetap lebih baik daripada pesaing dari pabrikan lain. Namun, tidak seperti tahun lalu saat Ducati GP22 lebih sering menjadi ancaman bagi GP23, tahun ini yang terlihat justru sebaliknya.

Memperlakukan kedua motor tersebut sebagai dua entri pabrikan terpisah, seperti dalam boks di bawah ini, akan memberi publik gambaran lebih jelas soal pencapaian Ducati GP24 dan GP23 di MotoGP musim 2024.

Data boks Ducati pabrikan vs tim independen - M. Yusuf Skor.id.jfif
Boks di atas menunjukkan perbedaan raihan antara Ducati GP24 dan GP23 dengan pabrikan lainnya di MotoGP 2024 ini. (M. Yusuf/Skor.id).

Sebagai catatan dari boks di atas, sebagian besar poin yang direbut para pemakai Ducati GP23 berasal dari Marquez, juara dunia MotoGP enam kali (2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019) yang belum memakai Ducati pada musim lalu. 

“Itu tergantung dari layout (lintasan),” kata Alex kepada sejumlah wartawan ketika ditanya tentang gap Ducati GP24 dengan GP23 tahun ini.

“Motor 2024 sepertinya punya kelebihan, itu tergantung tata letak sirkuitnya, apakah mereka bisa menggunakannya lebih atau kurang. Di trek cepat seperti Silverstone dan Misano, tapi terutama Silverstone, jelas mereka selangkah lebih maju, bukan? Tapi kemudian itu juga sangat bergantung pada tingkat cengkeraman (grip) di lintasan.

“Karena, misalnya di Aragon yang sangat cepat, sisi aerodinamika sangat penting (jadi GP24 seharusnya unggul) tapi mereka tidak mampu membuat perbedaan di sana karena tingkat cengkeramannya sangat rendah.

“Jadi, selain trek, hasil balapan (GP24) tergantung pada banyak hal, apakah mereka bisa mendapatkan kelebihannya atau tidak.”

Kecuali di Aragon – saat ketertarikan alami Marquez terhadap lintasan dan hujan di sela-sela sesi memberikan dampak yang konsisten pada permukaan yang baru diaspal – tahun 2024 belum benar-benar menghadirkan akhir pekan di mana GP23 secara meyakinkan sebagus GP24, apalagi lebih baik.

Namun, para rider Ducati GP24 menyatakan bahwa kesenjangan antara kedua spesifikasi tersebut tidak sebesar yang sering dikatakan orang. 

Di Mandalika, Bagnaia berulang kali menunjukkan bahwa ia lebih mudah melewati GP24 geberan Franco Morbidelli (Prima Pramac Racing) dibanding GP23 milik Bezzecchi pada balapan utama hari Minggu, karena traksi saat keluar tikungan.

Juara dunia MotoGP dua musim terakhir itu pun menegaskan bila sejak awal musim dirinya sudah menjelaskan bila Ducati GP23 memiliki traksi lebih daripada GP24 andalannya. 

“Di sirkuit seperti ini (Mandalika), akselerasi lebih berpengaruh – karena grip belakang tidak terlalu tinggi, dan pada akselerasi bagian pertama, GP23 memiliki akselerasi yang lebih tinggi. 

“Saya tidak mengatakan ini adalah langkah besar, namun ini adalah langkah kecil yang dapat membantu.”

Sebelum memberikan jawaban panjang lebar mengapa hal ini belum cukup bagi GP23 untuk memberikan perlawanan yang lebih kuat pada GP24, Bezzecchi membenarkan apa yang diungkapkan Bagnaia yang juga sahabatnya.

“Traksi saat masuk tikungan masih jadi masalah besar bagi kami (pemakai GP23). Ducati GP24 lebih bagus saat pengereman dan (masuk) tikungan. Namun saat keluar tikungan, traksi mereka (GP24) agak kurang memang,” tutur Bezzecchi.

“Tetapi ketika kami memiliki ban baru, terutama depan, kami berani mencoba untuk mendekati mereka (rider GP24) saat masuk tikungan dan saat keluar mungkin kami mampu lebih baik. Namun ketika grip depan turun, kami hancur.”

Para pemakai Ducati GP24, menurut Bezzecchi, mampu menikung sangat baik, tidak membutuhkan traksi di belakang. Mereka mampu mempertahankan kecepatan di tikungan, masuk dengan cepat dan mulus saat membuka gas ketika keluar tikungan.

Ban belakang Michelin yang direvisi untuk tahun 2024 tampaknya telah menjadi faktor kunci dalam semua tren performa yang menentukan jalannya musim ini. 

Bagi Bezzecchi khususnya, cengkeraman belakang yang berlebihan telah menjadi bencana besar saat memasuki tikungan sehingga memaksa terjadinya understeer hingga menurunkan kepercayaan dirinya. 

Hampir semua pembalap lain di grid menyebutkan hal ini sebagai masalah di tahun 2024, termasuk para rider GP24. Namun, Bezzecchi menegaskan bahwa masalah ini sangat terbatas pada GP23. 

“Motor kami (GP23) memiliki grip lebih saat menikung. Itu bagus, tetapi sangat jelek untuk menikung dan menghentikan motor. Kami semua kesulitan, semua pembalap GP23 mengeluhkan problem yang sama,” ucap Bezzecchi.

“Ada beberapa sirkuit saya mampu menyesuaikannya, sedikit. Tetapi di trek lainnya saya agak kesulitan. Secara keseluruhan, karakteristiknya yang seperti itu.”

Di banyak sirkuit, ketidaksesuaian akselerasi yang mendukung GP23 juga ditiadakan oleh fakta bahwa Ducati baru (GP24) memiliki perangkat ketinggian pengendaraan (ride height device) yang lebih baik, yang secara efektif menawarkan waktu lap “bagus”.

RELATED STORIES

Francesco Bagnaia Soroti Problem yang Dihadapi di Sirkuit Mandalika

Francesco Bagnaia Soroti Problem yang Dihadapi di Sirkuit Mandalika

Rider Ducati Francesco Bagnaia terkendala masalah start dalam beberapa balapan, termasuk pada MotoGP Indonesia 2024.

Hasil MotoGP Inggris 2024: Enea Bastianini Curi Kemenangan, Jorge Martin Geser Pecco Bagnaia

Akhir pekan pembalap Ducati Enea Bastianini di Silverstone sempurna setelah sukses memenangi MotoGP Inggris 2024 dengan mengungguli Jorge Martin.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Jumpa pers Asian Champions League 2025. (Foto: Dok. FSMI/Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id)

National

Diramaikan 12 Klub, Indonesia Pertama Kali Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Antarklub Minifootball Asia

Asian Champions League 2025 diramaikan 12 klub yang akan digelar di Jakarta pada 17-23 November 2025.

Rais Adnan | 16 Nov, 09:58

kumamoto masters japan 2025

Badminton

Gregoria Mariska Gagal Juara di Kumamoto Masters 2025, Petik Pelajaran Positif

Gregoria Mariska harus puas menjadi runner-up usai kalah dari wakil Thailand, Ratchanok Intanon.

Gangga Basudewa | 16 Nov, 09:23

5 Liga top Eropa: Liga Inggris, Liga Italia, La Liga, Bundesliga, Liga Prancis. (Jovi Arnanda/Skor.id).

World

Tersisa 3 Tim Tanpa Kemenangan di 5 Liga Top Eropa

Tersisa tiga tim tanpa kemenangan di 5 liga top Eropa, termasuk Wolverhampton Wanderers.

Pradipta Indra Kumara | 16 Nov, 08:31

Pelatih Timnas Italia, Gennaro Gattuso. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id).

World

Italia Butuh Unggul 9 Gol Melawan Norwegia, Gennaro Gattuso Tak Mau Ambil Pusing soal Playoff

Italia butuh keajaiban melawan Norwegia, Gennaro Gattuso tak ambil pusing soal playoff Piala Dunia 2026.

Pradipta Indra Kumara | 16 Nov, 07:06

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri, memberi keterangan usai uji coba kontra India di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, 13 Oktober 2025. (Uut Kaharudin/Skor.id)

Timnas Indonesia

Postur Pemain Mali Bukan Alasan Kekalahan Timnas U-23 Indonesia, Pelajaran Penting Menuju SEA Games

Indra Sjafri tak menjadikan postur pemain Mali sebagai alasan, Timnas U-23 Indonesia petik pelajaran penting menuju SEA Games.

Pradipta Indra Kumara | 16 Nov, 04:57

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri, dalam jumpa pers jelang laga uji coba melawan India U-23 di Jakarta pada 9 Oktober 2025. (Yogie Gandanaya/Skor.id)

Timnas Indonesia

Indra Sjafri Bahas Peningkatan IQ Pemain Timnas U-23 Indonesia, hingga Pemilihan Kapten

Indra Sjafri membahas permainan Timnas U-23 Indonesia, hingga pemilihan Ivar Jenner sebagai kapten.

Pradipta Indra Kumara | 16 Nov, 03:38

Rizky Ridho resmi dikontrak Persija hingga 2028. (Foto: Dok. Persija/Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id)

Liga 1

Dikontrak Persija hingga 2028, Rizky Ridho Pasang Target Tinggi

Persija juga memastikan akan mendukung Rizky Ridho jika ada tawaran dari klub luar negeri.

Rais Adnan | 16 Nov, 02:49

kumamoto masters japan 2025

Badminton

Final Japan Masters 2025: Head-to-Head Gregoria vs Intanon

Gregoria Mariska Tunjung akan bertemu dengan Ratchanok Intanon di final Japan Masters 2025, bagaimana sejarah head-to-head mereka?

Thoriq Az Zuhri | 15 Nov, 23:02

Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Menang, Spanyol dan Swiss Selangkah Lagi ke Piala Dunia 2026

Timnas Spanyol dan Swiss jadi beberapa negara yang selangkah lagi lolos ke Piala Dunia 2026 dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa.

Thoriq Az Zuhri | 15 Nov, 22:50

Free Fire. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Daftar MVP FFWS Global Finals Sepanjang Masa, Wassana Penguasa

Sepanjang masa, siapa saja pemain yang pernah jadi MVP di turnamen dunia Free Fire, FFWS Global Finals? Berikut ini daftarnya!

Thoriq Az Zuhri | 15 Nov, 21:57

Load More Articles