SKOR.id – Jika Skorer mengikuti cabang olahraga senam dengan saksama dalam berbagai kejuaraan, Skorer mungkin bertanya-tanya, "Mengapa pesenam rata-rata berpostur pendek?"
Apakah senam lebih cocok untuk orang yang berpostur pendek? Atau, apakah olahraga senam menghambat pertumbuhan pesenam?
Apakah orang berpostur pendek memilih menekuni senam sebagai olahraga yang cocok bagi mereka, atau sebaliknya senam bisa menyebabkan orang berpostur pendek?
Itulah yang akan dibahas dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Yang jelas, pertanyaan di atas cukup mirip dengan "Mana yang lebih dulu ada: ayam atau telur?" Jadi, berikut ini alasan mengapa pesenam bertubuh pendek:
Makin Pendek, Makin Baik Kemampuannya
Pesenam putri Amerika Serikat, Simone Biles, merupakan langganan peraih medali emas cabang senam Olimpiade maupun Kejuaraan Dunia.
Pesenam 27 tahun itu mengemas 4 medali emas Olimpiade Rio 2016 dan 3 emas di Olimpiade Paris 2024.
Sedangkan pada kejuaran dunia, sejak 2013 Biles sudah mengoleksi total 23 medali emas.
Biles merupakan salah satu contoh sukses pesenam bertubuh mungil, tingginya hanya 148 cm.
Bukan hanya Biles, banyak pesenam berpostur pendek lainnya yang berhasil mengguncang dunia.
Sebut saja pesenam putra Filipina, Carlos Yulo, yang meraih dua emas pada Olimpiade 2024 lalu, memiliki postur 150 cm.
Ada alasan mengapa pesenam kebanyakan bertubuh pendek. Makin pendek tubuh pesenam, makin mudah bagi mereka untuk berputar di udara atau berputar dengan kecepatan tinggi.
Sulit bagi anggota tubuh dan persendian yang panjang untuk melakukan latihan intensif. Hal ini juga dapat dijelaskan dengan mengingat hukum fisika.
Makin besar tubuh Anda, makin besar momen inersia Anda. Maka itu, akan menjadi lebih sulit untuk berputar dan gaya putar yang besar akan diperlukan untuk menghasilkan jumlah momen akrobatik yang sama.
Atau, Anda dapat dengan mudah mengatakan bahwa jungkir balik akan lebih mudah bagi orang yang lebih pendek, daripada yang tinggi.
Jadi, seperti halnya menjadi tinggi merupakan keuntungan bagi pemain basket, menjadi pendek merupakan anugerah bagi pesenam elite.
Menurut sebuah studi tentang kinerja pesenam wanita sehubungan dengan pertumbuhan mereka, ditemukan bahwa pesenam yang lebih kecil memiliki potensi lebih besar untuk melakukan keterampilan daripada pesenam yang lebih tinggi.
Dengan demikian, pesenam yang lebih pendek dan lebih ringan akan mampu tampil lebih baik.
Senam Menghambat Pertumbuhan?
Beberapa penelitian menemukan bahwa berlatih senam dapat menghambat perkembangan tulang dalam tubuh.
Selain itu, latihan untuk Olimpiade bisa meninggalkan dampak yang kuat pada tubuh atlet. Pada wanita, hal itu dapat menunda datangnya menstruasi atau menyebabkan amenore.
Ini karena mereka berlatih selama berjam-jam dan bertahun-tahun, yang menyebabkan stres pada perkembangan tubuh.
Pada pria, senam tidak diketahui apakah menghambat pertumbuhan karena latihan intensif mereka dimulai setelah masa pubertas, sedangkan wanita dimulai pada tahap prapubertas.
Sebuah penelitian berjudul Role of Intensive Training in the Growth and Maturation of Artistic Gymnasts (Peran Latihan Intensif dalam Pertumbuhan dan Pematangan Pesenam Artistik) pernah membahas hal ini.
Dalam penelitian itu ditemukan bahwa senam tampaknya tidak memiliki efek apa pun pada pertumbuhan mereka, baik itu tubuh bagian atas maupun bagian bawah.
Namun, sebuah studi tahun 2000 yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics mencatat bahwa latihan senam dapat berdampak pada pertumbuhan.
Studi terhadap 83 pesenam wanita aktif, 42 pesenam pensiunan, dan 154 non-pesenam sehat, menemukan bahwa pesenam aktif memiliki beberapa defisit dalam panjang kaki dan tinggi duduk, tapi biasanya tidak permanen.
Begitu mereka pensiun pada akhir usia belasan atau awal 20-an, sebagian besar pesenam bisa "mengejar" pertumbuhan.
Jadi, meskipun pola latihan pesenam tampaknya memiliki dampak pada tinggi badan mereka, dampaknya mungkin tidak parah (dan tidak permanen).
Ini merupakan kabar baik bagi pesenam di seluruh dunia, tapi mungkin jadi kabar buruk jika Anda menyerah pada karier senam Anda hanya karena takut tidak akan pernah tumbuh tinggi.
Tetapi perlu dicatat bahwa tinggi badan pesenam yang lebih pendek dapat menjadi suatu keistimewaan.
Selain itu, efek latihan intensif bersifat sementara dan dapat pulih kembali, terutama setelah dihentikan.