SKOR.id – Kejuaraan Dunia MotoGP 2024 akan mencapai puncak dengan digelarnya putaran terakhir, Grand Prix of Barcelona, di Circuit de Barcelona-Catalunya, Montmelo, Spanyol, akhir pekan ini (15-17/11/2024).
Setelah balapan menegangkan pada awal GP Malaysia, Jorge Martin (Prima Pramac Racing) masih di atas angin dan sangat siap merebut gelar Kejuaraan Dunia MotoGP pertamanya di Barcelona.
Namun, juara dunia dua musim terakhir Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) sangat termotivasi dan berambisi menutup gap 24 poin di balapan terakhir dan penentu di Barcelona.
Sekali lagi, kedua pembalap yang sama-sama memakai Ducati Desmosedici GP24 itu memang mendominasi MotoGP 2024, seperti yang mereka lakukan tahun lalu ketika gelar juara sudah dekat.
Pada tahun 2023, Bagnaia memimpin balapan terakhir dan meraih kemenangan yang menentukan saat Martin tersingkir. Namun tahun ini, posisinya terbalik. Martin datang dengan keunggulan besar.
Namun bagaimana dinamika antara para penantang gelar berubah antara musim lalu dengan sekarang? Dengan selisih yang cukup signifikan, Martin bisa dibilang lebih diunggulkan. Apakah begitu kondisi sebenarnya?
Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Dengan keunggulan hingga 24 poin, satu tangan Martin tampaknya sudah memegang trofi MotoGP 2024, menjelang satu balapan terakhir, yang dipindahkan dari Sirkuit Ricardo Tormo ke Barcelona karena banjir dahsyat di wilayah Valencia.
Namun, dengan 37 poin yang ditawarkan sepanjang balapan akhir pekan di Barcelona, tentu masih ada harapan bagi Bagnaia untuk menyamai torehan Jorge Lorenzo, Wayne Rainey, dan Kenny Roberts Sr. sebagai juara dunia kelas utama (500cc/MotoGP) tiga kali.
Pun begitu, lewat Skor Special ini, Skor.id tidak akan mengulas soal permutasi poin, kendati Martin sejatinya sudah bisa memastikan gelar jika mampu memenangi sprint race pada Sabtu (16/11/2024) malam WIB.
Sprint Race
Regulasi sport MotoGP berubah signifikan pada 2023 dengan diperkenalkannya format sprint race alias balapan separuh Grand Prix (dari sisi jarak maupun poin).
Tahun itu, kecepatan Martin yang luar biasa terlihat dengan keberhasilannya memenangi sprint race terbanyak, sembilan, termasuk di balapan pamungkas di Valencia. Namun kecepatan di sprint race masih dirasa kurang karena pada akhirnya Martinator—julukan Martin—hanya menempati posisi runner-up klasemen akhir di bawah Bagnaia.
Pembalap Spanyol itu membawa performa luar biasa tahun lalu ke musim 2024, dengan mengumpulkan tujuh kemenangan sprint race dan menjadi pemimpin jauh dalam posisi pencetak poin pada hari Sabtu.
Di sisi lain, Bagnaia membutuhkan tujuh balapan untuk memenangi sprint race pertamanya musim ini, tepatnya di Tuscany untuk akhir pekan di Sirkuit Mugello, saat dirinya menyapu sapu bersih posisi terdepan di sprint race dan Grand Prix Italia.
Rider asal Italia itu kemudian memenangi lima balapan pada hari Sabtu (sprint) lagi. Sepanjang musim ini, Bagnaia kembali membuat cerita di sprint setelah tidak mampu finis masing-masing di Jerez, Le Mans, Catalunya, Silverstone, dan Sepang.
Martin Berbeda Jauh dibanding Tahun Lalu
Jorge Martin menjadi penantang gelar juara dunia MotoGP yang jauh lebih konsisten pada 2024 dibanding tahun lalu. Di MotoGP 2024, hasil sprint Martin masih kuat kendati tidak sefantastis tahun lalu. Namun, hasil-hasilnya di GP tahun ini mampu melesatkannya ke persaingan perburuan gelar.
Martin mengoleksi finis podium tujuh lebih banyak pada 2024 dibanding 2023, termasuk enam finis P2 dan satu posisi ketiga dalam sembilan balapan beruntun nan krusial antara Prancis dan Indonesia.
Selama periode ini, Martinator memang tidak mampu memenangi balapan. Tetapi, juara dunia Moto3 2018 itu konsisten finis di tiga besar. Sementara, best run Bagnaia musim ini adalah merebut lima kemenangan dalam enam balapan, antara Spanyol sampai Jerman.
Kemampuan Martin untuk membatasi “kerusakan” (baca: kehilangan lebih banyak poin) saat tidak memenangi balapan telah menjadi faktor kunci dalam perebutan gelarnya.
Perlu juga dicatat bahwa Martin hanya gagal melihat bendera finis (chequered flag) GP dua kali pada tahun 2024. Bandingkan dengan empat kali yang dialaminya pada tahun 2023.
Total 485 poinnya pada tahun 2024 merupakan peningkatan yang signifikan dari 428 poinnya dari tahun 2023. Finis podiumnya yang konsisten baik di sprint maupun GP membuktikan Martin sudah membuat perbedaan musim ini.
Komparasi Jorge Martin di MotoGP 2023 dan 2024*
Sprint 2023 | Grand Prix 2023 | Sprint 2024 | Grand Prix 2024 | |
Menang | 9 | 4 | 7 | 3 |
Podium (di luar menang) | 5 | 4 | 9 | 11 |
Tidak finis (DNF) | 0 | 4 | 2 | 2 |
Poin | 168 | 260 | 164 | 321 |
Total Poin 2023 | 428 | Total Poin 2024 | 485 |
*Musim 2024 sampai putaran ke-19 atau menjelang balapan penutup di Barcelona.
Bagnaia Mendominasi Grand Prix namun Lemah di Sprint
Bagnaia mendominasi balapan Grand Prix dengan sudah mengklaim 10 kemenangan pada tahun 2024 atau naik dari tujuh kemenangan pada tahun 2023. Namun, kelemahannya musim ini adalah di sprint race.
Bagnaia, yang kini tertinggal 24 poin dari Martin, hanya mengumpulkan 116 poin sprint pada tahun 2024, turun 24 poin dibandingkan total 140 poin pada tahun 2023. Penurunan kinerja sprint ini merupakan kemunduran besar, karena ia mengalami empat DNF dalam satu tahun ini, termasuk kecelakaan saat memimpin di Barcelona dan terkini di Sepang.
Bagnaia menganggap sprint sebagai kelemahan terbesarnya di awal musim. Terbukti. Setelah enam putaran pembuka, ia hanya mencetak 14 poin pada balapan Sabtu—bandingkan dengan Martin yang mencetak 56 poin—dan meski mengunggulinya pada balapan hari Minggu, Bagnaia harus mengejar ketinggalan dengan selisih 39 poin di antara keduanya.
Bagnaia berhasil menggeser Martin di puncak klasemen di Jerman. Tetapi keduanya bertukar posisi lagi di Inggris dan Austria.
Komparasi Francesco Bagnaia di MotoGP 2023 dan 2024*
Sprint 2023 | Grand Prix 2023 | Sprint 2024 | Grand Prix 2024 | |
Menang | 4 | 7 | 7 | 10 |
Podium (di luar menang) | 9 | 7 | 3 | 4 |
Tidak finis (DNF) | 1 | 3 | 5 | 3 |
Poin | 140 | 327 | 116 | 345 |
Total Poin 2023 | 467 | Total Poin 2024 | 461 |
*Musim 2024 sampai putaran ke-19 atau menjelang balapan penutup di Barcelona.
Lalu, Bagnaia mengalami perjalanan yang menyedihkan di Aragon usai menempati posisi kesembilan di sprint dan tidak finis di Grand Prix setelah bertabrakan dengan Alex Marquez (Gresini Racing MotoGP) dengan hanya beberapa lap tersisa. Sementara, Martin meraih dua P2 dalam apa yang terbukti menjadi salah satu akhir pekan paling penting di tahun 2024.
Dengan satu putaran tersisa di Barcelona, Bagnaia hanya terpaut enam poin dari total 467 poin yang ia raih saat memenangi Kejuaraan Dunia pada 2023. Meskipun ia kemungkinan akan melampaui jumlah tersebut, itu mungkin tidak cukup untuk merebut gelar ketiga MotoGP.