SKOR.id – Kejuaraan Dunia MotoGP musim 2024 terlihat bakal seru karena berbagai alasan. Namun, pada dasarnya ada satu hal yang dibicarakan semua orang dan mewakili perubahan radikal sehubungan dengan apa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Ya, Marc Marquez akan membalap di belakang setang Ducati Desmosedici GP23, setelah 11 tahun di Tim Repsol Honda menggeber Honda RC213V.
Juara dunia delapan kali (125cc 2010; Moto2 2012; MotoGP 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019) itu menyaksikan rentetan gelar fenomenalnya terhenti ketika ia mengalami kecelakaan spektakuler di Sirkuit Jerez-Angel Nieto, Spanyol, pada 19 Juli 2020.
Kecelakaan itu membuat tulang humerus di lengan kanannya patah (memengaruhi saraf radial) dan untuk memperbaiki kerusakan tersebut dia harus menjalani operasi beberapa kali.
Alhasil, pembalap bernomor #93 itu pun pasrah melihat Joan Mir (2020), Fabio Quartararo (2021), dan Francesco “Pecco” Bagnaia (2022 dan 2023) dinobatkan sebagai raja di kategori MotoGP tanpa ia bisa berbuat banyak.
Antara kondisi fisiknya yang tidak sehat (selain cedera lengannya, ia juga mengalami episode diplopia baru) dan bahwa Honda RC213V adalah sepeda motor yang kritis dan tidak kompetitif, Marquez tidak memiliki pilihan nyata untuk berjuang menjadi yang terbaik di level tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor.
Faktanya, Marc Marquez belum pernah lagi memenangi balapan sejak Misano 2021, sesuatu yang tidak biasa bagi seorang pembalap yang terbiasa berdiri di podium tertinggi.
Namun pada MotoGP 2024 nanti, Marquez diyakini akan mampu bertarung secara setara. Dia akan mengandalkan mesin terbaik, meskipun berada di tim satelit (Gresini Racing).
Namun, tetap saja ada yang mencela pembalap asal Cervera, Spanyol, itu. Selain itu, ada pula yang menunjukkan ketidaksenangannya terhadap pergantian merek yang dilakukan Marquez ini. Salah satunya adalah Andrea Iannone, yang diungkapkannya dalam wawancara dengan MCN.
“Saya tidak ragu lagi. Marc Marquez akan menimbulkan bencana bagi Ducati sejak balapan pertama. Cara balapannya kacau, itu kenyataannya,” kata Iannone, yang tahun depan akan berpartisipasi di World Superbikes (WSBK) bersama Tim Go Eleven Ducati.
Iannone, yang dihukum dilarang turun selama empat tahun karena doping (meskipun ia menyangkal sengaja mengonsumsi drostanolone), menambahkan: “Marc akan marah saat pembalap lain melakukan apa yang biasa ia kerjakan. Jika Anda berperilaku sama seperti Marquez memperlakukan rivalnya, dia akan marah.”
Pembalap berusia 34 tahun itu juga menyebutkan bahwa perusahaan asal Borgo Panigale, Bologna, Italia, itu mengetahui cara mengelola para pembalapnya sehingga ada keseimbangan dalam ekosistemnya.
“Ducati punya pengalaman dalam mengatur pembalap. Jika Marquez bertindak terlalu jauh, itu akan merugikannya. Yang pasti dia akan sangat cepat,” ucap pemenang satu Grand Prix, 11 podium, dua pole, dan tiga fastest lap, dalam 118 kali start di MotoGP antara 2013-2019.
“Tetapi itu tidak akan mudah bagi Marquez. Saya meramalkan persaingan yang brutal. Saya melihat Marco Bezzecchi cukup sarat dengan energi. Pecco juga, meski dengan cara yang berbeda.
“Jorge Martin adalah pembalap tangguh. Franco Morbidelli yang baru bergabung dengan Pramac Racing (bersama Martin) musim ini, juga demikian,” tutur pembalap yang dijuluki The Maniac itu.