SKOR.id – Kennedy Yanko adalah seorang pelukis dan pematung yang bekerja dengan berbagai bahan, termasuk lembaran logam. Yanko memiliki latar belakang yoga dan binaraga. Dia juga seorang pelatih pribadi (personal trainer/PT).
Saat ini, Yanko sedang melakukan pameran sejak 15 Oktober lalu, yang akan berakhir pada Minggu (12/11/2023). Bekerja sama dengan Salon94 dan Devals, pameran itu sendiri digelar di Jardins du Palais Royal, 37-38 Galerie de Montpensier, Paris, Prancis.
Bertajuk She is a Verb, ini menjadi pameran tunggal pertama yang dilakukan wanita yang juga piawai membuat instalasi seni tersebut.
Dikenal karena bekerja dengan “paint skin” dan found metal (found art). Found art adalah karya seni yang dibuat dari benda atau produk yang tidak disamarkan, namun sering dimodifikasi, yang biasanya tidak dianggap sebagai bahan pembuat karya seni, sering kali karena benda tersebut sudah memiliki fungsi non-seni.
Selama ini bahan-bahan yang dipakai Yanko adalah barang-barang logam yang sudah dibuang, lalu memanipulasinya dengan memodifikasi bentuk, membuat struktur yang sesuai dengan apa yang dilihatnya.
Karya abstraknya memanfaatkan surealisme, ekspresionisme abstrak, dan penghematan fisik serta latar belakangnya dalam seni pertunjukan.
Latar belakang yoga dan body building ternyata membuat Kennedy Yanko berbeda dengan seniman-seniman yang sealiran atau serupa dengannya.
Hal tersebut bisa dilihat dari karya-karya Yanko. Semua hasil karya Yanko mencerminkan kecintaannya pada latihan kekuatan (dari yoga dan body building) dengan materi yang sulit dimanipulasi. Praktis, semua karya Yanko sangat sulit dan bahkan tidak bisa ditiru oleh orang lain.
Dari karya-karya yang dipamerkan di Paris, walaupun sisa-sisa logam hasil olahan Kennedy Yanko yang hancur mungkin menempatkannya di dunia patung, dia memilih untuk melihat dirinya sendiri sebagai seorang pelukis.
Di tangannya, logam memiliki kualitas gestur seperti sapuan cat, tampak tidak berbobot saat menetes ke dinding atau menyembur ke dasar logam. Dia melapisi bentuk-bentuk yang diselamatkan ini dengan “kulit cat” khasnya—bentangan datar dari akrilik subur yang, ketika dikeringkan, akan menempel di celah-celah bingkai logamnya.
Yanko menggantungkan dan mengikat kulit-kulit ini seperti petak-petak sutra, warna-warnanya dipinjam dari sejumlah besar tembaga yang tertekan tempat kulit-kulit tersebut diletakkan.
Warna cemerlang merah tua, tangerine, dan magenta berpadu dengan kulit lembut seperti lavender, mint, dan hijau lumut. Di sini, lukisan terlepas dari kanvas dan masuk ke ruang bersama kita.