SKOR.id – Julian Pace, seorang seniman yang berbasis di Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS), belum lama ini menggelar pameran baru karya berbasis kertas di lokasi Sotheby’s Beverly Hills.
Beloved Artifacts (Artefak Tercinta) menelaah olahraga di luar batas statistik dan penghargaan, memberikan penekanan khusus pada warna dan siluet seragam ikonik, perlengkapan pertunjukan, dan pemain yang pernah mengenakannya.
Sebut saja David Beckham dalam seragam tandang Timnas Inggris era tahun 1990-an keluaran Umbro. Atau, Cristiano Ronaldo muda mengenakan seragam Manchester United era (sponsor) Vodafone. Hingga jersey legenda Timnas Prancis Zinedine “Zizou” Zidane saat merebut Piala Dunia 1998 di negaranya.
Pace menata ulang royalti sepak bola dengan fitur tubuh berlebihan yang menekankan pada pakaian, dan lebih jauh lagi, komunitas yang mereka wakili, lebih dari sekadar pemain yang mengenakan pakaian tersebut.
“Saya memandang seni sebagai cara observasi. Saya pikir ini adalah salah satu cara terbaik untuk mengamati sesuatu karena memaksa Anda untuk fokus,” kata Pace kepada Hypeart sambil menekankan bahwa keindahan dapat ditemukan di hampir semua objek, baik yang biasa maupun yang luar biasa.
Hal lain yang menonjol dalam pameran ini di antaranya termasuk gambar besar pesepak bola Meksiko Luis Roberto Alves dengan dada terentang untuk menunjukkan kecemerlangan seragam kandangnya yang terinspirasi dari Umbro Aztec. Ada juga interpretasi ulang mendetail dari sepatu sepak bola legendaris dari Adidas, Predator.
Pameran bertajuk Julian Pace: Beloved Artifacts itu dipamerkan mulai 30 April hingga 17 Mei di pos terdepan Sotheby's Beverly Hills.
Dunia seni mengenal Julian Pace sebagai seorang seniman otodidak, yang karya-karyanya dikenal karena pengaruh besarnya dalam sejarah seni, budaya pop, dan olahraga.
Perspektif visualnya yang berbeda dan figurasinya yang terampil membuat karya-karya Pace langsung dapat dikenali.
Bahu dan reputasi subjeknya yang mengesankan mungkin membuat orang yang melihatnya terlihat kerdil. Namun ekspresi mereka dan pilihan warna Pace yang cermat sering kali memberikan kesan keintiman yang lebih bernuansa.
Apakah orang yang menjadi fokus Pace adalah seorang kenalan biasa atau seorang ikon, dia memperlakukan setiap subjek dengan keseimbangan antara rasa hormat dan keakraban.
Sebelum pameran solo bertajuk Beloved Artifacts, Pace sebelumnya tercatat menggelar sejumlah ekshibisi tunggal, yakni Front and Back di Simchowitz, Los Angeles, AS (2023); Julian Pace di De Brock, Knokke, Belgia (2023); Some Paintings di Simchowitz, Los Angeles (2021); dan Some People di The Cabin, Los Angeles (2020).