SKOR.id – Jorge Martin mengawali akhir pekan di Sirkuit Internasional Buriram dengan baik. Kendati tidak memuncaki sesi latihan hari pertama MotoGP Thailand 2024, ia tetap memperlihatkan kecepatan impresif.
Rider Prima Pramac Racing tersebut mengakhiri latihan Jumat (25/10/2024) sebagai yang tercepat kedua. Ia finis di belakang Marc Marquez pada sesi sore dengan selisih 0,110 detik.
Hasil itu cukup memuaskan Martin sebab ia masih lebih kencang dari rival utama dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP 2024 Francesco Bagnaia yang berada di P4, 0,085 detik di belakang pemilik nomor 89.
Jorge Martin tahun ini sangat berbeda dibanding dirinya musim lalu, di mana ia juga bertarung untuk titel namun akhirnya kalah dari Pecco, sapaan Bagnaia.
Tekanan, rasa gugup dan situasi yang benar-benar baru membuat Martinator kerap melakukan kesalahan yang berakibat gelar terlepas. Tetapi sekarang ia pembalap yang jauh lebih tenang, terukur, dan konsisten.
Dan hal tersebut ditunjukkannya di Buriram. Ia melesat kencang sejak awal latihan dan memecahkan rekor atas namanya sendiri. Meskipun akhirnya catatannya dipatahkan Marquez, Martin tidak memusingkan itu.
“Saya tidak memikirkannya, besok (Sabtu) saya akan mencoba memecahkannya lagi. Tujuan saya bukanlah rekor lap, tetapi melakukan sprint yang baik, memanfaatkannya semaksimal mungkin,” kata Martinator.
Menyadari dirinya unggul 20 poin atas Pecco dengan tiga GP sisa, termasuk di Thailand, Jorge Martin sudah mulai hitung-hitungan soal gelar. Ia tidak mematok untuk selalu menang, terlebih jika itu berisiko crash.
“Tujuannya yakni mencoba untuk mendapatkan beberapa poin lebih banyak daripada Pecco. Saya merasa bagus, namun Marc (Marquez) dan Pecco juga sangat cepat,” Martinator menuturkan.
“Saya memulai dengan baik dan jika saya bisa start bagus, maka saya dapat berada di posisi terdepan pada tikungan pertama,” imbuh rider yang musim lalu sukses memenangkan GP Thailand itu.
Selain Pecco, Martin juga mewaspadai Marc Marquez dan Enea Bastianini. Menurutnya, akan sulit jika dua pembalap tersebut mengintervensi karena ia tahu mereka punya kecepatan luar biasa.
“Ketika Anda bertarung dengan Enea atau Marc itu rumit sebab mereka tidak memiliki beban (mengincar gelar) yang artinya lebih berani mengambil risiko (melakukan manuver),” tutur Martin.
“Manuver Enea di Misano (GP Emilia Romagna) menurut saya melewati batas. Kemudian, Marc di Australia agresif tapi dia tidak menyenggol saya, jadi tidak ada yang perlu dikeluhkan,” pungkasnya.