SKOR.id – Mengidentifikasi keadaan darurat medis pada waktunya dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati. Dalam kasus stroke, penting untuk mengetahui tanda-tanda peringatannya karena hal ini sangat penting untuk menghindari konsekuensi yang serius.
Peringatan ini sering kali muncul secara tiba-tiba namun hilang dalam hitungan menit atau jam, sehingga dapat menyebabkan banyak orang meremehkannya. Namun, mengabaikannya bisa menjadi kesalahan fatal.
Stroke tidak selalu terjadi tanpa peringatan. Dalam beberapa kasus, tubuh mengirimkan sinyal yang jelas bahwa ada sesuatu yang salah, menawarkan peluang berharga untuk bertindak sebelum terlambat.
Belajar mengenali tanda-tanda awal ini sangat penting untuk mencegah komplikasi parah dan dalam banyak kasus mampu menyelamatkan nyawa.
Apa Saja Tanda-tanda yang Bisa Mengindikasikan Stroke?
Menurut media Finlandia Ilta Sanomat, salah satu peringatan paling umum adalah Transient Ischemic Attack (TIA), suatu peristiwa yang biasanya terjadi beberapa hari atau minggu sebelum stroke, yang gejalanya muncul tiba-tiba dan hilang dengan cepat.
Menurut MedlinePlus, TIA terjadi ketika aliran darah ke bagian otak tersumbat untuk sementara waktu, sehingga menyebabkan gejala yang mirip dengan stroke. Episode ini dapat berlangsung dari beberapa menit hingga 24 jam, meskipun sebagian besar kasus tidak melebihi dua jam.
Bedanya, pada TIA, penyumbatan akan hilang dengan cepat tanpa menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan otak.
Gejala TIA yang paling umum meliputi:
*Perubahan kewaspadaan mental: mengantuk, kebingungan, atau bahkan kehilangan kesadaran.
*Gangguan sensorik: masalah pada penglihatan, pendengaran, rasa atau sentuhan.
*Kelemahan otot: kesulitan berjalan, menelan, atau mengendalikan gerakan.
*Kehilangan keseimbangan: pusing atau kurang koordinasi.
*Mati rasa: kesemutan atau hilangnya rasa pada satu sisi tubuh.
*Kesulitan komunikasi: masalah berbicara, memahami, membaca atau menulis.
Meskipun gejala-gejala ini hilang dengan cepat, kehadirannya merupakan indikator kuat adanya masalah mendasar dan tidak boleh diabaikan.
Faktor-faktor Risiko TIA dan Stroke
Menurut MedlinePlus, tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama TIA dan stroke. Faktor-faktor lainnya meliputi:
*Fibrilasi atrium: Detak jantung tidak teratur yang meningkatkan kemungkinan penggumpalan darah.
*Diabetes dan kolesterol tinggi: kedua kondisi tersebut merusak pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan.
*Riwayat keluarga dan usia: Risiko meningkat secara signifikan setelah usia 55 tahun.
*Etnisitas: Penelitian menunjukkan bahwa orang Amerika keturunan Afrika lebih mungkin meninggal karena stroke.
*Kebiasaan tidak sehat: Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan penggunaan narkoba meningkatkan peluang Anda terkena TIA atau stroke.
Selain itu, mereka yang menderita penyakit jantung atau masalah peredaran darah di kaki lebih mungkin mengalami kejadian ini. Mengabaikan tanda-tanda TIA bisa berakibat fatal. Meskipun gejalanya hilang dengan cepat, penting untuk segera mencari pertolongan medis.
Mengenali dan mengobati episode ini sejak dini tidak hanya mencegah kerusakan otak permanen, namun juga secara signifikan mengurangi risiko stroke di masa depan.
Mempertahankan gaya hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko juga sangat penting untuk menghindari situasi yang berpotensi mengancam jiwa.