SKOR.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa meyakini target tiga medali emas di Olimpiade Paris 2024 dapat dipenuhi oleh Kontingen Indonesia.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berharap para atlet Merah Putih yang Juli-Agustus nanti berjuang di Paris mampu membawa pulang tiga medali emas.
Target tersebut meningkat dari yang dipasang pada edisi sebelumnya. Dalam perhelatan Olimpiade Tokyo 2020, Pemerintah menetapkan target dua medali emas walau akhirnya, hanya sekeping yang berhasil dibawa pulang dengan tambahan satu perak dan tiga perunggu.
Suharso melihat cabang olahraga (cabor) seperti angkat besi dan panjat tebing memiliki peluang meraih prestasi terbaik. Kans itu pun harus dapat dimaksimalkan, apalagi cabor bulu tangkis yang biasanya menjadi andalan Merah Putih mendulang emas di setiap Olimpiade, sedang mengalami penurunan.
Suharso Monoarfa menyampaikan hal ini saat ditemui dalam Rapat Anggota Tahunan dan Kongres Luar Biasa (RA/KLB) Komite Olimpiade Nasional (NOC) Indonesia yang berlangsung di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Jumat (8/3/2024).
“Sudah disampaikan secara tradisional, (andalan) kita itu bulu tangkis, meski sekarang ada ancaman. Kita punya pemain-pemain bulu tangkis tapi belum menunjukkan hal prima. Mudah-mudahan kita masih bisa mendapatkan medali di sana (bulu tangkis),” ujar Suharso.
“Kedua adalah panjat tebing dan angkat besi. Panjat tebing di beberapa perlombaan internasional sudah menunjukkan hasilnya, mudah-mudahan di Olimpiade Paris memetik medali emas,” lanjutnya.
Suharso menambahkan bahwa Pemerintah bakal menjamin pendanaan yang dibutuhkan tiap federasi cabor untuk persiapan turun di Olimpiade Paris 2024. Sehingga melalui pendanaan tersebut, diharapkan target yang ditetapkan dapat tercapai.
Namun dengan syarat, federasi-federasi cabor yang atletnya nanti bertanding, wajib merancang proposal dan hal-hal detail lainnya yang dibutuhkan, agar Pemerintah dapat memproses dan mengucurkan dana tersebut.
“Nah, yang sekarang kami tunggu di Bappenas adalah cabor-cabor merincikan (kebutuhan) kemudian harus step by step, fase demi fase gak bisa tiba-tiba (dana turun) begitu kan. Perlu proses,” Suharso menuturkan.
“Mengenai dengan pendanaan, saya setuju memang perlu sebuah atensi besar terhadap olahraga karena seluruh negara di dunia melakukannya kenapa kita tidak? Gak mungkin orang bisa hebat dan seterusnya tanpa dukungan dari pemerintah.”
Pernyataan Suharso pun turut diamini Ketua Umum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari. Menurut Okto, sapaan akrabnya, jika tak ada perencanaan yang matang, dikhawatirkan dana yang diberikan Pemerintah tak dapat dipergunakan secara maksimal dan berkelanjutan oleh tiap federasi cabor.
“Kita sama-sama tahu dalam melakukan pembinaan prestasi tak lepas dari perencanaan dan semuanya berkaitan dengan pendanaan,” kata Okto.
“Tadi disampaikan oleh Pak Menteri bahwa pendanaan harus tepat sasaran, karena jangan sampai perencanaannya salah karena kalau tidak tepat, pendanaannya yang berapun digulirkan hanya bersifat parsial tetapi tidak ada kontinitas,” Okto menjelaskan.