SKOR.id - Mantan pelatih Persija Jakarta, Iwan Setiawan, angkat bicara perihal komentar pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, kepada media Korea Selatan, Sports Kyunghang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Shin Tae-yong mengungkapkan kepada media tersebut bahwa dirinya telah mendapatkan tawaran dari negara lain di tengah Piala Asia 2023. Bahkan, dia mengakui kalau yang menawarinya itu bukan dari negara Asia Tenggara.
Menurut Iwan Setiawan, seharusnya Shin Tae-yong membicarakan hal tersebut terlebih dahulu kepada PSSI. Mengingat, pelatih asal Korea Selatan itu masih terikat kontrak hingga Juni 2024.
Belum lagi, dalam periode sisa jabatannya ini, Shin Tae-yong juga dibebani target. Pertama, minimal membawa Timnas Indonesia lolos hingga ke babak 16 besar Piala Asia 2023. Itu sudah terpenuhi.
Kemudian, target selanjutnya membawa Timnas U-23 Indonesia menembus babak 8 besar Piala Asia U-23 2024 di Qatar, April-Mei nanti.
“Shin Tae-yong sebaiknya fokus saja dulu pada pencapaian target yang dibebani PSSI. Negosiasi kontrak dengan embel-embel pemenuhan target itu biasa di dunia sepak bola profesional," kata Iwan Setiawan.
"Tidak etis sekali Shin Tae-yong tiba-tiba bilang ke media Korea jika dapat tawaran melatih negara lain. Sebaiknya soal ini bisa disampaikan langsung ke PSSI secara internal."
"Apalagi dia masih terikat kontrak dengan Indonesia dan ada target lain yang harus dituntaskan setelah kemarin ia bisa meloloskan Timnas ke 16 besar Piala Asia," ujar eks pelatih Timnas U-17 Indonesia itu.
Meski begitu, Iwan Setiawan mengapreasi kinerja Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia selama empat tahun ini.
Menurut eks pelatih Persela Lamongan ini, Shin Tae-yong telah menciptakan budaya baru di Timnas Indonesia dan membuat pemain memiliki etos kerja yang bagus.
"Saya yakin PSSI juga melihat hal tersebut dan mereka amat hati-hati berkaitan dengan perpanjangan kontrak. Beliau tidak perlu gelisah, konsentrasi saja pada pencapaian target,” ujar Iwan Setiawan.
Adapun, Iwan Setiawan menilai kalau PSSI sudah profesional dengan menjadikan dua target sebagai tolok ukur perpanjangan kontrak Shin Tae-yong hingga 2027.
"Jika PSSI sudah komitmen, maka seharusnya Shin Tae-yong juga. Dan dia sudah mencapai salah satu target yang digariskan, jadi tenang saja. Publik juga melihat kok hasil kerjanya,” ucap Iwan.
“Jika Shin Tae-yong bicara sudah punya tawaran, sementara masih terikat kontrak, kesan yang muncul Shin Tae-yong me-warning PSSI. Secara etika ini kurang elok.”
Karena itu, Iwan menyarankan agar pelatih berusia 53 tahun itu melakukan koreksi atas pernyataan tersebut. Untuk selanjutnya, fokus pada komitmen meloloskan Timnas U-23 ke babak 8 besar di Piala Asia U-23 nanti.
"Apalagi jika mengaca dari prestasi Timnas senior, STY banyak pekerjaan rumah dalam hal strategi bertahan dan menyerang. Lihat saja Timnas senior. Dari enam laga terakhir, gawang Timnas sudah kebobolan 20 gol," kata Iwan Setiawan.
"Terus para strikernya kurang tajam karena minim cetak gol. Itu hal-hal yang harus STY pikirkan ketimbang bicara soal tawaran kontrak negara lain," tegasnya.
Selain itu, jika memang kontraknya nanti diperpanjang, Iwan Setiawan berpesan agar Shin Tae-yono melakukan transfer ilmu kepada pelatih lokal.
“Ikut berperan dalam pembinaan, semacam membuat kurikulum yang jadi pegangan. Jika kita punya satu sistem of play yang bagus, siapapun yang menjalankannya akan mudah ke depannya,” ujar pelatih berlisensi AFC Pro ini.
Hal itu seperti yang dilakukan pelatih Belanda, Guus Hiddink, saat melatih Korea Selatan di Piala Dunia 2002.
Begitu dia pergi, konsep bermain Timnas Korea Selatan berbagai level hingga saat ini tetap sama walau berganti-ganti pelatih.