SKOR.id – Perlemakan hati (hati berlemak) atau steatosis hati adalah suatu kondisi ketika lemak menumpuk secara berlebihan di hati. Penyebab perlemakan hati bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya kadar kolesterol dalam tubuh.
Penting untuk diperhatikan bahwa dalam kondisi normal, hati secara alami mengandung sedikit lemak. Namun kondisi ini harus diwaspadai bila kandungan lemak di hati menjadi terlalu tinggi (fatty liver).
Perlemakan hati bisa dibilang penyakit “gelap” karena tidak banyak yang menyadari namun pertumbuhannya sangat cepat. Di Aragon, Spanyol, misalnya. Dari 330 ribu penduduknya, 25 persen menderita perlemakan hati.
Lantas, apa saja penyebab perlemakan hati, apa saja gejalanya, dan bagaimana cara pengobatannya? Skor.id coba menelusuri informasi dari sejumlah sumber lebih jauh pada pembahasan berikut.
Mengenal Hati Berlemak
Hati berlemak atau steatosis hati, adalah suatu kondisi yang ditandai dengan penumpukan lemak berlebih di hati. Biasanya, hati memproses lemak menjadi energi, sehingga memiliki sejumlah lemak di hati dianggap normal. Namun, jika kandungan lemaknya terlalu tinggi, hati akan terlapisi lemak, sehingga menyebabkan kondisi yang disebut hati berlemak.
Perlemakan hati umumnya dapat dikelola melalui perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Namun, tidak menutup kemungkinan kondisinya akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Berikut tahapannya:
- Dimulai dengan peradangan hati yang merusak jaringan di sekitarnya. Kondisi ini juga dikenal sebagai steatohepatitis.
- Selanjutnya, jaringan parut mulai terbentuk pada hati yang rusak. Kondisi ini juga disebut sebagai fibrosis hati.
- Pada tahap akhir, jaringan parut secara perlahan menggantikan jaringan sehat. Kondisi ini dikenal sebagai sirosis hati.
Perlemakan hati yang telah berkembang menjadi sirosis hati harus segera diobati. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi kanker dan berujung pada kematian.
Penyebab Fatty Liver
Berdasarkan penyebabnya, perlemakan hati dibedakan menjadi dua jenis: Penyakit Hati Berlemak Non-Alkohol (NAFLD) dan Penyakit Hati Berlemak Beralkohol (AFLD). Berikut penjelasannya masing-masing:
a. Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) adalah akumulasi lemak hati yang tidak berhubungan dengan konsumsi alkohol. Penyebab pasti dari kondisi ini belum diketahui. Namun, beberapa faktor diketahui meningkatkan risiko NAFLD, antara lain:
- Kadar kolesterol tinggi.
- Mengonsumsi makanan berkalori tinggi.
- Nutrisi dan pola makan yang buruk.
- Mengidap diabetes dan obesitas.
b. Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD) adalah penumpukan lemak hati akibat konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Proses pemecahan alkohol di hati dapat menghasilkan zat yang berisiko merusak sel hati dan meningkatkan peradangan. Oleh karena itu, semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin tinggi pula risiko kerusakan hati.
AFLD adalah tahap awal penyakit hati yang berhubungan dengan alkohol. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat berkembang menjadi hepatitis alkoholik dan sirosis hati.
Faktor-faktor yang Meningkatkan Risiko Hati Berlemak
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami perlemakan hati adalah:
- Obesitas dan diabetes tipe 2.
- Gangguan metabolisme.
- Kolesterol Tinggi.
- Hipertensi (tekanan darah tinggi).
- Hipotiroidisme (hormon tiroid rendah) dan hipopituitarisme (hormon hipofisis rendah).
- Resistensi insulin.
- Hepatitis C.
- Asupan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid.
Gejala Penyakit Hati Berlemak
Perlemakan hati adalah penyakit yang biasanya bermanifestasi tanpa gejala apa pun pada tahap awal. Namun seiring berkembangnya penyakit, pasien mungkin akan mengalami beberapa gejala, yaitu:
- Nyeri di perut kanan atas.
- Penurunan berat badan.
- Pembengkakan (edema) pada kaki dan perut.
- Kelemahan dan kelelahan.
- Perut kembung.
- Kehilangan selera makan.
- Penyakit kuning, ditandai dengan perubahan warna kuning pada kulit dan bagian putih mata.
Perawatan untuk Penderita Hati Berlemak
Mengobati perlemakan hati atau steatosis hati biasanya bergantung pada jenis dan penyebabnya. Namun, umumnya dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat dan meresepkan obat untuk mengatasi penyebab penumpukan lemak di hati.
Beberapa perawatan dan perubahan gaya hidup sehat yang direkomendasikan untuk pasien perlemakan hati antara lain:
- Mempertahankan atau mengurangi berat badan untuk mencapai berat badan ideal, terutama bagi penderita obesitas.
- Berhenti dari kebiasaan mengonsumsi alkohol.
- Memenuhi kebutuhan vitamin E tubuh.
- Mengonsumsi thiazolidinediones pada kondisi tertentu.
- Menjalani operasi bariatrik atau prosedur endoskopi bariatrik untuk pasien dengan obesitas morbid dan perlemakan hati.
- Transplantasi hati untuk pasien yang mengalami gagal hati.
Cara Mencegah Perlemakan Hati
Beberapa kebiasaan gaya hidup sehat yang perlu dilakukan sebagai pencegahan perlemakan hati adalah sebagai berikut:
- Membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol.
- Menjaga berat badan ideal.
- Mengonsumsi makanan kaya nutrisi dan menghindari makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan karbohidrat olahan.
- Mengontrol kadar gula darah, trigliserida, dan kolesterol.
- Mengikuti rencana pengobatan yang dianjurkan oleh dokter (bagi penderita diabetes).
- Lakukan olahraga teratur, minimal 30 menit setiap hari.
Perlemakan hati merupakan suatu kondisi serius yang dapat mempengaruhi kesehatan hati. Namun perubahan gaya hidup sehat, seperti menerapkan pola makan sehat, rutin berolahraga, dan menghindari konsumsi alkohol berlebihan, dapat mencegah dan menangani penyakit ini secara efektif.