SKOR.id – Formula 1 (F1) musim 2023 telah selesai November lalu. Para pembalap dan tim tengah libur sebelum bersiap menghadapi 2024. Lantas, berapa banyak uang hadiah yang mereka bawa pulang?
Sebagai juara dunia konstruktor dan pembalap, mendominasi sepanjang 2023, menyabet 21 kemenangan dalam 22 grand prix, 19 di antaranya lewat Max Verstappen, Red Bull Racing tentu dapat paling besar.
Meski pembagian jumlah pasti hadiah uang F1 dirahasiakan, memungkinkan untuk mengestimasi tentang berapa nilai setiap posisi tim dapat diperoleh menggunakan informasi yang ada di domain publik.
Sesuai dengan Perjanjian Concorde, kontrak yang mengatur kejuaraan dunia balap jet darat, hadiah uang yang diterima tim mencakup 50 persen dari keuntungan hak komersial Formula 1.
Namun tim-tim tidak selalu menerima 50 persen karena setelah mencapai titik tertentu, persentase bagian Manajemen F1 meningkat. Jadi pada 2022, misalnya, hadiah totalnya adalah 1,157 miliar dolar AS setelah Formula 1 menghasilkan pendapatan 2,57 miliar dolar AS, yang setara sekitara 45%.
Pembayaran juga tak dibagi rata. Scuderia Ferrari menerima ekstra, diyakini sebesar lima persen dari nilai hadiah, sebab kaitan erat historisnya. Ini mengingat Tim Kuda Jingkrak telah bersaing di F1 sejak 1950.
Sementara tim lain menerima lebih banyak berkat untuk kesuksesannya di masa lalu, seperti memenangi kejuaraan. Jadi, diperkirakan pembayaran bonus mencapai sekitar 25%. Sisanya dibagi untuk 10 tim.
Prediksi pemasukan F1 diyakini meningkat hingga 10%, yang berarti tersedia kisaran 1,25-1,3 miliar dolar AS untuk dibagikan kepada tim-tim peserta.
Tentu saja hadiah uang sangat penting bagi seluruh tim. Ini adalah salah satu sumber dana mereka untuk beroperasi, termasuk dalam pengembangan mobil dan akomodasi menghadapi musim baru.
Red Bull diketahui memperoleh sekitar 140 juta dolar AS (setara Rp2,16 triliun), 14% dari total hadiah dan hanya 5 juta dolar lebih banyak dari bujet cost cap 2023, berkat kesuksesan meraih gelar konstruktor.
Dominasi tim yang dipimpin Christian Horner ini mengejutkan banyak orang. Pasalnya, Red Bull hanya satu kali gagal memenangi grand prix. Selebihnya, 21 podium tertinggi mampu diklaim lewat dua pembalapnya.
Mercedes mengantongi sekitar 131 juta dolar (Rp2,02 triliun) karena finis kedua di klasemen konstruktor. Mereka bertarung ketat dengan Ferrari untuk posisi tersebut, dengan selisih hanya tiga poin.
Meski posisi runner up tidak akan menjadi target jangka panjang, setidaknya pencapaian pada 2023 krusial bagi Silver Arrow untuk bisa meraih gelar lagi mengingat uang yang didapatkan memperkuat finansial tim.
Ferrari satu-satunya tim selain Red Bull yang memenangi grand prix pada F1 2023, saat Carlos Sainz Jr finis terdepan di Singapura. Namun, mereka tetap berada di belakang Mercedes dalam klasemen konstruktor.
Tim Italia ini kerap dirundung nasib buruk. Setidaknya Ferrari menerima uang hadiah diperkirakan senilai 122 juta dolar (Rp1,89 triliun). Ini menjadi modal mereka untuk bangkit pada musim depan.
McLaren
McLaren tampil kuat sepanjang musim 2023. Ini terbukti dari posisi keempat klasemen konstruktor yang mampu diamankan. Artinya, uang hadiah 113 juta dolar (Rp1,75 triliun) pun berhak didapatkan.
Tim yang diperkuat Lando Norris dan Oscar Piastri itu mengalami progres signifikan di pertengahan musim. Sembilan podium berhasil diraih, termasuk kemenangan sprint race Piastri dalam GP Qatar.
Aston Martin
Aston Martin menerima hadiah uang 104 juta dolar (Rp1,61 triliun) setelah finis di posisi lima. Ini estimasi terbesar yang pernah didapat tim tersebut sejak turun bersaing di Formula 1.
Setelah rebranding dari Racing Point pada 2021, Aston Martin tak pernah menyelesaikan kejuaraan di atas posisi ketujuh. Musim ini luar biasa bagi mereka. Total delapan podium diraih lewat Fernando Alonso.
Alpine
Alpine menjadi tim yang finis di posisi tengah dan menerima hadiah uang dikisaran 95 juta dolar (Rp1,47 triliun. Ini merupakan peringkat terendah skuad Prancis itu sejak rebranding dari Renault pada 2021.
Sisi positifnya, kedua pembalap mereka, Esteban Ocon dan Pierre Gasly, berhasil meraih podium, sesuatu yang gagal dicapai Alpine pada Formula 1 musim 2022.
Williams Racing
Sebagai peringkat tujuh konstruktor, Williams memperoleh hadiah uang mencapai 87 juta dolar (Rp1,34 triliun). Ini sebuah peningkatan masif bagi tim yang berbasis di Grove, Inggris.
Pasalnya, Williams selalu finis di dasar klasemen konstruktor dalam empat dari lima musim sebelum 2023. Mobil yang lebih kompetitif membuat mereka bisa mencetak total 28 poin, jumlah tertinggi sejak 2017.
AlphaTauri
F1 2023 adalah periode penuh gejolak bagi AlphaTauri. Empat pembalap berbeda mengemudi untuk tim. Tetapi pada paruh kedua musim, mereka bangkit dan naik ke posisi delapan konstruktor.
AlphaTauri pun mengantongi 78 juta dolar (Rp1,20 triliun). Ada kans untuk menyalip Williams dan dapat tambahan 9 juta dolar, tetapi P8 Yuki Tsunoda di Abu Dhabi tak cukup untuk membalikkan gap tujuh poin.
Alfa Romeo
Alfa Romeo menerima hadiah uang sekitar 69 juta dolar (Rp1,06 triliun) karena menyelesaikan F1 2023 di urutan kesembilan. Ini merupakan posisi terendah mereka sejak musim 2021.
Uang hadiah dialihkan ke tim yang dioperasikan Sauber, karena mereka akan kembali mengusung nama lama tersebut pada 2024 setelah kontrak dengan sponsor utama Alfa Romeo berakhir.
Haas
Menempati posisi buncit tentu bukan musim yang diharapkan Haas, sebab mereka mencetak 25 poin lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Tim Amerika ini hanya mencetak poin dalam empat grand prix.
Dengan finis di peringkat 10, Haas menerima uang hadiah 60 juta dolar (Rp 929,5 miliar). Itu adalah enam persen dari total hadiah dan bahkan tidak ada separuh dari yang diterima oleh Red Bull.