SKOR.id – Gran Turismo merupakan film adaptasi video game berdasarkan kisah nyata Jann Mardenborough, seorang pemain Gran Turismo yang jadi pembalap mobil profesional.
Gran Turismo saat ini tersedia di Netflix. Film ini disutradarai Neill Blomkamp dan menampilkan pemeran berbakat termasuk Archie Madekwe, Djimon Hounsou, dan Geri Halliwell.
Film Gran Turismo adalah bagian dari upaya PlayStation Productions untuk mengadaptasi judul-judul game populer menjadi proyek live-action.
Menampilkan perjalanan luar biasa dari seorang gamer yang berubah menjadi pembalap.
Film Gran Turismo unik karena tidak mengambil cerita dari game itu sendiri, melainkan kisah nyata dari game tersebut.
Plotnya berkisar pada gamer Gran Turismo, Jann Mardenborough, yang keahliannya dalam game balap membawanya ke serangkaian kompetisi video game yang disponsori Nissan.
Hal ini kemudian memberinya kesempatan untuk berada di belakang kemudi mobil balap sungguhan dan membawa keterampilan tersebut ke arena racing sungguhan.
Gran Turismo disutradarai oleh Neill Blomkamp yang sebelumnya terkenal sebagai sutradara film fiksi ilmiah District 9, Elysium, dan Chappie.
Gran Turismo ditulis oleh Jason Hall dari film American Sniper dan Zach Baylin dari film King Richard.
Jann Mardenborough dan Aktor yang Memerankannya
Jann Mardenborough lahir di Darlington, County Durham, Inggris pada tahun 1991.
Ia adalah putra dari Steve Mardenborough, mantan pesepak bola profesional yang mencatat lebih dari 300 penampilan di Liga Inggris sepanjang kariernya.
Dalam film Gran Turismo, Jann Mardenborough diperankan oleh Archie Madekwe, aktor Inggris yang terkenal karena perannya dalam serial Apple TV, See.
Ayah Mardenborough diperankan oleh Djimon Hounsou, yang terkenal karena perannya sebagai Juba di Gladiator dan penyihir dalam film Shazam!.
Ibunya, Lesley Mardenborough, diperankan oleh Geri Halliwell, atau lebih dikenal sebagai “Ginger Spice” dari Spice Girls.
Saat tumbuh dewasa, Mardenborough adalah gamer setia seri game balap Gran Turismo di PlayStation.
Kehebatannya sebagai pemain Gran Turismo akhirnya membuahkan karier sebagai pembalap mobil profesional ketika ia berhasil masuk ke GT Academy.
Dalam sebuah wawancara dengan The Guardian pada tahun 2014, Mardenborough mengatakan bahwa dia menikmati game simulasi balap Gran Turismo.
“Game ini memberikan saya kesempatan untuk mengendarai mobil yang mungkin tidak akan pernah saya kendarai,” ujar Mardenborough.
Dia menambahkan bahwa bertahun-tahun bermain game akhirnya memungkinkan dia untuk mewujudkan impian masa kecilnya, yang menurutnya sangat memuaskan.
Jann Mardenborough Menangkan Kompetisi GT Academy 2011
GT Academy, juga dikenal sebagai Nissan PlayStation GT Academy, berkomitmen memberi kesempatan kepada player Gran Turismo terbaik untuk meng-upgrade pengalaman membalap.
GT Academy membawa keterampilan balap video game mereka ke arena balap sesungguhnya di kehidupan nyata dengan tujuan meluncurkan karier balap profesional mereka.
Akademi ini didanai oleh Nissan dan Sony Interactive Entertainment dari tahun 2008 hingga 2016.
Player Gran Turismo yang memenangkan serangkaian kompetisi game untuk membuktikan keberanian mereka kemudian diterima di akademi untuk belajar cara mengendarai mobil balap sungguhan.
Mereka berpeluang mendapatkan penghasilan dan mendapat tempat di tim balap Nissan.
Setelah memenangkan serangkaian kompetisi dengan keterampilan bermain Gran Turismo-nya, Jann Mardenborough kemudian mendapatkan tempat di GT Academy.
Pada 2011, Mardenborough mengalahkan 90.000 peserta lainnya untuk menjadi pemenang ketiga dan termuda dari kompetisi GT Academy.
Kemenangan ini memberinya kesempatan untuk berkendara bersama Nissan di balapan 24 Hours Dubai.
Sebelum bergabung dengan GT Academy pada usia 19 tahun, Mardenborough tidak memiliki pengalaman balap atau ketertarikan serius pada mobil balap, selain game Gran Turismo.
Hal ini membuat kisahnya jarang terjadi di dunia olahraga otomotif — dan menjadi dasar unik untuk film biografi olahraga.
Darren Cox Mendirikan Akademi GT
GT Academy digagas oleh pengusaha Inggris dan eksekutif pemasaran motorsport, Darren Cox. Dia memulai kariernya dengan Renault, dan setelah 10 tahun, dia pindah ke Nissan.
Dua tahun setelah itu, ia pindah ke Nissan Europe (dikutip dari Autosport).
Cox pertama kali mengemukakan ide untuk GT Academy pada tahun 2005 ketika ia menjabat sebagai General Manager di Nissan Europe (dikutip dari The New York Times).
Namun, ide tersebut tidak terlaksana hingga Sony dan Nissan bermitra untuk membentuk Nissan GT Academy pada tahun 2008.
Dari 23 lulusan akademi Cox, baik Jann Mardenborough dan Lucas Ordonez meraih podium dalam balapan 24 Hours of Le Mans.
Peran Cox dalam pembentukan GT Academy dan peluncuran karier Mardenborough tercakup dalam film Gran Turismo.
Namun, dalam film Mardenborough tetap menggunakan nama aslinya, karakter Cox cukup fiksi sehingga penulis skenario mengubah namanya menjadi Danny Moore, yang diperankan oleh aktor Orlando Bloom.
Selama masa jabatannya di Nissan, menyusul kesuksesan GT Academy, Cox juga mempelopori Nissan Deltawing, rekor Le Mans elektrik Nissan ZEOD, prototipe Juke R, program mesin LMP2 dan LMP3, serta program Nissan LMP1.
Pada 2016, setelah meninggalkan Nissan, Cox tetap berada di dunia gamer yang berubah menjadi pembalap dan mendirikan tim balap e-sports profesional pertama, eSPORTS+CARS (dikutip dari AutoHebdo).
Apakah Leah dan Pembalap GT Academy Tokoh Fiktif?
Meskipun sebagian besar cerita berakar pada kenyataan, sejumlah karakter fiktif tetap ditambahkan ke dalam film.
Leah Vega, misalnya, bukanlah pembalap GT Academy sungguhan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa karakter tersebut didasarkan pada pembalap GT Academy di kehidupan nyata, Lucas Ordonez.
Dalam film Gran Turismo, Mardenborough terlihat bersaing dengan Matty Davis yang diperankan oleh Darren Barnet dari Never Have I Ever.
Davis juga tokoh fiktif, tetapi menurut Slashfilm, karakter tersebut mungkin didasarkan pada sesama pembalap Mardenborough di kehidupan nyata, Bryan Heitkotter.
Karakter Nicholas Capa juga fiktif dan belum dikabarkan berdasarkan siapa pun.
Selain sesama pembalap Mardenborough di Gran Turismo, Jack Salter juga bukan sosok sungguhan.
Karakter tersebut kemungkinan besar didasarkan pada Gavin Gough, seorang NLP dan praktisi hipnosis olahraga yang ditemui Mardenborough di akademi.
Mardenborough sangat vokal tentang seberapa besar pengaruh Gough terhadap perjalanan balapnya.
Bahkan mengatakan dalam sebuah Tweet bahwa percakapan dengannya menciptakan efek riak yang akhirnya membuat performanya meroket.
Salter juga bisa didasarkan pada Ricard Divila, yang merupakan mentor sejati Mardenborough yang membimbingnya melalui awal kariernya.
Mardenborough Memiliki Karier Balap yang Produktif
Setelah lulus dari Akademi GT dan memasuki dunia balap sesungguhnya dengan mendapat tempat di tim Nissan pada balapan 24 Hours Dubai, Jann Mardenborough melanjutkan karier balapnya yang produktif (melalui Driver Database).
Ia telah berkompetisi di Kejuaraan Formula 3 Eropa, Seri GP3, dan Seri GP2, dan bahkan berkompetisi dalam balapan 24 Hours Le Mans berbasis endurance yang legendaris.
Saat melakukan debutnya di Le Mans pada 2013, Mardenborough finis ketiga di kelas LMP2.
Pada 2012, ia memenangkan satu balapan, tiga podium, dan satu pole position mengemudi untuk RJN Motorsport di Avon Tires British GT Championship.
Pada 2014, Mardenborough memenangkan tiga balapan, tujuh podium, satu pole position, dan dua lap tercepat berkendara untuk Giles Motorsport di Toyota Racing Series Selandia Baru.
Juga memenangkan satu balapan, dua podium, dan dua lap tercepat berkendara untuk Arden International di Seri GP3.
Pada 2016, ia memenangkan satu balapan, dua podium, dan dua lap tercepat balapan untuk NDDP Racing di Super GT Jepang.
Juga memenangkan empat balapan, 12 podium, enam pole position, dan enam lap tercepat balapan untuk B-MAX Racing Team dengan NDDP di Kejuaraan Formula 3 Jepang.
Itu adalah rekor balapan di kehidupan nyata yang cukup mengesankan untuk seorang gamer Gran Turismo.
Gran Turismo Mengubah Kehidupan Jann Mardenborough
Seperti kebanyakan film biografi, Gran Turismo mengambil kebebasan kreatif saat mengadaptasi cerita ke layar.
Ada beberapa cara yang dilakukan Gran Turismo untuk mengubah cerita Jann Mardenborough, namun pada akhirnya, film tersebut mampu mempertahankan intinya.
Salah satu elemen besar yang diubah adegan Mardenborough menjadi juara GT Academy. Padahal kenyataannya, dia adalah pemenang ketiga.
Kemudian adegan kecelakaan yang mengejutkan sangat realistis dengan yang terjadi pada Mardenborough di kehidupan nyata, tetapi waktunya diubah di film.
Dalam kehidupan nyata, kecelakaan itu terjadi pada tahun 2015, empat tahun dalam karier Jann.
Film ini membuatnya tampak seperti berada jauh di awal kariernya sehingga menjadikannya momen yang lebih menginspirasi bagi penonton.
Momen besar Le Mans dalam film tersebut juga diubah untuk membuat cerita yang lebih baik.
Dalam film Gran Turismo, Mardenborough memecahkan rekor putaran Le Mans pada putaran terakhir balapan dan rekor waktu putarannya di bawah 3 menit 15 detik.
Itu lebih cepat tiga detik daripada catatan waktu sesungguhnya yang dibuat Mardenborough dalam ajang tersebut.