- Pembalap Ducati Danilo Petrucci mengklaim motor MotoGP sangat sulit untuk dikendarai.
- Menurutnya, motocross membuat pembalap lebih ekspresif dan nyaman berada di atas motor.
- Petrucci mengklaim mereka yang dapat beradaptasi dengan motor, ban, dan trek sebagai pembalap hebat.
SKOR.id – Pembalap Mission Winnow Ducati Danilo Petrucci mengaku lebih senang mengendarai motorkros ketimbang motor MotoGP.
Ia mengklaim hal tersebut dirasakan semua pembalap. Menurut pembalap asal Italia itu, sulit untuk mengekspresikan diri ketika berada di atas motor MotoGP.
“Kebebasan setiap pembalap didapatkan di motorkros. Mereka bisa meluapkan emosinya. Di MotoGP, tidak menyenangkan,” kata Petrucci seperti dikutip speedweek.com.
“Karena untuk menjadi cepat, Anda harus menggunakan satu metode yang sering kali tidak nyaman,” rider 29 tahun itu menjelaskan.
Meski begitu, Danilo Petrucci merasa sangat senang berada di MotoGP karena dapat memberikannya pengalaman menarik di setiap perlombaan.
Baca Juga: Jadwal MotoGP 2020 Tentatif, Rencana Valentino Rossi Berantakan
“MotoGP menarik karena memberikan tantangan sesungguhnya, membuat Anda lebih hidup. Mengendarai salah satu motor tercepat dengan para pembalap tercepat di dunia,” ujarnya.
“Tantangannya terbesar adalah menjadi yang tercepat di dunia, menekan motor hingga batas yang hanya bisa dikendarai oleh 22 pembalap di dunia,” lanjut Petrucci.
Ia meraih kemenangan pertamanya di MotoGP pada grand prix (GP) Italia tahun lalu. Namun, itu belum membuatnya merasa nyaman sebagai pembalap MotoGP.
“Saya berbicara dengan banyak pembalap, dan mereka merasakan hal yang sama. Mungkin karena kami amatir di bidang motorkros," ucap rekan setim Andrea Dovizioso itu.
“Saya tidak tahu bagaimana Tony Cairoli dan Tim Gajser merasakan persaingan di kejuaraan dunia motorkros,” Petrucci menuturkan.
MotoGP memiliki trek yang tak beda jauh di setiap tahunnya, berbeda dengan motorkros yang lebih dinamis karena bisa berubah.
Tetapi, itu tak membuat setiap pembalap di MotoGP selalu memiliki kinerja yang baik di setiap tahunnya di trek yang sama.
“Meski Anda berusaha untuk memberikan yang terbaik dan meningkatkan konsentrasi pada MotoGP, belum tentu catatan waktu Anda membaik,” ujar Petrucci.
Baca Juga: Virus Corona Bikin Negosiasi Petrucci dengan Ducati Tertunda
Pasalnya, di MotoGP, para pembalap harus dapat beradaptasi dengan motor, ban dan trek. Itu akan membuat mereka bisa menjadi yang terbaik.
Ducati dikenal dengan motornya, Desmosedici, yang sulit untuk dikendalikan karena memiliki karakter yang sangat agresif.
Pada era modern, hanya Casey Stoner yang mampu meraih gelar juara dunia bersama pabrikan asal Italia tersebut.
Ducati menyadari itu. Mereka berupaya keras agar Desmosedici lebih mudah dikendarai tanpa mengurangi kecepatan dan agresivitasnya.
“Saya sangat beruntung bisa mengendarai motor terbaik yang pernah dibangun Ducati. Itu membuat saya bangga sebagai warga Italia,” kata Petrucci.