SKOR.id - PSSI berencana kerja sama dengan sederet platform media sosial hingga Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI demi melindungi pemain Timnas Indonesia dari cyberbullying.
Seperti diketahui, belakangan ini, terutama sejak Piala Asia U-23 2024 dan play-off Olimpiade 2024, banyak hujatan dari netizen yang ditujukan kepada para pemain Garuda.
Mulai dari Marselino Ferdinan yang dianggap egois di lapangan, Elkan Baggott yang dinilai tak nasionalis lantaran batal gabung dengan Timnas U-23 Indonesia, sampai Justin Hubner yang dituding terlalu banyak mengeluh di media sosial.
Bukan sekedar kritik, tapi sudah menjurus serangan verbal berlebihan yang masuk kategori cyberbullying.
Bahkan, tak cuma pemain Timnas Indonesia, lawan pun kena getahnya. Salah satu yang paling miris adalah gelombang ujaran rasisme kepada para pemain hingga federasi sepak bola Guinea.
Melihat fenomena ini mulai tak terkontrol dan bisa berdampak buruk bagi mental pemain, PSSI pun segera ambil langkah.
Diungkap anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, mereka sudah menggodok konsepnya sejak beberapa bulan terakhir.
"Sebenarnya sebulan-dua bulan ini kami sudah punya konsep mengenai perlindungan terhadap pemain dan pelaku sepak bola," kata Arya kepada wartawan, Sabtu (11/5/2025).
"Ternyata bully-an terhadap sepak bola, pemain sepak bola, bahkan yang terbaru adalah bagaimana tindakan-tindakan rasisme yang dilakukan oleh netizen - saya tidak mau ngomong suporter lho, karena suporter ini kan yang nonton di stadion, kemudian dia juga support dengan berbagai cara, tapi kalau netizen kami tidak tahu ya, banyak banget," tambahnya.
PSSI nantinya akan menggandeng pihak-pihak terkait, seperti Meta (perusahaan yang menaungi Facebook dan Instagram), TikTok, juga Kemenkominfo dan Kepolisian RI agar penanggulangan kasus-kasus serupa bisa lebih mudah.
"Kami akan melakukan kerja sama dengan Meta, kemudian TikTok, Youtube, juga Kominfo, dan nanti Kepolisian, supaya kami punya aturan-aturan regulasi mengenai bagaimana perlindungan terhadap pemain itu," ujarnya.
"Nanti kita bisa memberikan usulan kepada Meta, misalnya, atau Tiktok apa semua, atau Twitter, untuk akun-akun yang mengeluarkan ujaran rasisme dan sebagainya itu bisa di-block oleh Meta atau apa pun aplikasi lainnya. Ini yang kami lakukan untuk menjaga dan melindungi pemain dan juga kepada negara-negara lain," tambah Arya.
Tindakan nyata memang harus diambil karena apa yang dilakukan oknum-oknum di media sosial tersebut sudah kelewatan, bahkan mencoreng sepak bola Indonesia.
"Ini cukup memalukan ya, karena ini berbahaya juga bahwa ternyata orang Indonesia rasis. Sejak kapan kita jadi rasis gitu? Baru kali ini terjadi gitu, dan itu sangat jelek lah bagi semua," kata Arya Sinulingga.
"Dan ini kami akan coba lakukan sesuatu yang positif supaya tidak ada lagi tindakan-tindakan yang seperti ini," dia memungkasi.