SKOR.id – Prinsipal Red Bull Racing Christian Horner mengungkapkan bahwa Adrian Newey sempat hampir hengkang ke Scuderia Ferrari, ketika tim berada pada titik terendahnya beberapa tahun lalu.
Perancang genius di balik mobil-mobil balap Formula 1 itu adalah bagian penting dari kebangkitan Red Bull dan RB19, yang memungkinkan Max Verstappen menjadi juara dunia untuk kali ketiga berturut-turut.
Namun, pada musim 2014, setelah regulasi mesin baru mengakibatkan Red Bull harus kehilangan dominasi dalam kejuaraan yang direbut Mercedes, Newey dapat tawaran menggiurkan dari Ferrari.
Hal ini diungkapkan Horner dalam siniar ‘Eff Won with DRS’. Ia mengatakan Newey hanya sekitar setengah jam saja dari pintu keluar Red Bull. Ferrari benar-benar menginginkannya. Beruntung, itu bisa dicegah.
“Kami berbalik dari memenangi (musim 2010, 2011, 2012, 2013, empat kali beruntun, dan kemudian ada perubahan regulasi besar-besaran pada mesin. Pemasok mesin kami benar-benar meleset dari target,” kata Horner.
“Saat itu, Sebastian Vettel hengkang (ke Ferrari) karena problem mesin. Adrian (Newey) juga hampir saja pergi. Dia sekitar setengah jam. Ferrari datang dan berupaya keras memboyongnya.”
“Mereka menjanjikannnya dunia, seperti ‘Anda dapat memiliki gaya hidup Hollywood, terbang ke pabrik dari Monako setiap hari, tidak membayar pajak apa pun, Anda dapat merancang road car.”
Dengan segala tawaran menarik yang dijanjikan Ferrari, Christian Horner bergerak cepat untuk mencegah salah satu perancang mobil F1 terbaik sepanjang masa tersebut keluar dari Red Bull. Dan, ia berhasil.
“Saya mampu membujuknya tetap bertahan dengan mengatakan, ‘Kita akan membuat road car, jika Anda ingin membuatnya, maka kita akan membangun road car!’” Horner menuturkan.
“Dia bilang, ‘Bagaimana?’ Saat itu saya katakan, ‘Saya tidak tahu, tapi kita akan temukan jalan, kita bakal mewujudkannya,” lanjut sang prinsipal yang kemudian melakukan pendekatan terhadap Aston Martin.
Lewat koneksi yang dijalin dengan Aston Martin, Christian Horner menemui CEO brand Inggris tersebut dan menawarkan sebuah ide. Singkat kata, proposalnya diterima dan Newey pun bersedia bertahan.
“Saya temui CEO mereka (Aston Martin) dan mengatakan, ‘Kami bisa dibilang memiliki perancang terbaik sepanjang masa, Anda brand hebat, kami tak bisa membiayai pembangunan mobil (road car), tapi masuk akal untuk mewujudkannya.’”
“Begitulah yang terjadi, benar-benar di sebuah pub di Inggris. Kami memungkinkan Adrian bisa memenuhi ambisinya (membangun road car) dan sekaligus mempertahankannya di dalam tim,” pungkas Horner tersenyum.
Tak selang lama, ‘ide liar’ Adrian Newey terwujud menjadi apa yang kemudian dikenal sebagai Aston Martin Valkyrie, sebuah hypercar yang mengadopsi teknologi Formula 1 ke jalan raya.
Pria 64 tahun pun melanjutkan tugasnya sebagai Chief Technical Officer Red Bull selama delapan musim dominasi Mercedes. Pada 2021, mobil F1 rancangannya, RB16B, mengantar Verstappen jadi juara dunia untuk kali pertama.
Sejak itu, Red Bull kembali mendominasi kejuaraan dunia, salah satunya tentu berkat jet darat karya Newey, RB18 (2022), RB19 (2023). Untuk F1 musim 2024, ia akan menyiapkan RB20 untuk Verstappen dan Sergio Perez.