SKOR.id – Banyak yang percaya bahwa melewatkan makan adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan. Alih-alih mencapai tujuan ini, satu-satunya hal yang Anda peroleh adalah merasa lapar dan akan makan lebih banyak yang bakal merugikan kesehatan Anda.
Oleh karena itu, jika Anda ingin menurunkan beberapa kilogram atau sekadar ingin menjaga berat badan yang sehat, penting untuk mengevaluasi kualitas makanan dan kuantitas porsinya. Tetapi, jangan lupa bahwa frekuensi juga penting.
Logikanya, kebutuhan-kebutuhan ini berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan dan gaya hidup setiap orang. Namun tidak ada keraguan bahwa mempertimbangkannya akan membantu menghindari rasa lapar di antara waktu makan, yang dapat mempengaruhi kesehatan Anda.
Mana yang Lebih Baik, Makan 5 atau 3 Kali dalam Sehari
Tidak ada aturan pasti yang menetapkan bahwa makan 3 atau 5 kali sehari lebih baik atau lebih buruk. Yang ideal adalah menjaga pola makan yang dipersonalisasi sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhan masing-masing orang.
Berkaitan dengan hal tersebut, para ahli gizi tidak menganjurkan makan kurang dari 3 kali sehari (sarapan, makan siang, dan makan malam), karena hal tersebut merupakan dasar untuk menjaga keseimbangan.
Namun, mereka menyarankan bahwa menambahkan – pada 3 makanan utama ini – asupan makanan lain di tengah pagi dan saat ngemil akan memastikan bahwa kebutuhan energi terpenuhi dan seseorang tidak merasa lapar di antara waktu makan, yang hanya mengarah pada mengudap apa saja.
Berapa Kali Makan dalam Sehari agar Tetap Sehat?
Menurut Kementerian Kesehatan Pemerintah Spanyol, seperti dikutip Mundo Deportivo, frekuensi makan tidak boleh diabaikan. Mereka menyarankan agar makanan didistribusikan “idealnya” dalam 5 waktu makan: sarapan, tengah hari, makan siang, snack, dan makan malam.
Rekomendasi ini juga mempunyai variabel tersendiri tergantung pada aktivitas sehari-hari setiap orang (jenis pekerjaan, jadwal, latihan fisik, dll), serta situasi khusus setiap orang (status kesehatan, tahap perkembangan, dll).
Nah, pembagian makanan dalam 5 kali makan harus memperhatikan urutan berikut untuk total 2.000 kalori yang dikonsumsi per hari:
- Makan pagi: 400 kalori (20% dari total)
- Pagi menjelang siang: 100-200 kalori (5-10% dari total)
- Makan siang: 600 kalori (30% dari total)
- Snack: 100-200 kalori (5-10% dari total)
- Makan malam: 500-600 kalori (25-30% dari total)
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Lapar namun Tidak Makan
Ada dua hormon penting dalam tubuh yang menjaga keseimbangan energi internal: ghrelin dan leptin. Yang pertama menimbulkan rasa lapar sedangkan yang kedua menimbulkan rasa kenyang.
Namun apa yang terjadi pada tubuh jika sinyal lapar diabaikan? Singkatnya, revolusi hormonal terjadi dan insulin, leptin, kortisol, dan ghrelin diubah.
Gejala nyata yang muncul saat lapar adalah sakit perut, yang menyebabkan makan berlebihan saat Anda makan lagi.
Di sisi lain, rasa lapar menyebabkan Anda kehilangan energi. Salah satu organ yang terkena dampaknya adalah otak, yang kehilangan fungsi kendali atas tubuh. Hal ini dapat menimbulkan gejala seperti pusing, kehilangan kesadaran, perubahan suasana hati, sulit berkonsentrasi, apatis, dan depresi.
Namun, yang hanya diketahui sedikit orang adalah bahwa tidak sering makan, yaitu rasa lapar, meningkatkan risiko penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan kecenderungan yang lebih besar terhadap obesitas.