- Andrea Dovizioso tak sabar melakoni lomba MotoGP 2020 yang bakal digelar pada 19 Juli mendatang.
- Jeda panjang memberi dampak positif dan negatif bagi pembalap Ducati itu.
- Tetap tenang dalam situasi sulit menjadi cara Andrea Dovizioso agar tak dilanda frustrasi.
SKOR.id – Pembalap Mission Winnow Ducati, Andrea Dovizioso, mengaku tak sabar untuk segera memulai MotoGP 2020 yang tertunda akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Dorna Sports selaku pemegang hak siar MotoGP telah mengkonfirmasi bakal melanjutkan balapan musim ini di Sirkuit Jerez, Spanyol, 19 Juli 2020.
Jika tak ada halangan berarti, Sirkuit Jerez dijadwalkan mengelar dua putaran MotoGP 2020, masing-masing pada 19 dan 26 Juli.
Berita Andrea Dovizioso Lainnya: Bos Ducati Beri Saran Andrea Dovizioso Cara Kalahkan Marc Marquez
Namun, nama gelaran akan berubah menjadi Grand Prix (GP) Andalusia dan berlangsung tanpa penonton guna memutus rantai penyebaran Covid-19.
Keputusan untuk menggelar dua putaran MotoGP 2020 di Spanyol tergolong berani karena tingginya angka pasien maupun korban meninggal akibat Covid-19 di negara itu.
Apa pun itu, Andrea Dovizioso yang bertekad meraih gelar juara dunia, musim ini, sangat bersemangat mendengar rencana Dorna tersebut.
"Saya merindukan aktivitas di lintasan, motor, dan adrenalin yang keluar. Kami sudah lama meninggalkan rutinitas dan itu menyulitkan dari sisi mental," katanya.
Tapi, berada di rumah selama berbulan-bulan guna menghindari virus corona, memberi keuntungan bagi Andrea Dovizioso. T
"Saya jadi lebih tenang. Biasanya, kami terburu-buru hingga tak bisa menikmati yang telah dicapai. Di satu sisi, saya menyukai ini," ucapnya.
Bisa beradaptasi dengan motor dan menemukan ritme balap, diakui pembalap asal Italia itu sebagai pekerjaan tumah terbesar karena jeda cukup panjang.
Tapi, di sisi lain, ini bisa membuat lomba jadi lebih kompetitif karena proses tersebut bakal diakui semua pembalap yang akan turun.
"Usaha untuk mencapai level tertinggi akan sangat besar dan itu membuat seorang pembalap menderita," kata Dovi, sapaan akrabnya.
"Ada banyak tekanan di MotoGP dan itu sesuatu yang normal karena kami memang membutuhkannya. Tapi, jika tak bisa menang, bisa membuat Anda frustrasi."
Dalam tiga musim terakhir, Andrea Dovizioso selalu dibayang-bayangi oleh Marc Marquez karena gagal menjuarai MotoGP.
Jadi, tuntutan untuknya mematahkan kutukan runner-up dalam MotoGP 2017, 2018 dan 2019, sangat besar dari Ducati.
Berita Ducati Lainnya: Akui Dapat Tawaran dari Ducati, Marc Marquez Ikuti Kata Hati
"Apa yang Anda lakukan tidak pernah cukup walaupun sudah mengambil risiko dan terkadang terjadi insiden. Itu bagian dari kehidupan kami," ucap Dovizioso.
"Anda harus mengatur banyak situasi pada tingkat ekstrem dan pada akhirnya, tekanan menjadi beban seiring berjalannya waktu," ia melanjutkan.
Andrea Dovizioso memang sedang berjuang untuk mencapai targetnya jadi juara dunia MotoGP. Tapi, ia ingin mendapatkan motor terbaik agar bisa konsisten.