SKOR.id – Cuaca panas akhir-akhir ini melanda sebagian besar wilayah Tanah Air. Kondisi ini juga diinformasikan oleh Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Pihak BMKG mengindikasikan adanya cuaca panas yang tidak biasa di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Disebut sebagai panas yang tidak biasa atau ekstrem karena merujuk pada situasi suhu udara di suatu daerah naik di atas rata-rata untuk musim atau waktu tertentu.
Misalnya, jika suhu udara di suatu kota biasanya berkisar antara 28-32 derajat Celcius pada bulan Maret, tetapi kemudian mencapai suhu yang lebih tinggi dari itu.
Bahkan mencapai 35-37 derajat Celcius pada bulan berikutnya, dan itu benar-benar terjadi di Indonesia. Maka hal ini dapat dianggap sebagai cuaca panas yang tidak biasa.
Dikutip dari situs Dinkes DKI Jakarta, cuaca yang lebih panas daripada biasanya dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Terjadi Fenomena Cuaca Ekstrem
Letak Indonesia yang berada di wilayah tropis sangat rentan terhadap fenomena cuaca ekstrem seperti gelombang panas.
Gelombang ini terjadi ketika angin yang bertiup dari daratan terhalang oleh pegunungan, sehingga mengakibatkan peningkatan suhu udara di suatu daerah.
Selain itu, polusi udara juga dapat memengaruhi suhu dan membuat cuaca menjadi lebih panas.
Perubahan Iklim Global
Perubahan ini terjadi akibat peningkatan emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil.
Sehingga, temperatur rata-rata di seluruh dunia telah meningkat selama beberapa dekade terakhir, tidak terkecuali di Indonesia.
Perubahan Musim di Indonesia
Indonesia memiliki dua musim utama yaitu musim penghujan dan kemarau. Pada musim kemarau, suhu cenderung lebih tinggi.
Hal itu disebabkan oleh kelembaban udara yang rendah dan sinar matahari yang lebih banyak.
Efek Urbanisasi
Daerah perkotaan cenderung lebih panas daripada pedesaan karena adanya aspal dan bangunan yang menyerap panas, serta polusi udara yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.
Dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril, menjelaskan memang cuaca panas beberapa hari terakhir di pengujung April dan ke depan sedang tidak biasa.
Untuk itu, simak 9 tips agar kita terhindar dari dampak cuaca panas ketika sedang atau sering berada di luar ruangan, berikut ini:
1. Jangan menunggu haus, cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak.
2. Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar.
3. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis.
4. Sebisa mungkin berteduh di antara pukul 11.00-15.00.
5. Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, gunakan topi atau payung.
6. Gunakan sunscreen minimal 39 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah.
7. Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas.
8. Jangan meninggalkan siapa pun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dengan jendela terbuka maupun tertutup.
9. Sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.
Selain itu, Anda juga harus waspada ketika muncul gejala seperti:
- Keringat berlebih
- Kulit terasa panas dan kering
- Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat
- Kulit terlihat pucat
- Kram pada kaki maupun abdomen
- Mual, muntah dan pusing
- Urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat.
Jika muncul gejala tersebut, dinginkanlah tubuh Anda dengan kain basah atau sponge basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air.
Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Nah, itulah sembilan tips yang bisa Anda ikuti dalam menghadapi cuaca ekstrem ini. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.