- Namun berbicara mengenai pengungkapan kesehatan mental, ternyata wanita mempunyai persentase lebih besar dalam hal mengungkapkan mengenai masalah mentalnya terhadap orang lain.
- Hal ini berbanding terbalik dengan para pria yang cenderung tertutup mengenai kesehatan mental.
- Padahal hampir 77% pria dipastikan pernah mengalami gejala yang berhubungan mengenai penyakit mental seperti kecemasan, stres, hingga depresi.
SKOR.id - Kesadaran terhadap kesehatan mental dalam beberapa tahun terakhir ini terus meningkat.
Dan mulai banyak yang berani speak up atau berbicara mengenai masalah kesehatan mental yang dialaminya.
Namun berbicara mengenai pengungkapan kesehatan mental, ternyata wanita mempunyai persentase lebih besar dalam hal mengungkapkan mengenai masalah mentalnya terhadap orang lain.
Hal ini berbanding terbalik dengan para pria yang cenderung tertutup mengenai kesehatan mental.
Padahal hampir 77% pria dipastikan pernah mengalami gejala yang berhubungan mengenai penyakit mental seperti kecemasan, stres, hingga depresi.SKOR.id telah merangkum beberapa alasan yang menyebabkan mengapa para pria enggan untuk mengungkapkan mengenai masalah kesehatan mental dirinya kepada orang lain, berikut ulasannya:
1. Stigma Masyarakat
Sudah menjadi hal yang umum bahwa stigma yang melekat kepada kaum pria adalah maskulin, kuat, dan tangguh.
Namun ternyata tidak ada yang tahu bahwa di balik semua stigma maskulinitas tersebut banyak sekali hal yang dipikirkan oleh kaum pria.
Selain itu, ada pula anggapan bahwa jika terlalu speak up mengenai masalah kesehatan mental akan menjadikan orang lain menilai kita sebagai pribadi yang lemah.
Stigma-stigma di masyarakat tersebutlah yang akhirnya membuat pria enggan untuk berbicara lebih jauh mengenai masalah mentalnya sehingga lebih baik untuk memendamnya.
2. Terjebak Maskulinitas Negatif
Hampir mirip dengan stigma masyarakat yang telah disebutkan sebelumnya, ternyata simbol maskulinitas bisa membawa ke hal yang negatif.
Pria selalu dituntut untuk menjadi pribadi dan memiliki atribut yang tangguh, kuat, dan jantan dalam berbagai hal.
Padahal kesehatan mental sejatinya bukanlah simbol atau atribut maskulinitas yang selama ini digaungkan.
Kesehatan mental dan kesehatan fisik tidak mengenal gender dan siapapun berhak untuk mengutarakan mengenai masalahnya tersebut baik mental atau fisik tanpa harus dihakimi berdasarkan gender.
3. Terlalu Percaya Diri
Ini adalah masalah umum mengapa para pria enggan untuk mengutarakan mengenai masalah kesehatan mentalnya kepada orang lain yaitu terlalu percaya diri bisa mengatasinya sendiri.
Padahal permasalahan tersebut terlalu kompleks untuk diselesaikan sendiri.
Segala bentuk kecemasan, stres, hingga depresi setidaknya harus mendapatkan penanganan dari ahli jika tidak ingin masalah tersebut berakibat buruk ke depannya.
Karena menurut data menunjukkan bahwa pria yang mengalami kesehatan mental jika tidak ditangani dengan benar akan berpotensi lari ke hal-hal negatif seperti kecanduan alkohol, kecanduan obat terlarang, hingga bunuh diri.
4. Waktu Habis untuk Bekerja
Seperti yang diketahui penyebab tingginya angka depresi atau stres bagi pria di negara-negara maju adalah menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk bekerja.
Bahkan hingga akhir pekan yang seharusnya digunakan untuk istirahat harus direlakan untuk bekerja mencari tambahan.
Terlalu banyak tuntutan dari berbagai pihak seperti atasan, relasi, keluarga, hingga pasangan terkadang membuat para pria lupa untuk kapan meluangkan waktu untuk diri sendiri melakukan self care.
Sehingga para pria seakan tidak punya waktu untuk sekedar sharing mengenai kesehatan mental yang dimilikinya.
5. Tidak Tahu Kapan Waktu yang tepat
Kebanyakan orang yang menderita kesehatan mental tidak tahu kapan waktu yang tepat mengungkapkan masalahnya terhadap orang terdekatnya.
Hal ini menjadi penting untuk diketahui karena jika tidak ditangani akan terus berlarut-larut menjadi semakin parah.
Sedangkan waktu yang tepat untuk mengungkapkan masalah kesehatan mental adalah kapan pun.
Karena siap tidak siap, seseorang yang menderita masalah kesehatan mental harus segera mengungkapkannya agar tidak ada lagi perasaan kosong di hati.
5 Fakta Unik Map Kalahari Free Fire https://t.co/EeF6RM4Zlc— SKOR.id (@skorindonesia) October 5, 2021
Berita Bugar lainnya:
Bahaya Kesepian bagi Kesehatan Mental dan Fisik
Mengenal Istilah Sadfishing agar Lebih Bijak dalam Menggunakan Media Sosial