SKOR.id – Makanan/minuman dan migrain memiliki hubungan mendalam. Dr. Fred Cohen mengetahui hal itu, baik melalui pengalamannya terhadap pasien maupun secara pribadi.
Ketika Cohen melihat pasiennya menderita sakit kepala, dia tahu betul apa yang mereka alami.
Cohen juga mengaku, dulu sewaktu kecil dirinya pernah mengalami sakit kepala parah yang terjadi rutin seminggu sekali, setidaknya sejak taman kanak-kanak.
“Itu hanya hidup saya dan apa yang saya anggap hanya hal biasa. Seminggu sekali, saya harus mengakhiri hari saya lebih awal, pulang dan tidur,” kata Cohen.
Kini Cohen merupakan dokter spesialis sakit kepala dan asisten profesor di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, Amerika Serikat.
“Rasa sakitnya sangat parah… ibaratnya, poin 10 dari 10 nyeri berdenyut di kepala Anda.”
Baru pada saat ia berusia 20-an dan masuk sekolah kedokteran, Cohen menyadari bahwa serangan yang ia alami adalah migrain.
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, migrain adalah sakit kepala berulang yang sering kali disertai nyeri berdenyut parah di satu sisi kepala.
Perjalanannya sendiri untuk mencari pertolongan mengilhami Cohen untuk menjadi spesialis sakit kepala.
Dia mengatakan migrain adalah rutinitasnya. Hampir 30 juta orang Amerika Serikat menderita migrain.
Kebanyakan dari mereka adalah wanita, menurut catatan Office on Women’s Health.
Penelitian bahkan menemukan bahwa migrain merupakan penyebab kecacatan nomor satu di kalangan perempuan muda.
Cohen juga menemui pasien dengan jenis sakit kepala lain, cluster, ketegangan, dan yang melibatkan wajah dan leher.
Seorang pasien baru-baru ini mengeluhkan sakit kepala seksual primer. “Saat mencapai klimaks, mereka merasa kepala mereka seperti akan meledak, nyeri hebat yang tiba-tiba,” kata Cohen.
Bisakah Makanan Memicu Migrain dan Sakit Kepala?
Ya, makanan dan minuman sering kali menjadi pemicu migrain karena kondisi ini melibatkan peradangan saraf, dan apa yang dimakan orang dapat memicu peradangan.
Faktor lain yang dapat memicu sakit kepala dan migrain termasuk rasa lapar, stres, perubahan pola tidur, dan perjalanan pesawat.
Pemicu pola makan Cohen sendiri adalah alkohol, jadi dia menghindarinya karena dia tahu minuman ini akan mengakibatkan apa yang dia sebut sebagai “serangan migrain yang parah” beberapa jam kemudian.
Sakit kepala setiap orang berbeda-beda, tetapi Cohen mengatakan ada 11 pemicu pola makan yang umum.
“Cara kerjanya masing-masing pada dasarnya adalah ketika dicerna dan dipecah, ada sesuatu yang mengganggu di tubuh Anda. Masing-masing punya mekanismenya sendiri,” ujarnya.
Cohen tidak menyarankan untuk menghindari semua makanan atau minuman ini, tetapi gunakan daftar tersebut sebagai panduan untuk menemukan penyebabnya, yaitu:
1. Kafein
Ditemukan dalam kopi, teh, coklat dan minuman ringan tertentu. “Kafein adalah pedang bermata dua. Bagi banyak orang, ini membantu sakit kepala dan migrain mereka,” kata Cohen.
“Tetapi ada orang yang menganggap kafein dapat memperburuk keadaan. Kafein bisa menjadi pengobatan sekaligus pemicu.”
2. Alkohol
Terutama anggur merah, bir, dan minuman beralkohol lainnya.
3. Produk Susu
Termasuk susu, yogurt, es krim, keju tua seperti keju biru, cheddar, dan parmesan.
“Beberapa orang tidak toleran terhadap laktosa, beberapa orang mengonsumsi produk susu yang memicu sakit kepala mereka,” kata Cohen.
4. Nitrat
Ditemukan dalam daging olahan seperti hot dog, sosis, dan daging deli.
5. Buah Sitrus
Seperti jeruk, lemon, limau, dan grapefruit. Ini mungkin tampak mengejutkan, namun Cohen mengatakan jeruk dapat menyebabkan peningkatan respons peradangan pada beberapa orang.
6. Pemanis Buatan
Seperti aspartam dan sukralosa, ditemukan dalam soda diet, makanan olahan, dan makanan yang dipanggang.
7. Makanan Kaya Tyramine
Tyramine adalah asam amino yang ditemukan di beberapa makanan dan dapat menjadi bagian dari reaksi berantai yang menyebabkan pembuluh darah di kepala menyempit dan melebar.
Sehingga, menyebabkan nyeri berdenyut, menurut National Headache Foundation.
Tyramine dapat ditemukan pada daging tua, ikan asap, dan makanan fermentasi seperti asinan kubis, acar, kimchi, dan kombucha.
8. Bawang
Ini termasuk makanan yang dimasak dengan bawang bombay, daun bawang, dan bawang merah.
9. Kacang-kacangan dan Polong-polongan
Seperti kacang tanah, kenari, almond, dan kacang mete.
10. Gluten
Termasuk roti, makanan yang dipanggang, sereal, barley, dan gandum hitam.
11. MSG
Monosodium glutamat (MSG) adalah bahan tambahan makanan yang umum ditemukan pada makanan olahan dan makanan ringan, digunakan sebagai penambah rasa atau bumbu.
Cara Mengidentifikasi Makanan Pemicu Migrain
Cohen menyarankan untuk membuat buku harian sakit kepala untuk mencatat kapan suatu episode sakit kepala terjadi, berapa lama berlangsung, dan apa yang Anda lakukan saat itu terjadi.
Jika Anda mencurigai adanya pemicu dari makanan Anda, Cohen merekomendasikan diet eliminasi.
Diet ini melibatkan pengecualian satu item pada satu waktu dari daftar di atas dari diet Anda selama empat hingga enam minggu.
Pada akhir periode, periksa catatan harian sakit kepala Anda: Apakah keadaannya lebih baik? Jika iya, Anda menemukan pemicu sakit kepala.
Jika tidak, beralihlah ke makanan lain dari daftar dan berhenti memakannya selama empat hingga enam minggu.
“Anda ingin memberikan waktu yang cukup karena kita mengubah chemistry di sini,” kata Cohen.
“Anda tidak dapat melakukannya dalam satu hari saja, ini mungkin merupakan perubahan yang lambat.”
Kebanyakan orang memang menemukan jawabannya, namun kemungkinan besar mereka masih akan mengalami sakit kepala dan migrain.
“Hanya saja, tidak sesering itu jika mereka menghindari pemicunya,” ujarnya.