- Sejumlah dokter ahli di Jepang menyebut penyelenggaraan Olimpiade 2020 di Tokyo hanya akan mempertinggi kasus infeksi Covid-19.
- Pelonggaran aturan perjalanan dari luar negeri diduga bakal menambah banyak kasus positif Covid-19 di Negeri Sakura.
- Bahkan, vaksin disebut hanya sedikit membantu penanganan virus selama Olimpiade dan Paralimpiade 2020.
SKOR.id - Kala para petinggi dan panitia tetap optimistis menyambut Olimpiade Tokyo 2020 pada tahun depan, sikap bertentangan ditunjukkan beberapa pihak di Jepang.
Pihak kontra justru merasa bahwa penyelenggaan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 hanya akan membuka akses masuknya kasus Covid-19 dari luar negeri ke Jepang.
Bahkan, sejumlah ahli kesehatan Jepang merasa penemuan vaksin Covid-19 pun tidak akan bisa menjamin keamanan Olimpiade dan Paralimpiade 2020 dari ancaman Covid-19.
"Infeksi akan meningkat jika Olimpiade tetap diadakan. Saya yakin itu," kata Daiichi Morii, dokter Rumah Sakit Osaka, dilansir Skor.id dari Japan Today.
"Saat ini, virus mungkin sudah terkontrol karena Jepang menahan dan menghentikan sementara aktivitas dari dan ke luar negeri."
"Namun, ketika Olimpiade digelar, maka (kemungkinan) virus akan datang (dari luar negeri) dan jumlah infeksi langsung melonjak," kata Daiichi Morii.
Sementara itu, Profesor Katsunori Yanagihara dari Universitas Nagasaki punya kekhawatiran yang sama terkait risiko lonjakan angka penularan Covid-19 di Jepang.
Menurutnya, Jepang secara statistik cukup terkendali dari penularan Covid-19 karena selama ini menerapkan kebijakan pembatasan pelancong asing.
Akan tetapi, ada pula teori bahwa angka yang tercatat saat ini kemungkinan berbeda dengan kenyataan di lapangan mengingat ada beberapa kasus yang tidak terdeteksi.
Sikap skeptis para ahli ini didukung hasil jajak pendapat dengan sampel warga Tokyo Metropolitan oleh salah satu surat kabar nasional di Jepang, Asahi Shimbun.
Hasilnya 59 persen warga yang menjadi koresponden menyatakan ajang empat tahunan tersebut sebaiknya dibatalkan atau ditunda lebih lama lagi.
Pun jika vaksin bisa ditemukan, tepat sebelum Olimpiade 2020 berlangsung, hal itu dinilai tidak akan banyak mengubah keadaan.
"Bahkan, jika vaksin sudah dikembangkan, kemungkinan kecil bisa disebarluaskan ke berbagai belahan dunia," kata profesor Atsuo Hamada dari Tokyo Medical University Hospital.
Saat ini, berbagai jenis vaksin Covid-19 tengah dikembangkan di berbagai laboratorium yang ada di seluruh dunia.
Ada sekitar 100 jenis vaksin Covid-19 yang kabarnya sudah diramu dan mulai diujikan ke hewan hingga manusia. Namun, belum ada yang terbukti ampuh.
Pada sisi lain, panitia dan pemerintah Jepang masih terus mematangkan persiapan Olimpiade Tokyo 2020 yang direncanakan bergulir pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021.
Tak lupa, mereka juga terus mempersiapkan Paralimpiade 2020 yang rencananya akan bergulir dua pekan setelahnya, yakni pada 24 Agustus hingga 5 September 2021.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Hasil Lengkap UFC 251: Kamaru Usman Sukses Pertahankan Gelarhttps://t.co/tI8gblF95N— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 12, 2020
Berita Olimpiade Lainnya:
Harapan Besar Olimpiade 2020 Usai Gubernur Tokyo Terpilih Lagi
Rumor, Jepang Bakal Longgarkan Izin Perjalanan untuk Atlet Paralimpiade dan Olimpiade 2020