- Qatar menjadi saingan baru Indonesia dalam bidding tuan rumah Olimpiade 2032.
- Selain itu, Indonesia juga harus bersaing dengan Australia, India, Unifikasi Korea, Cina, dan Jerman.
- NOC Indonesia membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah.
SKOR.id - National Olympic Committee (NOC) Indonesia membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah untuk menunjukkan keseriusan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Persaingan untuk menjadi penyelenggara pesta olahraga empat tahunan itu makin ketat setelah Qatar ikut mengajukan bidding. Selain Qatar, Indonesia juga harus bersaing dengan Australia, India, Unifikasi Korea, Cina, dan Jerman.
Meskipun jumlah pesaing bertambah, Presiden NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari mengatakan peluang Indonesia untuk memenangi bidding tuan rumah Olimpiade 2032 tetap terbuka.
"Qatar sudah bersurat kepada IOC (Komite Olimpiade Internasional) untuk ikut proses bidding pekan lalu," ujar Raja Sapta Oktohari kepada wartawan, Rabu (5/8/2020).
"Dengan makin banyaknya peminat untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, kita harus makin menunjukkan keseriusan menjadi tuan rumah,” pria yang akrab disapa Okto itu menambahkan.
Dalam kesempatan ini, Okto juga menegaskan bahwa Indonesia optimistis bisa dipercaya untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Sekaligus untuk mencatatkan sejarah sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang menggelar pesta olahraga terbesar di dunia tersebut.
“Dalam proses ini, NOC membutuhkan dukungan besar dari pemerintah. Selama ini kita belum melakukan hal yang signifikan terhadap keseriusan kita untuk menjadi tuan rumah," tutur Okto. "Langkah keseriusan ini harus segera kita mulai dan tujukkan kepada dunia.”
Okto bersama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berencana melakukan kunjungan ke markas IOC di Lausanne, Swiss, April 2020. Sayang, rencana itu batal menyusul pandemi Covid-19.
Pada sisi lain, NOC Indonesia juga sudah makin intensif membangun komunikasi dengan stakeholder untuk menyamakan persepsi terhadap keinginan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Misalnya dengan kerja sama yang telah dilakukan bersama kantor media dan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kita juga masih perlu menyamakan persepsi dengan seluruh masyarakat bangsa Indonesia bahwa kita mampu menjadi negara Asia Tenggara pertama yang jadi tuan rumah dan menggelar Olimpiade," ujar Okto.
“Kita juga harus bisa meyakinkan dunia bahwa sukses di Asian Games dan Asian Para Games 2018 menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah yang baik nantinya. Ini akan mengubah wajah dan citra bangsa Indonesia di kancah olahraga dunia."
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Olimpiade Lainnya:
Kilas Balik 4 Agustus 1992, Indonesia Kawinkan Medali Emas Bulu Tangkis Olimpiade
Zhao Yunlei, Pebulu Tangkis Pertama Peraih Dua Emas dalam Satu Olimpiade