- Nasihat mantan atlet renang Afrika Selatan, Cameron van der Burgh, ternyata menjadi salah satu pemantik munculnya protes penundaan Olimpiade.
- Para perenang Amerika Serikat, misalnya, yang dalam sebuah poling menyatakan ingin Olimpiade Tokyo 2020 ditunda.
- Sebanyak 70 persen perenang Amerika yang akan turun di Olimpiade dan Paralimpiade tidak ingin Olimpiade digelar di tengah ancaman Covid-19.
SKOR.id - Nasihat mantan atlet renang Afrika Selatan, Cameron van der Burgh, ternyata menjadi salah satu pemantik munculnya protes penundaan Olimpiade.
Wejangan tersebut diterima dengan baik dari para perenang dunia yang tengah mempersiapkan menuju Tokyo 2020.
Para perenang Amerika Serikat, misalnya, yang dalam sebuah poling menyatakan ingin Olimpiade Tokyo 2020 ditunda.
Sebanyak 70 persen perenang Amerika yang akan turun di Olimpiade dan Paralimpiade tidak ingin Olimpiade digelar di tengah ancaman Covid-19.
Sebanyak 41 persen responden menyatakan ingin turnamen empat tahunan tersebut dijadwal ulang.
Sebanyak 34 persen responden mengatakan ingin IOC sesegara mungkin melakukan perubahan jadwal Olimpiade setelah semua data terkumpul.
Baca Juga: Van der Burgh Ceritakan Perjuangan Sembuh dari Covid-19
Sedangkan, 23 persen atlet renang Amerika menginginkan Komite Olimpiade Internasional (IOC) sekarang juga untuk membatalkan turnamen.
Pada Senin (23/3/2020) Cameron van der Burgh membagikan pengalamannya lewat sebuah utas di Twitter
Peraih medali emas Olimpiade 2012 nomor 100 meter gaya dada tersebut membagikan masa-masa sulit yang dia alami selama dua pekan terakhir berkutat dengan Covid-19.
Pada utas tersebut, Cameron van der Burgh Juga memberi wejangan kepada para atlet yang masih berlatih di tengah wabah Covid-19 untuk tidak terlalu ngoyo.
Kesehatan adalah prioritas karena ketika terinfeksi Covid-19 perjuangan akan semakin berat.
Menurut rencana, IOC dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, akan melakukan kontak telepon untuk membahas wacana penundaan tersebut pada Selasa (24/3/2020).
Masa depan tournamen multiolahraga musim panas terbesar di dunia tersebut akan ditentukan dalam hitungan jam.