- Sebuah studi dari Universitas Bristol telah menemukan ikatan kuat antara olahraga dengan sakit kanker.
- Bahwa aktivitas fisik keseluruhan yang tinggi dan waktu duduk yang sedikit cenderung mengurangi risiko kanker payudara.
- Data dikumpulkan dari 76 penelitian yang berpartisipasi dalam Konsorsium Asosiasi Kanker Payudara di Australia dan Eropa Barat.
SKOR.id - Berlari tiga kali seminggu dan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk duduk bisa mengurangi risiko kanker payudara hingga lebih dari sepertiga, menurut penelitian internasional baru.
Studi oleh University of Bristol itu melihat hasil dari lebih dari 131.000 wanita keturunan Eropa untuk melihat bagaimana olahraga itu berdampak pada risiko kanker payudara, bentuk paling umum dari penyakit yang ditemukan pada wanita.
Para peneliti mengatakan ada "bukti kuat" bahwa aktivitas fisik yang lebih besar dan kurang aktivitas cenderung mengurangi risiko kanker payudara.
Wanita yang jogging setidaknya tiga kali seminggu ditemukan memiliki risiko 38 persen lebih rendah terkena penyakit, dengan hasil serupa ditemukan pada wanita yang tetap aktif sepanjang hidup mereka.
Studi yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine itu juga menemukan bahwa latihan intensitas tinggi cenderung menawarkan lebih banyak perlindungan daripada olahraga ringan.
“Studi kami gelah memberikan bukti kuat bahwa aktivitas fisik yang lebih besar secara keseluruhan, aktivitas yang lebih kuat dan waktu duduk yang lebih rendah cenderung mengurangi risiko kanker payudara,” para penulis menyimpulkan.
“Pengadopsian gaya hidup aktif yang lebih luas dapat mengurangi beban dari kanker paling umum pada wanita.”
Aktivitas tersebut dilaporkan dari akselerometer yang dapat dikenakan untuk mengukur tingkat aktivitas dan aktivitas fisik yang kuat yang dilaporkan sendiri.
Untuk mencapai hasil penelitian itu, para peneliti menggunakan pengacakan Mendel untuk mengukur variasi gen di antara subjek untuk menentukan hubungan yang jelas antara olahraga dan risiko kanker mereka.
Data dikumpulkan dari 76 penelitian yang berpartisipasi dalam Konsorsium Asosiasi Kanker Payudara di Australia dan Eropa Barat.
Ini meliputi 77.000 wanita yang sudah didiagnosis menderita kanker payudara dan kelompok pembanding yang terdiri dari 54.452 wanita tanpa penyakit.
Menurut badan internasional Organisasi Kesehatan Dunia untuk penelitian kanker, kanker payudara telah menyumbang 21,4 persen dari semua kasus kanker di Uni Emirate Arab (UEA) pada tahun 2020, tahun terbaru untuk data komparatif.
Dari 4.807 kasus kanker yang didiagnosis pada kedua jenis kelamin pada tahun itu, 1.030 di antaranya adalah kanker payudara.
Ini bukan pertama kalinya ada hubungan positif antara olahraga dan penyakit.
Analisis manfaat olahraga pada wanita yang menerima pengobatan untuk kanker payudara dievaluasi dalam studi terpisah oleh University of Madrid pada tahun 2014.
Saat itu para peneliti menemukan program olahraga yang diawasi mengurangi efek samping perawatan dan meningkatkan kualitas hidup dan kelangsungan hidup pasien.
Menurut dokter, rasio lingkar pinggang dan pinggul yang tinggi telah dikaitkan dengan beberapa penyakit, bukan hanya kanker payudara.***
Berita Entertainment Bugar Lainnya:
Memahami Kanker Payudara, yang Menghantui Olivia Newton-John selama 30 Tahun sebelum Meninggal
Conor McGregor Sumbang Rp169 Juta untuk Bantu Penderita Kanker Payudara