- Pembalap sepeda tim Ineos Geraint Thomas ingin mengumpulkan dana Rp1,9 miliar) untuk NHS Charities Together.
- Geraint Thomas akan bersepeda dengan menggunakan Zwift, platform latihan virtual, selama tiga hari.
- Atlet 33 tahun ini terinspirasi ibunya yang kembali bertugas sebagai perawat selama pandemi Covid-19.
SKOR.id – Geraint Thomas telah menaklukkan Alpe d'Huez dan mendaki Mont Ventoux. Kini dia melakoni ujian terberat dalam kariernya - bahkan tanpa meninggalkan rumah.
Atlet balap sepeda yang menjuarai Tour de France (TdF) 2018 itu berencana mengumpulkan 100 ribu pound (sekitar Rp1,9 miliar) untuk didonasikan bagi para petugas medis.
Dana akan disalurkan melalui NHS Charities Together, lembaga nasional yang mewakili 140 badan amal kesehatan di seluruh Britania Raya, dalam memerangi wabah Covid-19.
Untuk mewujudkan misinya, Geraint Thomas menetapkan tantangan mengendarai sepeda turbotrainer selama 12 jam berturut-turut selama tiga hari.
Tantangan hari pertama telah berhasil dilampaui oleh atlet asal Wales yang sekarang tergabung dalam tim Ineos tersebut tanpa kesulitan.
Baca Juga: (Eksklusif) Egy Maulana Vikri: Berlatih dengan Alat Khusus saat Lockdown
"Idenya adalah untuk mencerminkan shift 12 jam pekerja NHS," ujar Thomas sebelum memulai perjalanan epiknya pada jam 7.30 pada Rabu (15/4/2020) pagi.
Hanya, Geraint Thomas, 33 tahun, berpikir jika tantangan yang dilakoninya ini akan jauh lebih sulit daripada tahapan dalam TdF.
“Sebagai permulaan, Anda tidak berlomba, saya hanya mengayuh sepeda sendiri di dalam garasi rumah saya di Cardiff,” kata Thomas mengungkapkan.
“Dari faktor waktu, tiga hari dan 36 jam. Itu mendekati delapan atau sembilan tahap (etape) Tour de France. Volume balapannya juga lebih padat,” ia menambahkan.
Waktu terlama yang pernah ditempuh Geraint Thomas dengan sepeda adalah 8 jam 35 menit di Mallorca pada Desember lalu, ketika berlatih mengelilingi pulau di Spanyol itu.
“Secara fisik (tantangan) ini lumayan sulit. Kaki, jantung, dan paru-paru saya seharusnya baik-baik saja. Masalah ada di titik kontak yaitu tangan dan pinggul,” kata Thomas.
“Secara mental juga lebih sulit lagi karena saya tidak memiliki keunggulan kompetitif yang besar untuk membuat saya terus dan tetap balapan.”
Geraint Thomas akan bersepeda menggunakan Zwift, sebuah platform pelatihan virtual yang memungkinkan orang lain untuk bergabung dengannya.
Thomas ingin mengajak siapa saja, khususnya publik Britania Raya, untuk turut berdonasi bagi staf NHS dengan melakukan tantangan bersepeda dengannya.
Legenda rugbi asal Wales, Shane Williams, telah mendaftarkan diri untuk bergabung, dan Thomas masih mencoba mengajak atlet rugbi George North dan Gareth Thomas.
“Shane senang ikut bergabung. Dan saya terus berusaha menggertak George North, tetapi dia menolak,” kata pembalap yang mewakili Britania Raya di Olimpiade itu.
Setidaknya, selama proses menjalani aksi amalnya tersebut, Geraint Thomas tidak hanya akan mengayuh sepeda statis sepanjang waktu.
“Saya akan melakukan Instagram Live, menelepon beberapa teman. Mungkin juga sambil menonton acara Netflix dan Formula 1: Drive to Survive.”
Ternyata, Geraint Thomas terinspirasi ibunya, Hilary, yang memutuskan keluar dari masa pensiunnya dan kembali menjadi perawat untuk memerangi pandemi Covid-19.
Day one ✅ #GsNHSZwiftShifts
Time to do it all again...
Donate here: https://t.co/V4yNaiULZY pic.twitter.com/H4aDZ7JdZL— Geraint Thomas (@GeraintThomas86) April 16, 2020
“Ibu saya bekerja di Velindre Cancer Centre, Cardiff selama 30 tahun. Pensiun tiga kali tapi saat pandemi ini datang, dia kembali. Ibu bertugas dua hari dalam seminggu.”
Selain sang ibu, pria pendamping pernikahan Thomas dengan Sara Elen pada 2015 lalu juga seorang dokter di Rumah Sakit St. Helens, Wales.
“NHS sangat berarti bagi semua orang. Banyak dari keluarga dan sahabat kami yang bekerja di sana. Semua mengerti seberapa besar komitmen mereka untuk kesehatan,” kata Thomas.
Baca Juga: Pertama sejak Perang Dunia II, Balap Sepeda Tour de Suisse Dibatalkan
Setelah menyelesaikan tantangan bersepeda di rumah, setidaknya, Geraint Thomas memiliki rencana yang jelas untuk dua hari ke depan.
Karena sehari sebelumnya datang konfirmasi jadwal Tour de France 2020 akan dipindahkan, dari yang awalnya pada 27 Juni digeser ke 29 Agustus mendatang.
Terkait pandemi Covid-19, pihak panitia terpaksa menggeser salah satu ajang yang masuk kategori grand tour Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI) tersebut.
Terakhir kali Tour de France dibatalkan sama sekali adalah pada 1946 silam, ketika Prancis masih terpengaruh dampak dari Perang Dunia II.
“Saya masih berpikir (TdF) hanya akan tertunda hingga Agustus atau September. Sulit ketika Anda tidak tahu kapan balapan bergulir, tetapi Anda perlu tetap optimistis,” ujar Thomas.