- Kritik yang dilayangkan Shin Tae-yong berbuntut panjang, ia diminta segera kembali ke Indonesia.
- Pelatih asal Korea Selatan itu diberi tenggat waktu hingga akhir Juni untuk memimpin latihan timnas Indonesia U-19.
- Shin Tae-yong bisa menyusul dua pendahulunya yang berhenti dari timnas Indonesia sebelum menjalani debut resmi.
SKOR.id - Isu pemecatan Shin Tae-yong dari timnas Indonesia bergulir setelah sang pelatih menyuarakan kekecewaannya terhadap PSSI.
Shin Tae-yong memberikan kritik terbuka kepada PSSI melalui media Korea Selatan pada Kamis (18/6/2020).
Dalam wawancara tersebut, Shin Tae-yong berniat membawa timnas Indonesia U-19 untuk menjalani pemusatan latihan (TC) di Korea Selatan karena situasi yang lebih kondusif.
Namun, usulan tersebut ditentang oleh PSSI yang menginginkan TC tetap digelar di Indonesia agar dapat terpantau.
Selain itu, Shin juga mengomentari pengunduran diri pengurus PSSI yang menurutnya punya peran baik yakni Ratu Tisha.
Komentar pedas Shin tersebut mendapat respons dari PSSI yang kemudian membentuk Satuan Tugas (Satgas) timnas Indonesia.
Ketua Satgas timnas Indonesia, Syarif Bastaman, meminta Shin Tae-yong untuk menjelaskan komentarnya dan segera kembali ke Tanah Air.
Syarif memberi tenggat waktu untuk sang pelatih asal Korea Selatan itu menemui anak asuhnya dan menggelar latihan di lapangan.
Jika tidak pekan depan, kata Syarif, Shin bisa saja didepak dari timnas Indonesia.
"Kalau tak datang bagaimana sih. Ya, kalau tak datang harus kami evaluasi, mungkin dipecat," tutur Syarif kepada wartawan melalui sambungan telepon, Jumat (19/6/2020).
"Sejago siapapun dia, namanya (Sir Alex) Ferguson (mantan pelatih Manchester United), kalau sudah terikat kontrak, ya melatih," ia menambahkan.
Kabar pemecatan Shin Tae-yong ini cukup menggegerkan, sebab eks-pelatih timnas Korsel di Piala Dunia 2018 itu belum sekali pun menjalani debut di tim Garuda lintas umur.
Shin dikontrak pada Januari 2020 sebelum membawa timnas U-19 jalani TC di Cikarang dan Thailand hingga akhir Januari.
Itu merupakan satu-satunya TC yang dijalani Shin Tae-yong bersama timnas Indonesia U-19.
Pandemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia pada Maret lalu membuat seluruh kegiatan sepak bola terhenti dan agenda timnas Indonesia pun berantakan.
Kembali ke nasib Shin Tae-yong, PSSI punya pengalaman memecat pelatih sebelum melakoni partai debutnya.
Tercatat ada dua pelatih yang harus mundur dari timnas Indonesia sebelum tampil di ajang resmi, yakni:
1. Luis Manuel Blanco
Kisah Luis Blanco di timnas Indonesia bisa terbilang yang paling tragis sejauh ini.
Blanco datang ke timnas Indonesia pada 7 Februari 2013 setelah Presiden RI kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono, menggelar pertemuan dengan Presiden Argentina, Cristina Elisabet Fernandez.
Nahas, Blanco datang saat suasana PSSI tak kondusif. Dualisme dan konflik kepentingan membuat PSSI terpecah.
Setelah diperkenalkan oleh Djohar Arifin, Ketua Umum PSSI saat itu, Blanco ditargetkan mengangkat prestasi timnas Indonesia di SEA Games 2013, Piala AFF 2014, dan Kualifikasi Piala Asia 2015.
Di kalangan pemain muncul gelombang protes atas penunjukkan Blanco. Dilansir dari berbagai sumber, para pemain mempertanyakan metode latihan Blanco yang menurut mereka aneh.
Blanco menggembleng fisik pemain dengan cara ekstrem sehingga penolakan pun bermunculan. Bahkan, pemain timnas Indonesia sempat mogok latihan.
Kabar lain menyebutkan keputusan kontroversial Blanco dengan memecat 14 pemain karena alasan indisipliner membuat skuad Indonesia meradang.
Puncaknya, para pemain menggelar konferensi pers untuk menyatakan ketidaksukaan mereka kepada Blanco.
"Mewaliki teman-teman yang gelisah melihat tindak-tanduk pelatih, kami bersepakat meminta PSSI untuk memecat Luis Blanco dan kemudian mencari pelatih baru," ucap Firman Utina, kapten timnas Indonesia, di hadapan para wartawan.
Pada 18 Maret 2013, melalui Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, Badan Tim Nasional mencopot Blanco dari posisi pelatih.
"Blanco untuk sementara digeser menjadi Direktur Teknik," ujar Wakil Ketua BTN Harbiansyah Hanafiah, seusai Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta, Minggu 17 Maret 2013 malam.
Posisi Blanco digantikan oleh duet Rahmad Darmawan-Jacksen F Tiago yang memimpin timnas U-23 tampil di SEA Games 2013.
Kurang lebih hanya sebulan Blanco menduduki posisi pelatih timnas Indonesia, catatan itu sekaligus menjadikannya pelatih tersingkat yang menangani tim Merah Putih.
Plus, Blanco juga belum dapat kesempatan mencicipi debut bersama timnas Indonesia.
2. Pieter Huistra
Pieter Huistra mulanya ditunjuk menjadi Direktur Teknik Timnas Indonesia pada Desember 2014.
Setahun kemudian ia diangkat menjadi pelatih interim untuk menyiapkan tim di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Kualifikasi Piala Asia 2019.
Namun belum sempat bertugas, Huistra dipaksa meletakkan jabatannya.
Bukan karena metode latihan seperti yang dialami Blanco, Huistra hengkang karena sepak bola Indonesia yang bermasalah.
Pada 2015 FIFA membekukan sepak bola Indonesia, termasuk level timnas, karena intervensi dari pemerintah.
Karena itulah Huistra akhirnya tak sempat memimpin Indonesia di ajang resmi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Esai Foto: Stadion Lebak Bulus dari Pelita Jaya Hingga Persija Serta Kenangan Jakmaniahttps://t.co/Afo7as2fgO— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 20, 2020
Berita Timnas Indonesia Lainnya:
Lima Pemain Muda Persija Jakarta Kembali Dipanggil TC Timnas Indonesia U-19
Timnas Indonesia Sangat Mungkin Ditangani Indra Sjafri Jika Shin Tae-yong Didepak