- Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, menyebut pemotongan gaji pemain tak perlu diperdebatkan lagi.
- Achsanul Qosasi menyebut pemain harus paham dengan situasi yang terjadi dan tidak pikirkan diri sendiri.
- Petinggi Badan Pemeriksa Keuangan ini sebut perjanjian pemain dengan klub bukan perjanjian dagang.
SKOR.id - Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, menanggapi protes Asosiasi Pesepak bola Profesiona Indonesia (APPI) perihal pemotongan gaji pemain.
Menurut Achsanul Qosasi, pemotongan gaji seharusnya tidak diperdebatkan lagi karena para pemain, terutama skuad Madura United, sudah menerima keputusan tersebut.
Ia pun berharap pemain-pemain di klub lainnya melakukan hal yang sama, karena situasi yang terjadi saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca Juga: Bisnis Striker Madura United Ini Bisa Terganggu jika Kompetisi Berhenti
"Para pemain Madura United tidak ada yang keberatan dengan keputusan PSSI, semua pemain bahkan sudah menandatangani persetujuan darurat," ucap Achsanul.
Lelaki yang juga menjabat di Badan Pemeriksa Keuangan itu meminta para pemain turut berempati dengan situasi yang ada dan tak pikirkan diri sendiri.
Pasalnya, keadaan darurat yang timbul karena virus corona atau covid-19 telah merugikan banyak pihak di dunia sepak bola, tidak hanya pemain.
Dengan kondisi dan beban kerja untuk pemain yang tidak terlalu berat dalam beberapa bulan ke depan, gaji 25% disebut Qosasi sudah adil.
"Para pemain Madura United harus ikut empati dengan situasi ini. Lagi pula mereka sudah terima uang muka cukup besar di awal musim," ucap Achsanul.
"Selain itu, mereka juga masih dapat gaji penuh sampai bulan Maret dan baru bulan April hingga tiga bulan ke depan, mereka terima gaji 25 persen," ia menambahkan.
Selain itu, Achsanul juga menjelaskan bahwa perjanjian antara pemain dengan klub bukan perjanjian dagang, melainkan perjanjian kerja.
Baca Juga: Masa Karantina, Gelandang Madura United Ini Asah Bakat Terpendam
Ia pun menanggapi keluhan bahwa pemain tidak dilibatkan dalam mengambil kebijakan, sebagaimana dipersoalkan oleh APPI.
"Pemain, selaku pekerja harus tunduk kepada keputusan regulator yaitu PT LIB dan PSSI. Jika regulator sudah buat keputusan tidak perlu lagi berembuk dengan pemain," ujarnya.