- Setidaknya ada lima Cinderella Story paling ikonik dalam sejarah liga basket Indonesia.
- Satria Muda juara KOBATAMA 1999 setelah pada musim sebelumnya berstatus juru kunci.
- Jangan lupakan kesuksesan West Bandits Solo lolos ke semifinal IBL pada musim debut.
SKOR.id - Cinderella merupakan tokoh karangan Disney nan legendaris dan bercerita soal anak perempuan miskin dan selalu disiksa ibu tiri yang menjadi kaya karena dipersunting pangeran.
Saking populernya, Cinderella Story juga kerap dikaitkan olahraga. Dalam hal ini, kisah giant leap atau lompatan besar sebuah klub, tim, maupun atlet.
Misalnya dalam sejarah liga basket di Indonesia, banyak tercipta Cinderella Story. Salah satunya kesuksesan Satria Muda juara KOBATAMA 1999.
Jangan lupakan pula keberhasilan West Bandits Solo ke semifinal Indonesian Basketball League (IBL) 2021. Padahal, berstatus debutan.
Berikut 5 Cinderella Story paling ikonik dalam sejarah liga basket Indonesia:
1. Satria Muda - Juara KOBATAMA 1999
Setelah didirikan oleh Doedi Gambiro pada 1993, Satria Muda baru ikut KOBATAMA tiga tahun kemudian. Namun, mereka tak langsung kompetitif.
Bahkan, boleh dibilang, pada era awal keikutsertaan Satria Muda dalam liga basket kasta tertinggi nasional, mereka hanyalah sebuah tim gurem.
Misalnya, KOBATAMA 1998, di mana Satria Muda hancur lebur sampai-sampai hanya menempati juru kunci klasemen pada musim tersebut.
Perjalanan klub yang kini bermarkas di BritAma Arena, Mahaka Square, Jakarta, berubah 180 derajat setelah dibeli Erick Thohir usai KOBATAMA 1998.
Erick Thohir berhasil mewujudkan manajemen klub yang profesional yang berimbas pada tim kompetitif di bawah asuhan Rastafari Horongbala.
Setelah dipegang Erick Thohir, yang kini Menteri BUMN, Satria Muda tak butuh waktu lama untuk keluar sebagai juara kompetisi yang diikuti.
Pada musim pertama kepemimpinan Erick Thohir, Satria Muda langsung menjuarai KOBATAMA 1999 dengan mengalahkan Bhineka Solo di final.
2. Yanuar Dwi Priasmoro - MVP NBL Indonesia 2011-2012
Most Valuable Player (MVP) NBL Indonesia 2011-2012 bukan berasal dari tim papan atas, melainkan papan tengah, Bima Sakti Nikosteel Malang.
Yanuar Dwi Priasmoro yang tidak diperhitungkan, kala itu, secara mengejutkan berhasil menyabet penghargaan pemain terbaik.
Dia bahkan bersaing dengan sederet nama beken seperti Kelly Purwanto, Andy Batam Poedjakusuma, Pringgo Regowo, dan Rony Gunawan.
Namun, Yanuar Dwi Priasmoro mampu membuktikan bisa bersinar bersama Bima Sakti Nikosteel Malang dan mencetak 17,8 poin per gim (PPG).
3. Stadium Jakarta hentikan dominasi Satria Muda
Stadium Jakarta sejatinya tidak termasuk dalam daftar klub Big 5 pada NBL Indonesia 2012-2013.
Publik lebih sering menyebut Satria Muda, Aspac Jakarta, Pelita Jaya Jakarta, CLS Knights Surabaya, dan Garuda Bandung, untuk tim-tim besar.
Tapi, Stadium mampu menghentikan rentetan enam gelar Satria Muda. Pada babak delapan besar, mereka berhasil menyingkirkan Satria Muda.
Sayang, perjalanan mereka akhirnya terhenti di semifinal. Secara antiklimaks, klub tersebut dibantai oleh Pelita Jaya dengan skor telak, 44-83.
4. Kaleb Ramot Gemilang - MVP IBL 2018-2019
Sebelum bergabung dengan Stapac Jakarta pada IBL 2018-2019, Kaleb Ramot Gemilang memang sudah berstatus sebagai pemain hebat.
Bahkan, dia jadi pilar CLS Knights Surabaya saat keluar sebagai juara IBL 2016. Namun, kariernya jatuh saat tim itu pindah ke ASEAN Basketball League (ABL).
Hal ini karena ABL memperbolehkan tim peserta memakai jasa pemain asing, plus pemain asing keturunan Indonesia. Akibatnya, dia jarang main pada 2017-2018.
Kondisi tersebut membuat Kaleb Ramot Gemilang memutuskan untuk meninggalkan CLS pada 2018 dan bergabung dengan Stapac Jakarta.
Keputusan itu pun berbuah manis. Kaleb Ramot Gemilang sulit dihentikan dan menjadi MVP serta membawa Stapac juara IBL 2018-2019.
5. West Bandits Solo - Lolos Semifinal IBL 2021
Berawal dari sebuah komunitas basket, West Bandits Solo memberanikan diri naik kasta menjadi klub profesional dan ikut IBL 2021.
Tanpa pengalaman tampil di liga kasta tertinggi, klub ini justru berhasil menembus semifinal IBL 2021 dengan menundukkan Prawira Bandung.
Padahal, saat di play off, Prawira Bandung diperkuat oleh salah satu andalan timnas basket Indonesia, Abraham Damar Grahita.
View this post on Instagram
Berita Basket Lainnya:
Perbasi Undang 25 Pemain Muda Ikut Seleksi Tahap Pertama, Ini Daftarnya