- Demi menggelorakan demam Piala Dunia FIBA 2023, Perbasi akan menggelar kompetisi di 80 kota mulai 2022.
- Selain menggelorakan Piala Dunia FIBA 2023, kompetisi diadakan demi memperbanyak jam terbang para pemain di daerah.
- Ketum Perbasi menyaratkan setiap kota harus mampu menggelar kompetisi selama tiga bulan.
SKOR.id - Desentralisasi kompetisi menjadi program yang ditetapkan PP Perbasi dalam Rapat Pleno di Robinson Cisarua Resort, Bogor, 22-24 Oktober 2021.
Salah satu yang ditetapkan Perbasi adalah mengadakan kompetisi lokal di 80 kota di Indonesia mulai 2022 mendatang.
Selain untuk program desentralisasi, kompetisi ini bertujuan menambah animo masyarakat dan menyebabkan "deman" Piala Dunia FIBA 2023.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Perbasi bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres), George Fernando Dendeng, mengatakan kompetisi ini bakal menggelorakan semangat masyarakat.
Untuk 80 kota/kabupaten tersebut, Perbasi memberikan kesempatan Pengurus Provinsi (Pengprov) di seluruh Indonesia melakukan pengajuan.
Kota dengan pemain potensial terbanyaklah yang akan dipilih oleh Perbasi untuk menggelar kompetisi tersebut.
"Selain menggelorakan Piala Dunia FIBA 2023, kami juga ingin mencari bibit pemain masa depan Timnas Basket Indonesia," ucap George, Sabtu (23/10/2021).
Soal kompetisi yang akan dipertandingkan, George mengatakan setiap daerah berpotensi menggelar kelompok umur yang berbeda-beda.
"Setiap daerah berpotensi memiliki kompetisi di daerah seperti ini, bahkan sampai Papua," ucap George.
Adapun peserta kompetisi di 80 kota ini diikuti oleh klub-klub amatir setempat. Perbasi menegaskan bahwa minimal harus ada 10 klub per kota/kabupaten.
Sementara itu, Danny Kosasih selaku Ketua Umum (Ketum) Perbasi menegaskan bahwa setiap Kota/Kabupaten harus mampu menggelar kompetisi selama tiga bulan.
Seluruh pertandingan menurut rencana akan digelar setiap akhir pekan, yakni Jumat, Sabtu, dan Minggu.
View this post on Instagram
Kata Danny Kosasih, kompetisi di kota/kabupaten ini memang bertujuan membuat setiap pemain daerah memiliki jumlah pertandingan yang banyak setiap tahunnya.
"Untuk membentuk pemain junior, mereka harus bermain pada pertandingan resmi sebanyak mungkin," katanya.
Menurutnya, lewat kompetisi seperti ini, Perbasi tak melulu mengandalkan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dalam mencari bibit pemain.
Berita Basket Lainnya:
Wawancara Eksklusif Riko Hantono: Jadi Juara adalah Hal Kecil, Prosesnya yang Berkesan
Alasan Perbasi Pilih AS untuk TC Timnas, Salah Satunya Mudah Cari Lawan Tanding